Wednesday, December 24, 2008

New Year Eve

Akhir tahun ini liburan mama cukup panjang, dr 25 Deseber sampai 5 Januari next year. Wow senang banget, sayang Papa natal tetep masuk, dan seharusnya 30-31 masuk (tapi maksa cuti).

Dzaki mau "mudik" ke Yogya, naik mobil, sama papa, mama dan suster.
Mau ke rumah tante Yeni, ke rumah nenek dan eyang buyut. Rencana hiking dan berenang sepuasnya.Nginep di rumah tante Yeni, biar bisa main sepuasnya dengan sepupu2 .Dzaki paling suka main dengan anak kakak saya, yg berusia 4 tahun. Namanya Haznan, dia pandai sekali menghibur Dzaki.

Rekan rekan yang merayakan Natal, Selamat Hari Natal. Dan Selamat Tahun Baru buat semua.
Saya berdoa, agar Tuhan memberikan jalan lebih mudah bagi kami , kesehatan dan perkembangan yang baik untuk Dzaki, untuk Daffa, dan juga anak anak lain.

Thursday, December 18, 2008

The Hardest Part

The hardest part (from my side) of having children with special need is not the child condition itself. It's how to open our spouse or our family minds about the child condition and to tell them what to do for helping the children.

Dan ini sering saya alami. Ketika mulai mengkhawatirkan perkembangan Dzaki di usianya yg ke 15 bulan, suami saya selalu berkata "kamu terlalu kawatir, dia baik baik saja kok". Dan akhirnya saya urung menanyakan ke ahli syaraf anak.

Di usia ke 18 bulan, saya tidak dapat menahan diri lama, dengan ngotot saya membawa Dzaki ke ahli syaraf anak, yang saat itu mulai berputar2, menjedot2kan kepala ke tembok, dan kata2nya hilang. Itupun di jalan kami perlu berdebat lama. Menurut suami saya saya terlalu curigaan, banyak anak2 kecil yang begitu ga papa. Saya sangat bersyukur bahwa saat itu saya adalah orang yang sangat ngotot.

Kami ke dua ahli syaraf anak, dan mendapatkan diagnosa yang sama PDD NOS (dan semacamnya), dan anak kami harus terapi. Itupun masih diwarnai ketidakpercayaan suami saya
saat mengantar ke tempat terapi dgn mengomel saat menyetir "Ngapain sih harus kesini".
Yang saya lakukan hanya menutup kuping rapat rapat .

Susah memang, bahkan 1 tahun menjalani terapi inipun, dan walau suami sdh mendengar penjelasan dokter maupun terapis, tetap kadang2 dalam situasi tertentu, dia berpikir lain. Misalnya belum lama ini saat Dzaki sakit tenggorokan dan menangis sepanjang hari, menurut suami saya "Dzaki kesambet penunggu pohon yg sdng dipotong di lapangan samping rumah".

Pun saat ini, saya sedang memikirkan pasti ada yg masih missing, krn 2 tahun pertumbuhan fisik Dzaki kurang, makan susah, dan saya yakin ada di dalam tubuhnya mungkin hrs ada yg diperiksa, entah pencernaannya atau apa, kalau diskusi dgn teman dan baca di internet anak2 autis banyak yg mengalami bocor usus atau alergi logam.Terapi saya yakin hanya salah satu dr upaya saja, dan harus didukung dgn yg lain.

Saat saya sampaikan ini, tanggapan suami saya adalah " kamu terlalu banyak baca internet. Kamu terlalu paranoid ga percaya dokter, kan dokter ga bilang apa2 ttg alergi atau usus bocor" atau "kan Dzaki sudah terapi"

Bisa jadi, saya salah, bisa jadi kasus alergi itu jg tdk terjadi pada anak saya. Tapi rasanya tdk ada salahnya dicoba, lebih baik drpd tidak. Krn dua tahun ini kemajuan Dzaki jg belum bisa dikatakan menggembirakan, saya tetap akan ngotot untuk mencoba konsultasi ke ahli gastro dan alergi.

"Maaf ya nak, terpaksa kali ini mamamu harus ngeyel, demi kebaikan kamu"

Indomie tahu panggang

Masih menu berbahan dasar indomie, berhubung akhir2 ini sibuk, malam begadang, pagi buru buru ga sempat sarapan. Rebus2 , aduk aduk dan panggang sambil ditinggal mandi pagi. Dimakan di jalan atau di kantor. Selain itu dgn resep ini suamiku jadi mau makan tahu. Sblumnya dia ga mau makan tahu katanya rasanya hambar hu hu.

Bahan:
1. 3 bungkus indomie rebus tanpa bumbu, tiriskan
2. 5 buah tahu putih kecil, haluskan pakai garpu
3. 1 butir bawang bombay potong kotak2 kecil
4. Mentega untuk menumis
5. Merica bubuk 1 sdt
6. Garam 1 sdt
7. Penyedap 1 sdt (optional)
8. Keju 50 gram, parut
9. 300 ml air
10. telor 2 butir kocok lepas
11. Tepung terigu sdm

Cara :
1. Di pinggan anti panas, campur indomie dan tahu
2. Tumis bawang bombay sampai harum dgn mentega, tuang ke pinggan, campur rata
3. Tambahkan keju parut, aduk rata
4. Campur air, tepung terigu, telor, garam, merica, penyedap (optional), aduk rata. Tuang ke pinggan
5. Bakar di api sedang sampai matang (kuning kecoklatan)
6. Sajikan hangat dgn saus sambal botolan.

Wednesday, December 17, 2008

Maafkan Mama ya Nak

Nak, maafin Mama ya,
Jika Mama belum dapat menjadi
orangtua yang sempurna bagimu

Mama masih harus banyak belajar
Memahamimu
Mengerti kebutuhanmu
Dan merespon sesuai harapanmu

Kamu adalah pemberian Tuhan yang sempurna
Tidak ada yang salah pada dirimu
Dan yang terjadi juga bukan salahmu

Mamalah yang harus banyak belajar
Untuk menempatkan diri
Agar bisa membimbingmu dengan lebih baik

Tulisan dr blog lain, sebagai pengingat

Sabda Rosulullah :“Barang siapa yang tidak mengasihani, dia tidak akan dikasihani”
Sebagai orang tua, khususnya Ibu, memberikan perhatian penuh dan ikhlas kepada anak, InsyaAllah dikemudian hari kelak dia akan diperlakukan penuh kasih sayang oleh anak-anak mereka.
Fenomena yang ada saat ini adalah kebanyakan Ibu-ibu yang supersibuk rela menitipkan anak-anak mereka pada tempat penitipan anak, sementara dia mengejar duniawi bersaing dengan sang suami. Maka tak heran jika semakin banyak pula kaum tua renta yang dititipkan di panti jompo oleh anak-anak mereka.
Islam mengajarkan kasih sayang tiada batas pada hubungan kekeluargaan antara Bapak, Ibu dan anak. Saat anak masih bayi Islam menekankan agar disusuinya bayi dengan kasih saya selama 2 tahun, kemudian membimbngnya dan mengajarinya dengan kasih saya sampai dia mengawinkannya. Dan anak-anak wajib memperhatikan dan menyayangi para orang tua mereka yang sudah mulai tua renta. Anak-anak mereka saling berebut bergilir mengajak orang tua untuk menginap..sambil ditemani cucu-cucunya.
Oh…betapa indah dan mulianya kekeluargaan seperti itu.
Bukan menakut-nakuti para Ibu-ibu yang berkarir. Hanya saja kenyataan di depan mata sudah jelas. Apa yang kita lihat dalam dunia nyata adalah ayat-ayat Allah.
Silahkan berkarir, tapi janganlah engkau kurangi sentuhan-sentuhan lembut jari-jemarimu saat menghantarkan dia bubuk, saat dipinta-nya engkau bercerita sebelum tidur, saat bangunnya dia dari tidur, saat dia bercerita dengan suka-cita sepulang dari sekolah. Jangan engkau biarkan dia dari sepi-nya sentuhanmu…
Maka, janganlah engkau menangis dan bersedih manakala anak-anakmu menangis tersedu-sedu saat ditinggalkan mbak asuhnya.

Tuesday, December 16, 2008

Foto Foto Dzaki Baby





























Nama nama Panggilan Dzaki

Sering orang tua memanggil anak dengan panggilan panggilan yang cute untuk kesayangan.
Panggilan favorit mama untuk Dzaki :
1. Jaki
2. Adek Jaki
3.Bayi Manis
4. Bayi Beruang (krn dia sooo Cuddly)
5. Koala
6.Wortel Manis (krn suka wortel)

Hohoho rasanya puas2kan memanggil panggilan2 ini selama batita, untuk terapi dan keseharian, harus dibiasakan memanggil dgn namanya : Dzaki

