Seorang anak, entah dia dengan kebutuhan special atau tidak, tetaplah seorang anak.
Seorang anak dengan keinginannya, dengan dunianya, dan pemikirannya.
Pelajaran yang sangat berharga bagi saya,
Adalah hal sederhana, Dzaki anak saya dengan kebutuhan special, yang saya kira selama ini mungkin tidak "aware", "tidak tertarik", atau "belum paham" tentang perayaan Ulangtahun.
3 kali ulangtahunnya dirayakan dirumah, bersama keluarga besar.
Saya rasa, belum saatnya mengadakan pesta yang lebih ramai, disekolah atau di rumah makan.Bahkan seingat kami, Dzaki selalu terganggu di dalam suasana berisik dan musik dengan banyak orang. Beberapa kali kami ke ulangtahun anak saudara atau teman, berakhir dengan Dzaki menangis gelisah, dan kamipun cepat2 pulang.
Namun hari ini, betapa saya dikejutkan. Bahwa anak saya telah "mengerti" dan punya keinginan akan pesta ulangtahun.
Hari ini ada perayaan ultah teman di sekolahnya. Acar tiup lilin, menyanyi dan memberikan kado. Kata baby sitternya, Dzakipun maju ikut meniup lilin di kue tart, selain itu diapun menghampiri tumpukan kado dan ingin membukanya. Tentu saja tidak boleh, karena hari ini bukan ulang tahunnya.
Dzakipun ngambek, menangis di pojok kelas. Perlu waktu untuk membujuknya pulang seusai pesta.
Saya senang, karena Dzaki sudah dapat menikmati kemeriahan pesta, dengan banyak teman dan musik. Namun saya sedih, karena ultahnya sudah berlalu bulan lalu, dan Dzaki tidak mendapatkan perayaannya di sekolah. Saya berjanji, tahun depan adalah pestanya yg keempat dan disekolah, bersama teman temannya.
Monday, February 16, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)