Arti nama Dzaki adalah : kuat, cerdas

Wednesday, December 10, 2008

Artikel-menarik untuk bacaan

AKu dapat dari milis Putera Kembara

ANAK-ANAK KARBITAN

Oleh: Dewi Utama Faizah*Anak-anak yang digegasMenjadi cepat mekar

Cepat matang Cepat layu...Pendidikan bagi anak usia dini sekarang tengah marak-maraknya. Dimana manaorang tua merasakan pentingnya mendidik anak melalui lembaga persekolahan yang ada. Mereka pun berlomba untuk memberikan anak-anak mereka pelayananpendidikan yang baik. Taman kanak-kanak pun berdiri dengan berbagai rupa,di kota hingga ke desa. Kursus-kursus kilat untuk anak-anak pun jugabertaburan di berbagai tempat.Tawaran berbagai macam bentuk pendidikan ini amat beragam. Mulai dari yangpuluhan ribu hingga jutaan rupiah per bulannya. Dari kursus yang dapatmembuat otak anak cerdas dan pintar berhitung, cakap berbagai bahasa,hingga fisik kuat dan sehat melalui kegiatan menari, main musik danberenang. Dunia pendidikan saat ini betul-betul penuh dengan denyutkegairahan. Penuh tawaran yang menggiurkan yang terkadang menguras isikantung orangtua ...Captive market .Kondisi diatas terlihat biasa saja bagi orang awam. Namun apabila kitaamati lebih cermat, dan kita baca berbagai informasi di intenet danlileratur yang ada tentang bagaimana pendidikan yang patut bagi anak usiadini, maka kita akan terkejut! Saat ini hampir sebagian besarpenyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak usia dini melakukan kesalahan.Di samping ketidak patutan yang dilakukan oleh orang tua akibatketidaktahuannya!Anak-Anak Yang Digegas...Ada beberapa indikator untuk melihat berbagai ketidakpatutan terhadapanak. Di antaranya yang paling menonjol adalah orientasi pada kemampuanintelektual secara dini. Akibatnya bermunculanlah anak-anak ajaib dengankepintaran intelektual luar biasa. Mereka dicoba untuk menjalaniakselerasi dalam pendidikannya dengan memperoleh pengayaankecakapan-kecakapan akademik dl dalam dan di luar sekolah.Kasus yang pernah dimuat tentang kisah seorang anak pintar karbitan initerjadi pada tahun 1930, seperti yang dimuat majalah New Yorker. Terjadipada seorang anak yang bernama William James Sidis, putra seorangpsikiater. Kecerdasan otaknya membuat anak itu segera masuk HarvardCollege walaupun usianya masih 11 tahun. Kecerdasannya di bidangmatematika begitu mengesankan banyak orang.Prestasinya sebagai anak jenius menghiasi berbagai media masa. Namun apayang terjadi kemudian ? James Thurber seorang wartawan terkemuka. padasuatu hari menemukan seorang pemulung mobil tua, yang tak lain adalah William James Sidis. Si anak ajaib yang begitu dibanggakan dan membuatorang banyak berdecak kagum pada beberapa waktu silam.Kisah lain tentang kehebatan kognitif yang diberdayakan juga terjadi padaseorang anak perempuan bernama Edith. Terjadi pada tahun 1952, dimanaseorang Ibu yang bemama Aaron Stern telah berhasil melakukan eksperimenmenyiapkan lingkungan yang sangat menstimulasi perkembangan kognitifanaknya sejak si anak masih benapa janin.Baru saja bayi itu lahir ibunya telah memperdengarkan suara musik klasikdi telinga sang bayi. Kemudian diajak berbicara dengan menggunakan bahasaorang dewasa. Setiap saat sang bayi dikenalkan kartu-kartu bergambar dankosa kata baru. Hasilnya sungguh mencengangkan! Di usia 1 tahun Edithtelah dapat berbicara dengan kalimat sempurna. Di usia 5 tahun Edith telah menyelesaikan membaca ensiklopedi Britannica. Usia 6 tahun ia membaca enambuah buku dan Koran New York Times setiap harinya. Usia 12 tahun dia masuk universitas. Ketika usianya menginjak 15 lahun la menjadi guru matematikadi Michigan State University .Aaron Stem berhasil menjadikan Edith anak jenius karena terkait dengankapasitas otak yang sangat tak berhingga. Namun khabar Edith selanjutnyajuga tidak terdengar lagi ketika ia dewasa. Banyak kesuksesan yang diraih saat ia menjadi anak, tidak menjadi sesuatu yang bemakna dalamkehidupan anak ketika ia menjadi manusia dewasa. Berbeda dengan banyak kasus legendaris orang-orang terkenal yang berhasilmengguncang dunia dengan penemuannya. Di saat mereka kecil mereka hanyalah anak-anak biasa yang terkadang juga dilabel sebagai murid yang dungu.Seperti halnya Einsten yang mengalami kesulitan belajar hingga kelas 3 SD.Dia dicap sebagai anak bebal yang suka melamun.Selama berpuluh-puluh tahun orang begitu yakin bahwa keberhasilan anak dimasa depan sangat ditentukan oleh faktor kogtutif. Otak memang memilikikemampuan luar biasa yang tiada berhingga. Oleh karena itu banyak orangtuadan para pendidik tergoda untuk melakukan "Early Childhood Training". Erapemberdayaan otak mencapai masa keemasannya. Setiap orangtua dan pendidikberlomba-lomba menjadikan anak-anak mereka menjadi anak-anak yang super(Superkids).Kurikulum pun dikemas dengan muatan 90 % bermuatan kognitif yangmengfungsikan belahan otak kiri. Sementara fungsi belahan otak kanan hanyamendapat porsi 10% saja. Ketidakseimbangan dalam memfungsikan ke duabelahan otak dalam proses pendidikan di sekolah sangat mencolok. Hal initerjadi sekarang dimana-mana, di Indonesia... ."Early Ripe, early Rot...!"Gejala ketidakpatutan dalam mendidik ini mulai terlihat pada tahun 1960 diAmerika. Saat orangtua dan para professional merasakan pentingnyapendidikan bagi anak-anak semenjak usia dini. Orangtua merasa apabilamereka tidak segera mengajarkan anak-anak mereka berhitung, membaca danmenulis sejak dini maka mereka akan kehilangan "peluang emas" bagianak-anak mereka selanjutnya. Mereka memasukkan anak-anak mereka sesegeramungkin ke Taman Kanak?Kanak (Pra Sekolah). Taman Kanak-kanak pun dengansenang hati menerima anak-anak yang masih berusia di bawah usia 4 tahun.Kepada anak-anak ini gurunya membelajarkan membaca dan berhitung secaraformal sebagai pemula.Terjadinya kemajuan radikal dalam pendidikan usia dini di Amerika sudahdirasakan saat Rusia meluncurkan Sputnik pada tahun 1957. Mulailah "EraHeadstart" merancah dunia pendidikan. Para akademisi begitu optimis untukmembelajarkan wins dan matematika kepada anak sebanyak dan sebisa mereka(tiada berhingga). Sementara mereka tidak tahu banyak tentang anak, apayang mereka butuhkan dan inginkan sebagai anak.Puncak keoptimisan era Headstart diakhiri dengan pernyataan Jerome Bruner,seorang psikolog dari Harvard University yang menulis sebuah buku terkenal" The Process of Education" pada lahun 1960, la menyatakan bahwakompetensi anak untuk belajar sangat tidak berhingga. Inilah buku sucipendidikan yang mereformasi kurikulum pendidikan di Amerika. "We beginwith the hypothesis that any subject can be taught effectively in someintellectually honest way to any child at any stage of development" .Inilah kalimat yang merupakan hipotesis Bruner yang di salahartikan olehbanyak pendidik, yang akhirnya menjadi bencana! Pendidikan dilaksanakandengan cara memaksa otak kiri anak sehingga membuat mereka cepat matangdan cepat busuk... early ripe, early rot!Anak-anak menjadi tertekan. Mulai dari tingkat pra sekolah hingga usia SD.Di rumah para orangtua kemudian juga melakukan hal yang sama, yaitumengajarkan sedini mungkin anak-anak mereka membaca ketika Glenn Doman menuliskan kiat-kiat praktis membelajarkan bayi membaca. Bencana berikutnya datang saat Arnold Gesell memaparkan konsep"kesiapan-readiness " dalam ilmu psikologi perkembangan temuannya yangmendapat banyak decakan kagum. Ia berpendapat tentang "biologicallimitations on learning'. Untuk itu ia menekankan perlunya dilakukanintervensi dini dan rangsangan inlelektual dini kepada anak agar merekasegera siap belajar apapun.Tekanan yang bertubi-tubi dalam memperoleh kecakapan akademik di sekolahmembuat anak-?anak menjadi cepat mekar. Anak-anak menjadi "miniature orangdewasa ". Lihatlah sekarang, anak-anak itu juga bertingkah polahsebagaimana layaknya orang dewasa. Mereka berpakaian seperti orang dewasa,berlaku pun juga seperti orang dewasa.Di sisi lain media pun merangsang anak untuk cepat mekar terkait denganmusik, buku, film, televisi, dan internet. Lihatlah maraknya program teveyang belum pantas ditonton anak-anak yang ditayangkan di pagi atau punsore hari. Media begitu merangsang keingintahuan anak tentang duniaseputar orang dewasa sebagai promosi seksual yang menyesatkan. Pendek katamedia telah memekarkan bahasa, berpikir dan perilaku anak tumbuh kembangsecara cepat.Tapi apakah kita tahu bagaimana tentang emosi dan perasaan anak? Apakahfaktor emosi dan perasaan juga dapat digegas untuk dimekarkan sepertihalnya kecerdasan? Perasaan dan emosi ternyata memiliki waktu dan ritmenyasendiri yang tidak dapat digegas atau dikarbit. Bisa saja anak terlihatberpenampilan sebagai layaknya orang dewasa, tetapi perasaan mereka tidakseperti orang dewasa.Anak-anak memang terlihat tumbuh cepat di berbagai hal tetapi tidak disemua hal. Tumbuh mekarnya emosi sangat berbeda dengan tumbuh mekarnyakecerdasan (intelektual) anak. Oleh karena perkembangan emosi lebih rumitdan sukar, terkait dengan berbagai keadaan, Cobalah perhatikan, khususnvasaat perilaku anak menampilkan gaya "kedewasaan ", sementara perasaannyamenangis berteriak sebagai "anak".Seperti sebuah lagu popular yang pernah dinyanyikan penyanyi bersuaraemas, seorang anak laki-laki, "Heintje" di era tahun 70-an... I'm Nobody'SChild, I'M NOBODY'S CHILD, I'M nobody's child, I'm nobodys child, Justlike a flower I'm growing wild, No mommies kisses and no daddy's smile,Nobody's touch me, I'm nobody's child.Dampak Berikutnya Terjadi... ketika anak memasuki usia remaja. Merekatidak segan-segan mempertontonkan berbagai macam perilaku yang tidakpatut. Patricia 0' Brien menamakannya sebagai "The Shrinking ofChildhood'. "Lu belum tahu ya... bahwa gue telah melakukan segalanya",begitu pengakuan seorang pria remaja berusia 12 tahun kepadateman-temannya. "Gue tahu apa itu minuman keras, drug, dan seks." serunyabangga. Berbagai kasus yang terjadi pada anak-anak karbitan memperlihatkanbagaimana pengaruh tekanan dini pada anak akan menyebabkan berbagaigangguan kepribadian dan emosi pada anak. Oleh karena ketika semua menjadicepat mekar.... kebutuhan emosi dan sosial anak jadi tak dipedulikan!Sementara anak sendiri membutuhkan waktu untuk tumbuh, untuk belajar danuntuk berkembang, .... sebuah proses dalam kehidupannya !Saat ini terlihat kecenderungan keluarga muda lapisan menengah ke atasyang berkarier di luar rumah tidak menuliki waktu banyak dengan anak-anakmereka. Atau pun jika si ibu berkarier di dalam rumah, ia lebihmengandalkan tenaga "baby sitter" sebagai pengasuh anak-anaknya. ColetteDowling menamakan ibu-ibu muda kelompok ini sebagai "Cinderella Syndrome"yang senang window shopping, ikut arisan, ke salon memanjakan diri, ataumenonton telenovela atau buku romantis. Sebagai bentuk ilusi rnenghindarikehidupan nyata yang mereka jalani.Kelompok ini akan sangat bangga jika anak-anak mereka bersekolah dilembaga pendidikan yang mahal, ikut berbagai kegiatan kurikuler, ikutberbagai les, dan mengikuti berbagai arena, seperti lomba penyanyi cilik,lomba model ini dan itu. Para orangtua ini juga sangat bangga jikaanak-anak mereka superior di segala bidang, bukan hanya di sekolah.Sementara orangtua yang sibuk juga mewakilkan diri mereka kepada babysitter terhadap pengasuhan dan pendidikan anak-anak mereka. Tidak jarangpara baby sitter ini mengikuti pendidikan parenting di lembaga pendidikaneksekutif sebagai wakil dari orang tua.ERA SUPERKIDS Kecenderungan orangtua menjadikan anaknya "be special" daripada "beaverage or normal? semakin marak terlihat. Orang tua sangat inginanak-anak mereka menjadi "to exel, to be the best". Sebetulnya tidak adayang salah. Namun ketika anak-anak mereka digegas untuk mulai mengikutiberbagai kepentingan, menyuruh anak mereka mengikuti beragam kegiatan,seperti kegiatan mental aritmatik, sempoa, renang, basket, balet, taribali, piano, biola, melukis, dan banyak lagi lainnya...maka lahirlahanak-anak super---"SUPERKIDS' ". Ongkos merawat anak superkids ini sangatmahal.Era Superkids berorientasi kepada "Competent Child". Orangtua salingberkompetisi dalam mendidik anak karena mereka percaya "earlier isbetter". Semakin dini dan cepat dalam menginvestasikan beragam pengetahuanke dalam diri anak mereka, akan semakin baik. Neil Posmant seorangsosiolog Amerika pada tahun 80-an meramalkan bahwa jika anak-anak tercabutdari masa kanak-kanaknya, maka lihatlah...ketika anak-anak itu menjadidewasa: ia akan menjadi orang dewasa yang kekanak-kanakan! BERBAGAI GAYA ORANGTUA Kondisi ketidakpatutan dalam mempelakukan anak ini telah melahirkanberbagai gaya orangtua (Parenting Style) yang melakukan kesalahan-"miseducation" terhadap pengasuhan pendidikan anak-anaknya. Elkind (1989)mengelompokkan berbagai gaya orangtua dalam pengasuhan, antara lain:Gourmet Parents--

(ORTU B0RJU)Mereka adalah kelompok pasangan muda yang sukses. Memiliki rumah bagus,mobil mewah, liburan ke tempat-tempat yang eksotis di dunia, dengan gayahidup kebarat-baratan. Mereka akan cenderung merawat anak-anaknya sepertihalnya merawat karier dan harta mereka. Penuh dengan ambisi! Berbagaimacam buku akan dibaca karena ingin tahu isu-isu mutakhir tentang caramengasuh anak. Mereka sangat percaya bahwa tugas pengasuhan yang baikseperti halnya membangun karier, maka "superkids" merupakan bukti darikehebatan mereka sebagai orangtua.Orangtua kelompok ini memakaikan baju-baju mahal bermerek terkenal,memasukkan anak-anaknya ke dalam program-program eksklusif yangprestisius. Keluar masuk restoran mahal. Usia 3 tahun anak-anak merekasudah diajak tamasya keliling dunia mendampingi orangtuanya. Jika suatus aat kita melihat sebuah sekolah yang halaman parkirnya dipenuhi olehberbagai merek mobil terkenal, maka itulah sekolah dimana banyak kelompokorangtua "gourmet " atau kelompok borju menyekolahkan anak-anaknya.

College Degree Parents --- (ORTU INTELEK)Kelompok ini merupakan bentuk lain dari keluarga intelek yang menengah keatas. Mereka sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Seringmelibatkan diri dalam berbagai kegiatan di sekolah anaknya. Misalnyamembantu membuat majalah dinding, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.Mereka percaya pendidikan yang baik merupakan pondasi dari kesuksesanhidup. Terkadang mereka juga tergiur menjadikan anak-anak mereka"Superkids ", Apabila si anak memperlihatkan kemampuan akademik yangtinggi. Terkadang mereka juga memasukkan anak-anaknya ke sekolah mahalyang prestisius sebagai bukti bahwa mereka mampu dan percaya bahwapendidikan yang baik tentu juga harus dibayar dengan pantas.Kelebihan kelompok ini adalah sangat peduli dan kritis terhadap kurikulumyang dilaksanakan di sekolah anak anaknya. Dan dalam banyak hal, merekabanyak membantu dan peduli dengan kondisi sekolah,

Gold Medal Parents --(ORTU SELEBRITIS)Kelompok ini adalah kelompok orangtua yang menginginkan anak-anaknyamenjadi kompetitor dalam berbagai gelanggang. Mereka sering mengikutkananaknya ke berbagai kompetisi dan gelanggang. Ada gelanggang ilmupengetahuan seperti Olimpiade matematika dan sains yang akhir-akhir inilagi marak di Indonesia . Ada juga gelanggang seni seperti ikut menyanyi,kontes menari, terkadang kontes kecantikan. Berbagai cara akan merekatempuh agar anak-anaknya dapat meraih kemenangan dan menjadi "seorangBintang Sejati ". Sejak dini mereka persiapkan anak-anak mereka menjadi"Sang Juara", mulai dari juara renang, menyanyi dan melukis hingga noneabang cilik kelika anak-anak mereka masih TK.Sebagai ilustrasi, dalam sebuah arena lomba ratu cilik di Padang, puluhananak-anak TK baik laki-laki maupun perempuan tengah menunggu di mulainyalomba pakaian adat. Ruangan yang sesak, penuh asap rokok, dan acara molorkarena menunggu datangnya tokoh anak dari Jakarta . Anak-anak mulai resah,berkeringat, mata memerah karena keringat melelehi mascara mata kecilmereka. Para orangtua masih bersemangat, membujuk anak-anaknya bersabar.Mengharapkan acara segera di mulai dan anaknya akan keluar sebagaipemenang. Sementara pihak penyelenggara mengusir panas dengan berkipaskertas.Banyak kasus yang mengenaskan menimpa diri anak akibat perilaku ambisikelompok gold medal parents ini. Sebagai contoh pada tahun 70-an seoranggadis kecil pesenam usia TK rnengalami kelainan tulang akibat ambisiayahnya yang guru olahraga. Atau kasus "bintang cilik" Yoan Tanamal yangmengalami tekanan hidup dari dunia glamour masa kanak-kanaknya. Kemudianmenjadikannya pengguna dan pengedar narkoba hingga menjadi penghunipenjara. Atau bintang cilik dunia Heintje, yang setelah dewasa hanya menjadi pasien dokter jiwa. Gold medal parent menimbulkan banyak bencanapada anak-anak mereka!Pada tanggal 26 Mei lalu kita sasikan di TV bagaimana bintang cilik"Joshua" yang bintangnya mulai meredup dan mengkhawatirkan orangtuanya.Orangtua Joshua berambisi untuk kembali menjadikan anaknya seorang bintangdengan kembali menggelar konser tunggal. Sebagian dari kita tentu masihingat bagaimana lucu dan pintarnya. Joshua ketika berumur kurang 3 tahun.Dia muncul di TV sebagai anak ajaib karena dapat menghapal puluhannama-nama kepala negara. Kemudian di usia balitanya dia menjadi penyanyicilik terkenal. Kita kagum bagaimana seorang bapak yang tamatan SMU danbekerja di salon dapat membentuk dan menjadikan anaknya seorang "superkid"--seorang penyanyi sekaligus seorang bintang film....

Do-it Yourself ParentsMerupakan kelompok orangtua yang mengasuh anak-anaknya secara alami danmenyatu dengan semesta. Mereka sering menjadi pelayanan professional dibidang sosial dan kesehatan, sebagai pekerja sosial di sekolah, di tempatibadah, di Posyandu dan di perpustakaan. Kelompok ini menyekolahkananak-anaknya di sekolah negeri yang tidak begitu mahal dan sesuai dengankeuangan mereka. Walaupun begitu kelompok ini juga bemimpi untukmenjadikan anak-anaknya "Superkids"- -earlier is better". Dalam kehidupansehari-hari anak-anak mereka diajak mencintai lingkungannya. Mereka jugamengajarkan merawat dan memelihara hewan atau tumbuhan yang mereka sukai.Kelompok ini merupakan kelompok penyayang binatang, dan mencintailingkungan hidup yang bersih.

Outward Bound Parents--- (ORTU PARANOID)Untuk orangtua kelompok ini mereka memprioritaskan pendidikan yang dapatmemberi kenyamanan dan keselamatan kepada anak-anaknya. Tujuan merekasederhana, agar anak-anak dapat bertahan di dunia yang penuh denganpermusuhan. Dunia di luar keluarga mereka dianggap penuh denganmarabahaya. Jika mereka menyekolahkan anak-anaknya maka mereka Iebihmemilih sekolah yang nyaman dan tidak melewati tempat-tempat tawuran yangberbahaya.Seperti halnya Do It Yourself Parents, kelompok ini secara tak sengajaterkadang terpengaruh dan menerima konsep "Superkids " Mereka mengharapkananak-anaknya menjadi anak-anak yang hebat agar dapat melindungi dirimereka dari berbagai macam marabahaya. Terkadang mereka melatih kecakapanmelindungi diri dari bahaya, seperti memasukkan anak-anaknya "Karate,Yudo, pencak Silat" sejak dini.Ketidakpatutan pemikiran kelompok ini dalam mendidik anak-anaknya adalahbahwa mereka terlalu berlebihan melihat marabahaya di luar rumah tanggamereka, mudah panik dan ketakutan melihat situasi yang selalu mereka pikirakan membawa dampak buruk kepada anak. Akibatnya anak-anak mereka menjadi"steril" dengan lingkungannya.

Prodigy Parents --(ORTU INSTANT)

Merupakan kelompok orangtua yang sukses dalam karier namun tidak memilikipendidikan yang cukup. Merceka cukup berada, namun tidak berpendidikanyang baik. Mereka memandang kesuksesan mereka di dunia bisnis merupakanbakat semata. Oleh karena itu mereka juga memandang sekolah dengan sebelahmata, hanya sebagai kekuatan yang akan menumpulkan kemampuan anak-anaknya.'Tidak kalah mengejutkannya, mereka juga memandang anak-anaknya akan hebatdan sukses seperti mereka tanpa memikirkan pendidikan seperti apa yangcocok diberikan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu mereka sangat mudahterpengaruh kiat-kiat atau cara unik dalam mendidik anak tanpa bersekolah.Buku-buku instant dalam mendidik anak sangat mereka sukai. Misalnya bukutentang "Kiat-Kiat Mengajarkan bayi Membaca" karangan Glenn Doman, atau"Kiat-Kiat Mengajarkan Bayi Matematika " karangan Siegfried, "BerikanAnakmu pemikiran Cemerlang " karangan Therese Engelmann, dan "Kiat-KiatMengajarkan Anak Dapat Membaca Dalam Waktu 6 Hari " karangan Sidney Ledson

Encounter Group Parents--(ORTU NGERUMPI)

Merupakan kelompok orangtua yang memiliki dan menyenangi pergaulan. Merekaterkadang cukup berpendidikan, namun tidak cukup berada atau terkadangtidak memiliki pekerjaan tetap (luntang lantung). Terkadang mereka jugamerupakan kelompok orangtua yang kurang bahagia dalam perkawinannya.Mereka menyukai dan sangat mementingkan nilai-nilai relationship dalammembina hubungan dengan orang lain. Sebagai akibatnya kelompok ini seringmelakukan ketidakpatutan dalam mendidik anak-anak dengan berbagai perilaku"gang ngrumpi" yang terkadang mengabaikan anak.Kelompok ini banyak membuang-buang waktu dalam kelompoknya sehinggamengabaikan fungsi mereka sebagai orangtua. Atau pun jika mereka memilikiaktivitas di kelompokya, mereka lebih berorientasi kepada kepentingankelompok mereka. Kelompok ini sangat mudah terpengaruh dan latah untukmemilihkan pendidikan bagi anak-anaknya. Menjadikan anak-anak merekasebagai "Superkids" juga sangat diharapkan. Namun banyak dari anak-anakmereka biasanya kurang menampilkan minat dan prestasi yang diharapkan.

Milk and Cookies Parents-(ORTU IDEAL)

Kelompok ini merupakan kelompok orangtua yang memiliki masa kanak-kanakyang bahagia, yang memiliki kehidupan masa kecil yang sehat dan manis.Mereka cenderung menjadi orangtua yang hangat dan menyayangi anak-anaknyadengan tulus. Mereka juga sangat peduli dan mengiringi tumbuh kembanganak-anak mereka dengan penuh dukungan. Kelompok ini tidak berpeluangmenjadi orangtua yang melakukan "miseducation " dalam merawat dan mengasuhanak-anaknva. Mereka memberikan lingkungan yang nyaman kepada anak-anaknyadengan penuh perhatian, dan tumpahan cinta kasih yang tulus sebagai orangtua.Mereka memenuhi rumah tangga mereka dengan buku-buku, lukisan dan musikyang disukai oleh anak-anaknya. Mereka berdiskusi di ruang makan,bersahabat dan menciptakan lingkungan yang menstimulasi anak-anak merekauntuk tumbuh mekar segala potensi dirinya. Anak-anak mereka punmeninggalkan masa kanak-kanak dengan penuh kenangan indah. Kehangatanhidup berkeluarga menumbuhkan kekuatan rasa yang sehat pada anak untukpercaya diri dan antusias dalam kehidupan belajar. Kelompok ini merupakankelompok orangtua yang menjalankan tugasnya dengan patut kepada anak-anakmereka. Mereka begitu yakin bahwa anak membutuhkan suatu proses dan waktuuntuk dapat menemukan sendiri keistimewaan yang dimilikinya.Dengan kata lain mereka percaya bahwa anak sendirilah yang akan menemukansendiri kekuatan dalam dirinya. Bagi mereka setiap anak adalah benar-benarseorang anak yang hebat dengan kekuatan potensi yang juga berbeda dan unik!

KAMU HARUS TAHU BAHWA TIADA SATU PUN YANG LEBIH TINGGI, ATAU LEBIH KUAT,ATAU LEBIH BAIK, ATAU PUN LEBIH BERHARGA DALAM KEHIDUPAN NANTI DARIPADAKENANGAN INDAH, TERUTAMA KENANGAN MANIS DI MASA KANAK-KANAK. KAMUMENDENGAR BANYAK HAL TENTANG PENDIDIKAN, NAMUN BEBERAPA HAL YANG INDAH,KENANGAN BERHARGA YANG TERSIMPAN SEJAK KECIL ADALAH SEBUAH PENDIDIKAN YANGTERBAIK. APABILA SESEORANG MENYIMPAN BANYAK KENANGAN INDAH DI MASAKECILNYA, MAKA KELAK SELURUH KEHIDUPANNYA AKAN TERSELAMATKAN. BAHKANAPABILA HANYA ADA SATU SAJA KENANGAN INDAH YANG TERSIMPAN DALAM HATI KITA,MAKA ITULAH KENANGAN YANG AKAN MEMBERIKAN SATU HARI UNTUK KESELAMATANKITA" (DESTOYEVSKY' S BROTHERS KARAM0Z0V).PERSPEKTIF SEKOLAH YANG MENGKARBIT ANAK

Kecenderungan sekolah untuk melakukan pengkarbitan kepada anak didiknyajuga terlihat jelas. Hal ini terjadi ketika sekolah berorientasi kepadaproduk daripada proses pembelajaran. Sekolah terlihat sebagai sebuah"Industri" dengan tawaran-tawaran menarik yang mengabaikan kebutuhan anak.Ada program akselerasi, ada program kelas unggulan. Juga pekerjaan rumahyang menumpuk.Tugas-tugas hanya dalam bentuk lembaran kerja. Kemudian guru-guru sibuksebagai "Operator kurikulum" dan tidak punya waktu mempersiapkan materiajar karena merangkap tugas sebagai administrator sekolah. Sebagai walikelas, yang mengawasi dan mengajar terkadang lebih dari 40 anak, guruhanya dapat menjadi "pengabar isi buku pelajaran " ketimbang menjalankanfungsi edukatif dalam menfasilitasi pembelajaran.Di saat-saat tertentu sekolah akan menggunakan "mesin-mesin dalam menskor"capaian prestasi yang diperoleh anak setelah diberikan ujian berupapotongan-potongan mata pelajaran. Anak didik menjadi dimiskinkan dalammenjalani pendidikan di sekolah. Pikiran mereka diforsir untukmenghapalkan atau melakukan tugas-tugas yang tidak mereka butuhkan sebagaianak.Manfaat apa yang mereka peroleh jika guru menyita waktu anak untuk membuatbagan organisasi sebuah birokrasi? Manfaat apa yang dirasakan anak jikamereka diminta membuat PR tentang susunan kabinet? Manfaat apa yangdimiliki anak jika ia disuruh menghapal kalimat-kalimat yang ada di dalambuku pelajaran? Tumpulnya rasa dalam mencerna apa yang dipikirkan olehotak dengan apa yang direfleksikan dalam sanubari dan perilaku-perilakukeseharian mereka sebagai anak menjadi semakin senjang.Anak-anak tahu banyak tentang pengetahuan yang dilatihkan melalui berbagaimata pelajaran yang ada dalam kurikulum persekolahan, namun mereka bingungmengimplementasikan dalam kehidupan nyata. Sepanjang hari merekabersekolah di sekolah untuk sekolah--- dengan tugas-tugas dan PR yangmenumpuk.... Namun sekolah tidak mengerti bahwa anak sebenarnya butuhbersekolah untuk menyongsong kehidupannya !Lihatlah, mereka semua belajar dengan cara yang sama. Membangun 90 %kognitif dengan 10 % afektif. Paulo Freire mengatakan bahwa sekolah telahmelakukan "pedagogy of the oppressed" terhadap anak-anak didiknya. Dimanaguru mengajar anak diajar, guru mengerti semuanya dan anak tidak tahuapa-apa, guru berpikir dan anak dipikirkan, guru berbicara dan anakmendengarkan, guru mendisiplin dan anak didisiplin, guru memilih danmendesakkan pilihannya dan anak hanya mengikuti, guru bertindak dan anakhanya membayangkan bertindak lewat cerita guru, guru memilih isi programdan anak menjalaninya begitu saja, guru adalah subjek dan anak adalahobjek dari proses pembelajaran (Freire, 1993). Model pembelajaran bankingsystem ini dikritik habis-habisan sebagai masalah kemanusiaan terbesar.Belum lagi persaingan antar sekolah dan persaingan ranking wilayah....Mengkompetensi Anak--- merupakan `KETIDAKPATUTAN PENDIDIKAN ?""Anak adalah anugrah Tuhan... sebagai hadiah kepada semesta alam, tetapicitra anak dibentuk oleh sentuhan tangan-tangan manusia dewasa Yangbertanggungjawab. .. "(Nature versus Nurture). Bagaimana? Karena ada duapengertian kompetensi: kompetensi yang datang dari kebutuhan di luar dirianak (direkayasa oleh orang dewasa) atau kompetensi yang sesuai dengankebutuhan dari dalam diri anak itu sendiri.Sebagai contoh adalah konsep kompetensi yang dikemukakan oleh John Watson(psikolog) pada tahun 1920 yang mengatakan bahwa bayi dapat ditempamenjadi apapun sesuai kehendak kita - sebagai komponen sentral dari konsepkompetensi. Jika bayi-bayi mampu jadi pembelajar, maka mereka juga dapatdibentuk melalui pembelajaran dini.Kata-kata Watson yang sangat terkenal adalah sebagai berikut :" Give me a dozen healthy infants, well formed and my own special world tobring them up in, and I'll guarantee you to take any one at random andtrain him to become any type of specialist I might select--doctor, lawyer,artist, merchant chief and yes, even beggar and thief regardless of thistalents, penchants?.tendencies, vocations, and race of his ancestors ".Pemikiran Watson membuat banyak orang tua melahirkan "intervensi dini "setelah mereka melakukan serangkaian tes Inteligensi kepada anak-anaknya.Ada sebuah kasus kontroversi yang terjadi di Institut New Jersey padatahun 1976. Dimana guru-guru melakukan serangkaian program tes untukmengukur "Kecakapan Dasar Minimum (Minimum Basic Skill)" dalam matapelajaran membaca dan matematika. Hasil dari pelaksanaan program inidilaporkan kolomnis pendidikan Fred Hechinger kepada New York Timessebagai berikut :`The improvement in those areas were not the result of any magic programor any singular teaching strategy, they were... simply proof thataccountability is crucial and that, in the past five years, it has paidoff in New Yersey'.Juga belajar dari biografi tiga orang tokoh legendaris dunia sepertiEleanor Roosevelt, Albert Einstein dan Thomas Edison, yang diilustrasikansebagai anak-anak yang bodoh dan mengalami keterlambatan dalam akademikketika mereka bersekolah di SD kelas rendah. Semestinya kita dapatmenyimpulkan bahwa pendidikan dini sangat berbahaya jika dibuatkankompetensi-kompetensi perolehan pengetahuan hanya secara kognitif. Sebabhingga hari ini sekolah belum mampu menjawab dan dapat menampilkankompetensi emosi sosial anak dalam proses pembelajaran.Pendidikan anak seutuhnya yang terkait dengan berbagai aspek sepertiemosi, sosial, kognitif pisik, dan moral belum dapat dikemas dalampembelajaran di sekolah secara terintegrasi. Sementara pendidikan sejatiadalah pendidikan yang mampu melibatkan berbagai aspek yang dimiliki anaksebagai kompetensi yang beragam dan unik untuk dibelajarkan. Bukan anakdibelajarkan untuk di tes dan di skor saja !.Pendidikan sejati bukanlah paket-paket atau kemasan pembelajaran yangberkeping-keping, tetapi bagaimana secara spontan anak dapat terus menerusmerawat minat dan keingintahuan untuk belajar. Anak mengenali tumbuhkembang yang terjadi secara berkelangsungan dalam kehidupannya. Perilakukeingintahuan -"curiosity" inilah yang banyak tercabut dalam sistempersekolahan kita.Akademik Bukanlah Keutuhan Dari Sebuah Pendidikan ! "Empty Sacks willnever stand upright"---George EliotPendidikan anak seutuhnya tentu saja bukan hanya mengasah kognitif melaluikecakapan akademik semata! Sebuah pendidikan yang utuh akan membangunsecara bersamaan, pikiran, hati, pisik, dan jiwa yang dimiliki anakdidiknya. Membelajarkan secara serempak pikiran, hati. dan pisik anak akanmenumbuhkan semangat belajar sepanjang hidup mereka. Di sinilahdibutuhkannya peranan guru scbagai pendidik akademik dan pendidik sanubari"karakter". Dimana mereka mendidik anak menjadi "good and smart "-teranghati dan pikiran.Sebuah pendidikan yang baik akan melahirkan "how learn to learn" pada anakdidik mereka. Guru-guru yang bersemangat memberi keyakinan kepada anakdidiknya bahwa mereka akan memperoleh kecakapan berpikir tinggi, denganberpikir kritis, dan cakap memecahkan masalah hidup yang mereka hadapisebagai bagian dari proses mental. Pengetahuan yang terbina dengan baikyang melibatkan aspek kognitif dan emosi, akan melahirkan berbagaikreativitas.Leonardo da Vinci seorang pelukis besar telah menghabiskan waktunya berjam jam untuk belajar anatomi tubuh manusia.Thomas Edison mengatakan bahwa "genius is 1 percent inspiration and 99percent perspiration ". Semangat belajar ---"encourage' - Tidak dapatmuncul tiba-tiba di diri anak. Perlu proses yang melibatkanhati---kesukaan dan kecintaan--- belajar. Sementara di sekolah banyak anakpatah hati karena gurunya yang tidak mencintai mereka sebagai anak.Selanjutnya misi sekolah lainnya yang paling fundamental adalahmengalirkan "moral litermy" melalui pendidikan karakter. Kita harus ingatbahwa kecerdasan saja tidak cukup. Kecerdasan plus karaktcr inilah tujuansejati sebuah pendidikan (Martin Luther King, Jr). lnilah keharmonisandari pendidikan, bagaimana menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan,antara kecerdasan hati dan pikiran, antara pengetahuan yang berguna denganperbuatan yang baik ....PENUTUPMengembalikan pendidikan pada hakikatnya untuk menjadikan manusia yangterang hati dan terang pikiran--- "good and smart "--- merupakan tugaskita bersama. Melakukan reformasi dalam pendidikan merupakan kerja kerasyang mesti dilakukan secara serempak, antara sekolah dan masyarakat,khususnya antara guru dan orangtua.Pendidikan yang ada sekarang ini banyak yang tidak berorientasi kepadakebutuhan anak sehingga tidak dapat memekarkan segala potensi yangdimiliki anak. Atau pun jika ada yang terjadi adalah ketidakseimbanganyang cenderung memekarkan aspek kognitif dan mengabaikan faktor emosi.Begitu juga orangtua. Mereka berkecenderungan melakukan training dinikepada anak. Mereka ingin anak-anak mereka menjadi "SUPERKIDS". Inilahfenomena yang sedang trend akhir-akhir ini. Inilah juga awal dari lahirnyaera anak-anak karbitan ! Lihatlah nanti...ketika anak-anak karbitan itumenjadi dewasa, mereka akan menjadi orang dewasa yang ke kanak-kanakan.Hidup itu menciutDan mengerdilBagaikan selokan kecilBila dilepas bebas.Ia merah menggejolakBagaikan dahsyatnva samudera luas

Dewi Utama Faizah.*Dewi Utama Faizah, bekerja di Direktorat pendidikan TK dan SD DitjenDikdasmen, Depdiknas, Program Director untuk Institut PengembanganPendidikan Karakter divisi dari Indonesia Heritage Foundation.

Thursday, December 04, 2008

Dzaki, call me "Mama"

Today, at lunch time I called Dzaky to his caretaker's mobile. He said "mammaaa, mamma".
Wow surprise!

Usually he does not want to talk on the phone, nor call me "mama" (rarely he called mama or papa, if we are lucky he will call us once or twice in a month)

I am so happy and proud today. Hopefully Dzaki will call "mama" again tonight, and tommorrow, and the day after tommorrow, and always.

Thursday, November 27, 2008

Tidak masuk akal

Sambil menulis ini aku sambil tertawa sendiri.

Alkisah, entah dapat ide dari siapa, kerabat melakukan prosesi yang sungguh menggelikan.
Sehubungan yang bersangkutan (mungkin) merasa dirinya belum beruntung, belum dapat jodoh, belum dapat rejeki, maka dengan masukan dari orang yang dianggap lebih ahli dia melakukan hal ini : membuang beras, sejumlah uang, sejumlah emas, ke sungai, serta sesaji ayam jago.

Rasanya sulit menahan tertawa. Di Indonesia memang syariat agama bercampur dengan adat setempat. Maka lahirlah kenduri (doa dengan tumpeng), ruwatan (doa plus wayangan) dll.

Lucunya, kadang logika sebab-akibat sering terabaikan. Untuk kasus si kerabat ini, beliau lulusan sarjana, usia diatas kepala 3, namun tidak (mau) bekerja dan tidak (mau) berusaha. Beberapa kali saya dan suami mendorongnya agar mau menggunakan ketrampilannya untuk usaha atau bisnis , tapi sang kerabat memilih ikut orangtua saja, dirumah dengan kegiatan sehari-hari menonton TV, jarang terlihat membantu pekerjaan rumah. Sulitnya ortunya pun sangat memanjakannya.

Nah logikanya menurut saya bagaimana jika tanpa usaha mengharapkan rejeki? (warisan kali yee), atau bertemu dengan jodoh sedangkan teman atau kenalan tidak banyak, tidak pernah keluar rumah, lebih banyak bersantai-santai di kamar?. Barangkali bisa juga lawan jenis juga ga tertarik dengan type2 yang malas dan tidak mandiri, hari giniiiiiiiiii.

Kocaknya, berhubung merasa "seret" jodoh dan rejeki, lebih percaya dengan jalan pintas tadi prosesi membuang uang, beras dsb atas anjuran "orang pintar". Bukannya usaha cari rejeki.

Berdoa siy WAJIB yah, tapi rasanya kok di Al Qur'an ga ditulis tambahan syarat : ayam jago, beras, uang dan emas sekian gram dibuang ke kali. Hihihihihih.

Daripada membuang buang benda bernilai ke sungai sebagai "syarat", rasanya lebih baik jika disumbangkan ke panti. Siapa tahu dapat pahala, dan balesan lebih baik (entah itu kemudahan rejeki, jalan untuk bisnis atau jodoh).Ya nggak ,ya nggak???

Friday, November 21, 2008

Doa saya hari ini

Tuhan, kenapa Kau berikan cobaan yang berat, bagi hambaMu yang masih mungil ini.
Semoga selalu Kaulindungi, Kauberikan rahmat yang besar untuknya. Semoga Tuhan punya rencana yang lebih indah untuknya.......

Berita dari detik dot com

Indramayu - Sesesok bayi mungil yang baru lahir ditemukan warga Desa Segeran Kecamatan Juntinyuat Indramayu di tengah sawah. Bayi malang itu ditemukan oleh seorang warga yang mendengar jerit tangisnya.Saat ditemukan, kondisi bayi perempuan tersebut sangat mengenaskan. Tubuhnya terbungkus karung dengan sejumlah luka gores dan lebam. Tali pusarnya juga masih menempel pada bayi tersebut."Banyak luka cakaran di punggung dan di tangannya ada luka memar. Dia ditemukan lagi nangis di sawah dan terus dibawa ke ibu bidan," ujar Sarkim, penemu bayi, Jumat (21/11/2008).Bayi malang tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu untuk dilakukan pemeriksaan. Ajaibnya, bayi dengan berat badan 3,1 Kg dan panjang 42 Cm ini, dalam kondisi sehat dan tidak mengalami gejala sakit apapun."Kondisi bayinya sangat bagus, tidak ditemukan adanya penyakit hanya beberapa luka saja di tubuhnya. Padahal bayi tersebut sudah sekitar 3 jam berada di luar," papar dr Nurhayati di RSUD Indramayu.Polsek Juntinyuat Indramayu hingga kini masih memeriksa sejumlah saksi. Diduga, bayi ini sengaja dibuang oleh orang tuanya karena hasil hubungan gelap atau masalah ekonomi."Penyebab dibuangnya bayi ini masih diselidiki. Kita akan telusuri termasuk memeriksa warga setempat yang sebelumnya sedang mengandung," ujar Bripa Nurosid, Kanit reskrim Polsek Juntinyuat.Polisi juga mengamankan barang bukti sebuah karung berlumuran darah yang digunakan untuk membungkus bayi tersebut. Hingga kini, Bayi malang tersebut masih dalam perawatan di ruangan kebidanan perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu.(djo/djo) -->

Pengingat

Brother and Sis,

Disaat kita sedih, atau dirundung malang,
Marilah kita lihat sekeliling kita.
Sering, kepedihan hati kita, belum sebanding dengan apa yang dialami sekeliling kita

Pernahkah kamu menengok ketika mobilmu berhenti di perempatan,
Bayi-bayi, anak anak terlantar?
Pernahkah kamu berkunjung ke Panti2 asuhan, atau Yayasan Sayap Ibu?
Bersyukurlah kita punya orangtua, merasa pernah diasuh wlo mrk mungkin sdh tiada
Bayi2 di panti, sejak lahir, mngkin sudah tidak diinginkan orangtua mereka.
Tiap hati, pulang kantor, rasanya menangis kalau lewat perempatan ITC Cempaka Mas melihat mereka ini....

Jika kamu sakit, atau keluarga sakit,
Ingatlah banyak orang sakit
Tapi ga punya uang untuk berobat
Maka bersyukurlah akan segala hal yang telah kita miliki

Masih ada rumah untuk pulang, anak anak yang sehat,
Masih ada nasi untuk dimakan hari ini dan besok
Small things that we never realised in our daily life.

Jika sudah berkecukupan,
janganlah lupa berbagi pada orang sekeliling
Berbagi tidak akan menjadikan kamu miskin
Justru kamu akan membahagiakan orang lain dengan berbagi

Kata teman,
Apa yang akan kita bawa nanti (di akhirat)
bukanlah apa yang sudah kita KUMPULKAN
tapi apa yang kita BAGIKAN

Wednesday, November 19, 2008

Parents jangan minder

Saat kumpul keluarga, cousinnya suami yang datang dari luar Jawa mengatakan, minder dengan anak - anak sepupunya, karena merasa anaknya hitam (kulitnya) dan tidak cakep. Dalam hati saya, mendengar pernyataannya adalah = "SUNGGUH BODOH". Maafkan kata kata saya (hehe) tapi saya tidak berhasil menemukan istilah yang lebih pas di glossary untuk parent yang berpikir atau merasa minder akan kondisi anak.

Tidak jarang saya juga mengalami situasi yang sama, misalnya pandangan mata, atau omongan yg mengecilkan hati tentang kondisi anak. Namun saya bersyukur kata teman saya Fanny, saya adalah orang yang paling cuek dan tidak peduli omongan orang.

Sebenarnya bukan karena over pede (ada yg bilang saya demikian), namun saya lebih percaya hal hal dibawah ini :

1. Kondisi fisik, atau apapun anak, mau hitam, keriting, atau apa kek, itu sudah kondisi yang dianugerahi Tuhan. Maka bukan alasan untuk menjadikan minder atau malu. Justru yang berkomentar negatif yang harusnya malu, karena dia mencemooh hasil karya Sang Pencipta.

2. Jika orangtua menjadi malu/minder karena anaknya ga secakep yg lain, item, kurang pandai (dibanding yang lain), bagaimana oragngtua akan membantu si anak menjadi percaya diri?Belum belum malah orangtuanya sudah minder duluan , dan akan berpengaruh ke psikologis si anak.Saya sarankan baca Seven Habits nya Stephen Covey. Sebelum merubah lingkungan (membantu anak), kita (parents) yang harus mengubah mindset terlebih dahulu.

3. Kepercayaan diri adalah modal dasar manusia untuk mengembangkan diri dan bersosialisasi. Kalau parentnya minder, anaknya jadi lebih minder, bisa jadi malah tumbuh jadi orang yang tidak percaya diri.

Pada kesempatan2 yang mengecilkan hati, saya kadang memberi jawaban-jawaban yang mungkin kurang berkenan di forum kumpul keluarga (karena saya juga jengkel).
Contoh : "Kok anakmu belum bisa apa2 siy?", atau "kok anak si A seumuran bisa gini Dzaki ga bisa?", atau ada juga yg bilang "Bisu ya?"

Maka jawaban saya antara lain (dgn melihat siapa yg memberi komentar yang negatif ) :

"Iyah daripada normal tapi nanti dewasanya narkoba kayak sodaramu?"
"Iyah daripada normal sekolah tinggi tapi nganggur, males malesan dirumah kayak si A sodaramu?"
"Iyah tapi Dzaki ga suka mukul teman kayak anakmu" (Kebetulan anaknya suka mukul teman)
"Tuh lihat anakmu lagi ngapain" (pas anaknya lagi mukul adiknya di seberang ruangan)

Hehehehe menyebalkan bukan?Biasanya suami akan melotot dari sudut ruangan atau mencubit dari bawah . Jawaban saya yg paling bagus saat jengkel adalah "Melek internet ga? Googling, ketik sensory integration disorder, atau autism. Cari sendiri jawabannya"

Lama lama barangkali mereka capek, atau jengkel (karena jawaban saya adalah hal nyata bagi mereka), sehingga sekarang pertanyaan jumlah dan kualitasnya yg negatif berkurang. Atau malah jadi takut ngomong sama saya kali yak (huahaha narcis kumat).

Sebenarnya bukan sekali dua saya menjelaskan kondisi Dzaki. Jika ketemu dengan saudara saudara yang berwawasan luas, peduli, maka kami bisa berdiskusi. Namun jika bertemu dengan yang males mikir, ga pernah buka koran atau internet, kurang peduli, atau pahamnya tradisional banget, maka itu menjadi hal yang melelahkan dan berulang2.
Maka jawaban canggihnya adalah "Baca donk koran, buka internet, hari giniiiiiii". Maka si penanya biasanya akan malu sendiri (karena keliatan dia ga melek informasi dan atau gaptek).

Kebayang kan, kepusingan parents yang sehari hari sudah puyeng dan lelah fisik berusaha untuk kebaikan anak (dengan kebutuhan special) , jika masih dihujani pernyataan dan pertanyaan negatif dari lingkungan. Jika diantara keluargamu ada yang mengalami demikian, supportlah secara mental, hiburlah, bantulah cari informasi, dan jangan dihujani pertanyaan atau pernyataan yang mengecilkan hati.

Parents, be confident untuk membantu anak kita, over pede juga ga dosa kok.

Friday, November 14, 2008

Murid Manis (2)

Masih cerita tentang si murid manis ini, teringat awal-awal untuk mengajaknya masuk ke tempat terapi ataupun kelas bermain membutuhkan perjuangan yang unik.Selama 3 bulan pertama, Dzaki tidak mau masuk ke ruang terapi SI. Bahkan menangis keras di depan gerbang masuknya.

So, slm 2 bulan mama dan suster menemani Dzaki duduk di anak tangga yang menuju pintu masuk tempat terapi. Prinsipnya, kami tetap datang ke tempat terapi, namun tidak memaksakan masuk dahulu, membiasakan Dzaki pada tempat terapinya yg baru.Jadi kami datang sekali seminggu sesuai jadwal terapi, namun hanya duduk2 ditangga di luar, sambil memangku Dzaki selama 1 jam (sesuai jam terapi) trus pulang (kebayang kan hehehehe).

Awalnya walau hanya diajak duduk duduk ditangga Dzaki masih tetap menangis. Namun di kedatangan berikut, mulai mengerti bahwa dia tidak dipaksa masuk, dan mulai tenang. Hari2 berikutnya, mama tambahin dgn mencoba duduk di trampolin besar yg terletak di samping tangga, masih menangis juga, akhirnya cuman duduk di trampolin sepersekian detik.Minggu berikutnya, cari akal membawa guling kumel kesayangan Dzaki dan meletakkannya di trampolin. Benar akhirnya Dzaki mau ke trampolin dan mengambil. Perlahan2 sambil main lempar guling, Dzaki mau meloncat2 di trampolin.Sejak itu dzaki mulai menyukai mainan trampolin (dan mengulangnya dgn semangat di kasur besar dirumah).

Di bulan kedua, setelah sll diluar main trampolin, saya coba masuk ke ruang terapi dahulu, dan menunggu Dzaki masuk. Awalnya Dzaki menangis melihat saya masuk ke ruangan tersebut, dan melihat saja dr jauh, akhirnya saya memilih keluar dan duduk duduk menunggu Dzaki.

Minggu berikutnya , setelah main trampolin 1/2 jam, saya ajak masuk langsung, dan langsung saya berikan bola yg sangat besar, dan Dzakipun tertawa. Itulah awal akhirnya Dzaki mau masuk ke ruang terapi SI.Sekarang???Alhamdulillah.Dzaki sll tdk sabar masuk ruangan. Jika datang lbh awal, dia malah menarik2 tangan saya atau suster untuk masuk ruangan. Jika terapisnya msh bersama anak lain, tangannya ditarik2 minta perhatian.Memang kadang dia masih nangis di terapi, terutama jika ada anak lain menangis.

Proses pengenalan sekolah bermain juga 2 bulan. Hampir sama, Dzaki hanya saya ajak datang diluar jam sekolah, duduk2 di hall bermain, lihat2 sampai akhirnya skrng sblum jam masuk sekolah Dzaki sdh tidak sabar untuk memasuki hall bermain (hehehe)

Monday, November 10, 2008

Murid Manis

Hari ini kata susternya, Dzaki mau duduk manis di kelas, dan tidak rewel.
Horeeeeeeee.
Soalnya biasanyaDzaki ga mau masuk kelas, dan sibuk berlarian sendiri di hall. Tadi pagi Dzaki mau masuk kelas, duduk manis dan ikut aktifitas corat coret.
Semoga besok lagi begitu ya Nak.

Tempat Hiking




Tidak bisa dibilang mudah mencari tempat hiking seputar JABO (Jakarta-Bogor) yang sesuai untuk anak batita. Selain jarak, biaya, kondisi lokasi dan kenyamanan menjadi bahan pertimbangan.

Ada 2 tempat yg menurut kami cukup Ok untuk hiking :

1. Taman Mini, dibagian Taman Iptek, lokasinya diseberang Istana Main Anak dan dipinggir danau. Disana ada taman dengan pepohonan rindang, plus bukit2 kecil dengan anak tangga untuk naik turun.
Biaya masuk Tamini : 9.000/orang, masuk ke taman Ipteknya gratis



2.Taman Air Mancur di Bogor Nirwana Residence, Bogor . Merupakan bagian dr Landscape BNR .Ada airmancur besar, dan sekelilingnya adalah bukit2 kecil dgn anak tangga, dan tanah lapang yg cukup untuklari2 batita. Ada banyak penjual jajanan dgn harga reasonable di pintu masuk taman.Baksonya enak (hehe malah ngebakso)
Biaya masuk : Gratis


3. Perkebunan Teh Gunung Mas
Agak jauh siy, arah puncak. Bukit kebun teh, kadang perlu hiking agak menanjak, kali ini cocok untuk anak lebih besar. Ada fasilitas naik kuda juga untuk latihan.
Biaya masuk : 3000-4000/orang

Menara Balok

Dzaki mulai menunjukkan kemampuannya untuk bermain dengan mainan . Sebelum2nya mainan selalu dibanting, dilempar. Semalam iseng kuberi balok2 mainan, oleh Dzaki disusun menjadi menara 7 balok, kemudian diatasnya dikasih mobil2an kecilnya. Beberapa kali rubuh, namun Dzaki mulai menyusunnya lagi. Sebelumnya, biasanya marah dan semua di lempar.

Sebuah perkembangan yang menggembirakan, bahwa Dzaki mulai belajar menggunakan mainan, dan tidak putus asa walaupun menara baloknya rubuh beberapa kali.

Friday, November 07, 2008

This 11 months

We have gone through SI therapy for nearly 11 months by this month. But seems there are only few development that Dzaki had achieved :
One is stop spinning
Two is stop running across the room
Three is no more banging head to the wall

We notice several months ago he called "mama" and "papa" but dissapeared this 6 months (Mama started work).

We won't say that we are unhappy with this development, but still, we are worry and wondering when and how Dzaki would achieve the next steps.
He still does not want to follow instruction or reply us, limit of eye contact, and ignorance.

Last week we tried to meet other SI therapist, by our good friend recomendation. He showed us how to do floor time at home, and we started to do this exercise at home, while waiting for his schedule for Dzaki (feuuuuuuuuuuuh it is another looooooooooooooooooooooooong waiting list, I nearly cry).

Mama and Papa, commit to do hiking/swimming and horse riding more intensively, starting this weekend.

Oh God, is that because Mama started to work again and Dzaki does not want to call "Mama" again?

Thursday, November 06, 2008

Old Pictures

Seeing last year photo album, I can not help to hold my tears.
Starring at my boy's smile in those last year pictures, just couple months before we
received diagnostic that our little angle have symptom of autism.

But life must go on,
and we have to go through day by day,
as my friend quote in her diary with her son who also live with autism, "Hari-hari yang terlewati adalah hari-hari yang tak kembali. Jadikan dia bermakna!" (yesterday won't return, make the day become meaningfull")

Monday, November 03, 2008

Tidaklah kamu kaya jika ada saudaramu yang masih kelaparan

Tulisan ini adalah pemikiran, perasaan, dan nilai yang saya pegang.Tujuannya adalah menjadi bahan renungan dan himbauan bagi anak cucu saya nanti.

Aku sendiri bukan malaikat bersayap yg serba suci, atau sok baik, namun saya meyakini bahwa apalah arti kekayaan jika hanya bermanfaat bagi diri sendiri, dan tidak memberikan manfaat bagi keluarga, sodara atau orang disekitar yang benar-benar membutuhkan.

Alkisah disebuah forum dimana saya adalah pendengar "curi dengar", diceritakanlah kondisi seorang saudara mereka (bukan dr saya) di luar kota, yg sangat memprihatinkan. Dengan sangat fasih diulas oleh seorang anggota forum tersebut , mengenai kondisi sang saudara mereka ini yang penghasilannya minim jauh dibawah UMP, anak balitanya 2, dan si istri yg saat ini sedang sakit. Krn tiada uang, minuman "Energen" pun dibagi 2 menjadi pengganti susu bagi kedua balitanya.

Dari yang aku ikuti tidak tahan berlama lama mendengarnya, dan mengingatkan "Tugas keluarga yg lebih mampu untuk membantunya".....( mengingat di forum tersebut terdiri dari bbrp keluarga yg mapan)................... forum menjadi agak sunyi setelah itu.

Tanggapan dari satu anggota adalah "oh si A (yg superkaya) sudah kirim uang sekian juta" Hmmm haruskah kita menunggu orang paling kaya dikeluarga untuk menolong sodara yg kesusahan? Apakah yang notabene sebenarnya juga mampu hanya menonton saja dan berharap si A yg superduper kaya yg akan turun tangan?

Kemanakah cerita tentang betapa kayanya Si B, betapa tinggi pangkatnya si R atau si Y yg suaminya bergaji kurs Dollar yang juga berada dalam forum tersebut, atau di D yg selalu liburan luar negeri?Selama ini cerita2 tersebut selalu diceritakan (dan direwind berulang2 seperti kaset rusak).

Kembali aku berkata, "tugas keluarga yg mampu untuk membantunya. Berilah dia shelter disala satu rumah gedong keluarga 11 kamar yg saat ini kosong melompong ga dihuni, dia bisa tinggal ditempat layak, dan bantu bersih2"

Dan forum yg notabene terdiri dr para keluarga mampu dan (katanya) kaya tersebut kembali sunyi....................Dan satu orang tersenyum kecut.

Kembali seorang mencoba berkata "ya dia anak perceraian, ga terurus". Bukankah dia anak korban perceraian, salah siapa? salah si anak?Jika dia anak korban perceraian apakah dia tidak layak mendapatkan pertolongan?

Seorang lagi berkata "selama ini dia tertutup, mana tahu klo kesusahan". Mana donk silaturrahminya, pernahkan berkunjung melihat kondisinya? Tentu saja dia tertutup krn MALU, MINDER dgn keluarga lainnya yg (sangat) mampu. Mungkin mau minta tolong juga sangat malu.

.................................

Dan kemanakah cerita tentang betapa kayanya anggota forum tersebut , betapa besar gaji suaminya, betapa tinggi pangkatnya, betapa terhormatnya mereka?

Sungguh tiada arti kekayaan dan kehormatan setinggi apapun, jika saudara sendiri saja masih kelaparan.Menurutku berarti dalam arti sesungguhnya, Sekaya apapun, jika keluarga sendiri masih ada yg kelaparan, maka seseorang itu tidaklah kaya, dan tidaklah terhormat.

Saturday, September 20, 2008

Capee dee

Hi Friends, just wanna share me feelin and opinion. Please share yours too

Kenyataan bahwa memiliki anak dgn special need adalah capek emotionally mentally memang iya. Tapi yg lebih capek adalah dealin dgn orang2 sekitar yg notabene ga paham atau mmng daya tangkapnya nya kurang mengenai pengetahuan anak2 special need.

Singkat cerita 2 hr ini anakku panas, sakit tenggorokan dan sariawan. rewel dan ga mau makan. Bs dibayangkan menelan ludah pun sakit sekali. Untuk ukuran anak normal, kondisi spt itu cukup bkn sakit dan bete. Untuk anak special need yg belum bisa ngomong, menambah frustrasi kondisinya, menjadi ga nyaman dgn pakaiannya, ga suka dgn lingkungannya, ga nyaman dipeluk etc etc. Dan itu yg terjadi 2 hari ini. rewel , resah, marah2 dan nangis berjam2 dan sebel sama orang2 sekitarnya.

Hal ini sangat2 "normal" terjadi dgn anak special dlm keadaan sakit atau bahkan tidak sakit.

Dalam kerepotan dan capek (krn tidur pagi nyambung kerja), trus kesimpulan bojoku yg dapat inspirasi keluarganya adalah : anak kesambet.



"jedueeeer" please dech. jangan bikin aku tambah frustrasi dgn opini yg sangat tak masuk akal.Krn kesal, kubiarin aja suamiku membawa anakku ke ortu bojoku njuk didoa2kan dgn keyakinan mereka whatever.Aku sendiri ga ikut krn males selain ga percaya.

Memang anakku tetep nangis, tp njuk agak tenang. Tapi tentu saja teoriku adalah : dia sebel di rumah, apalagi suara bising pemotong kayu disebelah rumah yg memang menyakiti telinga dan bikin sensi anak2 special need. trus ditempat orangtuane bojoku banyak anak2 kecil, off course dia seneng trus mau main.Dan pulang kerumah trus rewel lg krn sebel.

Dengan kondisi spt itu, semakin yakinlah bojoku dan keluargane dgn keyakinanya tersebut bahwa anak ini memang kesambet. capeeee deeeeeeee.

Klo ada kesempatan rasane pengen hijrah ke negara yg orang2nya pemikirannya lebih rasional. Mana ada "children with special need" disamakan dgn "kesambet".Klo semua orang indonesia percaya teori kesambet, klo gt semua anak autis di indonesia langsung sembuh donk, kerumah orangtua bojoku aja, minta kesembuhan dr "kesambet".



(ibu yang capek ati)

Wednesday, June 18, 2008

Dzaki's little (BIG) steps

Alhamdulillah Dzaki sudah mulai memperlihatkan beberapa kemajuan. Walau kecil, ini adalah BIG STEPS for us.

1. Dzaki sudah memegang biskuit bayi dan memakannya sendiri. Walau prosesnya lama, awalnya digenggam terus, dibawa tidur. Terus hari berikutnya dicium baunya, ditempelin ke mata, ditempelin ke rambut. Hari ketiga baru mulai mau mengemut biskuit itu sampe habis tinggal remahan hehe.

2. Dzaki sudah tidak menolak terapisnya, bahkan dia enjoy bermain trampolin, ayunan, dan perosotan. Bahkan kemarin, kata susternya, Dzaki mulai mau flying fox indoor, sampe...10 kali dan masih minta lagi.

3. Kontak matanya sudah mulai ber"makna", dan semalam mulai menunjuk barang yang dia inginkan.

4. Tadinya aku kawatir banget jika Dzaki tidak memiliki imaginasi untuk bermain, karena selama ini seluruh mainan dilempar, tanpa tahu cara atau makna mainan tersebut. Tapi Dzaki mulai main mobil2an trus kecil, dia dorong berulang, kemudian surprise, dia menaikkan boneka mainan kecil dari plastik ke dalam truk mainan, dan mendorongnya kembali. Horeeeeeeeeeeee.

Friday, April 11, 2008

On break

Starting next week, Dzaki will be taking "break" from theraphy, and keep continuing outdoor program at home.

This came as result of my discussion with the terapist. We both agree that on the first 1-2 months Dzaki's progress was really good, starting sleeping with normal hours, starting eye contact and recognise people, calling "mama" and "papa".

But the next following 3 months are really hard. Dzaki started to cry and cry and cry during tha whole 1 hour session. We had tried to change the session hour and caretaker, but seems did not work. Dzaki even refused to walk in to the therapy room.

So we both agree to give a "break", and continuing the fun homework (horse riding, hiking, swimming). Dzaki is allowed to go to the theraphy centre once a week, but just for playing with caretaker (mama and papa only) and mix with other participants, not for individual theraphy.

We hope that this will help Dzaki to reduce anxienty and boredom.

Oh Dzaki still hug me, kiss me (oh yesss!!!!!!!!!!!!!), call "mama", "papa", and sometimes make a little eye contact.

Friday, March 21, 2008

Need Help

Rasanya air mataku sudah kering kering kering.
Tidak ada tenaga untuk menangis lagi. I have no tears left to cry.

There should be another better way to deal with this what so called autism.

We have gone through 3 months of SI therapy and the homework program, but no real progress on eye contact, speech and concentration.

There should be another way that I have to find. If you know information about this, please let me know.

Jejak Dzaki

Ini record Dzaki, untuk membantu saya mengingat :

1. Lahir 27 Januari 2006, dengan operasi caesar, setelah 3 hari aku opname dan telah diberi perangsang kelahiran 10 ampul lebih, tidak ada mules, tidak ada kontraksi apapun, tidak ada pembukaan. Yang ada hanya bercak darah terus. Dokter akhirnya memutuskan untuk operasi caesar.

2. Sakit diare dan opname di usia 4 bulan. Dokter yang merawat mendeteksi gejala perkembangan yang kurang, karena Dzaki belum bisa tengkurep, selalu melihat ke atas dan miring, melengkung terus menerus, susah dibaringkan telentang. Dari hasil scan otak didapat perkembangan otak depan yang belum optimal. Oleh ahli syaraf diberi vitamin E dan asam folat, serta terapi dirumah untuk tengkurep diatas bantal.

3. Tengkurep usia 5 bulan

4. Duduk di usia 10 bulan, masih dengan vitamin otak. Vitamin dihentikan ketika sudah dapat duduk. Setelah duduk mulai merangkak usia 10-11 bulan.

5. Berdiri 11 bulan.

6. Mulai belajar jalan setelah ulangtahunnya yang pertama. Berjalan di usia 13-14 bulan, mulai memanggil "mama", "papa", "cuss",gajah", "ndak", "ya", serta bertepuk tangan dengan nyanyian "kepala, pundak, lutut, kaki"

7. Mendapatkan vaksi MMR di usia 15 bulan, berhubung vaksin campaknya terlewat. Rasanya saya telah membuat kesalahan terbesar dalam hidup ini.

8. Dzaki tidak bicara lagi, dan mulai berperilaku "aneh", diusia 18 bulan, saya bawa ke 2 ahli syarat anak, dan didiagnosa PDD-NOS, dan harus mendapatkan terapi SI.

9. Terapi SI, seminggu sekali selama 1 jam, sejak Desember 2007 hingga sekarang.

Friday, March 14, 2008

Duka, anak Indonesia

LAPAR, ANAK SD GANTUNG DIRI

Magetan-Surya, Heran melihat Teguh Miswadi, 11, tidak masuk sekolah sejak Senin (18/2), Sujarwo menjenguk salah-satu murid pintarnya itu kemarin.Pak guru Sujarwo, 45, khawatir sakit maag Teguh kambuh, dan dia ingin membawanya ke Puskesmas. Namun, tiba di rumah Teguh yang tinggal bersama neneknya di Desa Pupus, Kecamatan Lembeyan, Kab. Magetan,Sujarwo terkejut bukan kepalang. Di sebuah kamar yang tak terkunci di rumah setengah kayu dan setengah bambu itu, Sujarwo melihat siswa kesayangannya tergantung kaku. Teguh sudahtak bernyawa. Teguh bunuh diri.seutas tali tampar biru menjerat lehernya,kata Sujarwo saat ditemui Selasa (19/2). Tali itu diikatkan pada blandar atau kayu penopang atap.Menurut Sujarwo, Teguh gelap mata, sangat mungkin karena tidak tahan akan rasa sakit yang menyerang perut. Maag itu sering membuatnya mengerang. Penyakit ini seharusnya dilawan dengan makan teratur dan bergizi.Tapi, justru itulah yang tak mungkin didapatkan. Beberapa tetangga membenarkan Teguh hanya makan satu kali sehari. Kondisi Teguh yang tinggal hanya berdua dengan neneknya yang renta, memang sangat memprihatinkan. Siswa kelas 5 SDN Pupus 02, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan ini sering mengeluh sakit perut.Teguh menderita sakit maagakut sejak cukup lama dan.tak ada yang memperhatikan secara penuh sakitnya, termasuk kebutuhan makannya,tutur Sujarwo dengan nada prihatin.Dengan kondisi keluarga Teguh yang miskin, makan sebagai kebutuhan paling dasar tampaknya memang tak sanggup dipenuhi keluarganya. Teguh tinggal bersama Mbah Ginah,76, neneknya yang buta di RT 2 RW 7 No 672 Desa Pupus, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan. Sebetulnya tidak ada yang aneh. Anak itu mudah bergaul dengan teman sebayanya dantergolong cerdas. Hanya, dia sering tiba-tiba terdiam, kata Sukarni, 35, tetangga Mbah Ginah. Baru ketika bocah ini nekat gantung diri, orang-orang dewasa di sekitarnya melek.Betapa tersiksanya Teguh yang hanya bisa mengisi perut sekali sehari. Bahkan sebelum meregang nyawa, dia diduga sangat kesakitan. Ini terlihat dari tas sekolah, buku-buku, sepatu,serta seragam sekolah yang ada di bawahnya berantakan. Sangat mungkin Teguh yang mengenakan kaus hijau dan celana jins biru ini berkelojotan menahan sakit.Menurut Sukarni, Mbah Ginah menjadi satu-satunya orang yang dianggap paling bisamemberi perhatian pada Teguh.Tetapi, karena sudah tak bisa melihat, Mbah Ginah memiliki keterbatasan. Selain itu, kemiskinan selalu saja menjadi sandungan. Bahkan ketika bocah malang ini tinggal bersama ayahnya, Suwarno, 41, dia juga tidak mendapat perhatian apalagi dirawat layaknya seorang anak. Lagi-lagi kemiskinan yang membuat keluarga kecil ini berantakan. Kata sejumlah tetangganya, Suwarno harus berangkat ke sawah sebagaiburuh tani usai subuh dan kembali ke rumah menjelang senja. Ibu Teguh, Supartinah, 38, telah pergi merantau ke Sumatera sejak Teguh masih kecil. Hingga kini Supartinah tidak pernah kembali, sehingga tak ada yang sekadar menyapa apakah bocah ini sudah makan atau belum, apakah di rumah ada yang bisa dimakan atau tidak.Teguh kemudian memilih tinggal bersama Mbah Ginah yang tinggalnya masih sedesa dengan ayahnya. Meski sama-sama miskin, mbah yang buta ini lebih telaten,kata Sukarni. Teguh memilih mengakhiri rasa sakit dan kemiskinan itu dengan caranya sendiri. Bayu, 11, teman sebangku Teguh di kelas, menangis mendengar teman belajar dan teman bermainnyameninggal. Menurut Bayu, nilai pelajaran Teguh yang duduk di bangku terdepan ini bagus-bagus. Selalu 7 dan 8. Dia juga mampu menirukan semua bentuk lukisan maupun gambar di ataskertas,kata Bayu. Bayu ingat, ketika bermain bersama, Teguh sudah berpesan mulai Senin (18/2) tidak masuk sekolah lagi.Sabtu lalu dia bilang sakit maagnya kambuh,tuturnya. Setelah memastikan sebab kematian, Kapolsek Lembeyan, AKP Subagyo langsung menyerahkan jasad Teguh kepada keluarga untuk dimakamkan atas permintaan keluarga. Ayahnya, Suwarno, tak bisa dimintai keterangankarena pingsan setelah melihat Teguh meninggal.

Sumber : http://www.surya. co.id/web/ index.php/ Headline/ LAPAR_ANAK_ SD_GANTU\NG_ DIRI.html

Tuesday, February 12, 2008

KUNTUM NURSERY TAJUR BOGOR

Siang tadi aku ke “Kuntum Nursery” yang beralamat di jalan raya Tajur no 291 Bogor, kira-kira satu jam dari Jakarta. Tempat ini merupakan tempat penjualan bibit tanaman hias, juga buah dan sayuran, juga benih beberapa jenis ikan. Tempatnya ga jauh dari sentra tas TAJUR, bogor.

Tempatnya asik banget. Taman dengan berbagai macam bibit tanaman, kolam ikan , serta restaurant yang mengelilingi kolam pemancingan.
Dzaki asik berlarian di sekitar kolam dan kebun, sementara kami bergantian menjaga dan makan. Pilihan menunya cukup beragam. Ada ibu ibu yang menyediakan prasmanan masakan Sunda . Tinggal duduk, dan bebas ngambil sendiri. Pepes pedanya sungguh sedap, juga pepes jamurnya. Taklupa ada semur jengkol (cihui hehe). Harga di prasmanan ini cukup terjangkau. Aku juga mencoba menu di cafenya , yaitu ayam kalasan. Lumayan enak. Namun menu di café lebih mahal daripada makanan Sunda yang prasmanan. Selain itu ada pilihan di kedai lain yaitu bakwan malang, asinan dan lain lain.

Siang itu tampak rombongan bapak bapak petani yang studi banding ke perkebunan itu. Jadi suasana di resto cukup ramai.
Setelah itu aku belanja keperluan kebun, pot disini lumayan murah, dari harga 500 an sampai sekitar 30 ribuan. Media tanam juga lebih murah daripada di Jakarta (at least di Kelapa Gading). Media sekarung cuma Rp. 9000,- (di Kelapa Gading Rp. 12.000,-) . Aku juga beli benih beberapa jenis sayuran untuk kucoba tanam di rumah.

Tidak lupa belanja sayur hasil perkebunan tersebut, organic pastinya. Cukup murah. wortel organic satu pak ukuran 250 gr Rp. 4000,- (hamper sama dgn harga wortel di pasar), Sawi Rp. 5000,-, labu parang seperempat biji Rp. 3000,- (MURAH BANGEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEET), Hihi bangetnya panjang soalnya labu parang kesukaan Dzaki di hypermall seperempat paling nggak Rp. 6000,-. Wortel yang kubeli benar benar segar warnanya, dan crispy.

Aku juga beli bunga. Disini harga tanaman bunga bervariasi mulai dari yang Rp. 3000,- an sampai ratusan ribu. Aku beli dua macam bunga (aku ga tahu namanya hihi), yang murah aja buat ditanam di depan rumah. Puas banget dech berkunjung kesini. Next time aku pasti kesini lagi.


Dzaki di Kuntum Nursery

Kolam ikan

Sudut di kolam


Bangunan Resto


Kolam pancing

Dzaki di resto

Ayam Kalasan

Peda dan pepes jamur

Semur Jengkol







KISAH BUNDA

Cerita ini aku dapat dari sebuah blog ibu2. Untuk mengingatkan aku....

MANDIKAN AKU, BUNDA

Sebagian wanita menganggap tugasnya lebih sebagai manajer di rumahnya tanpa perlu dipusingkan urusan dapur dan merawat anak yang lebih pantas dilakukan oleh para bawahan, alias pembantu atau baby-sitter. Peran sosial dan aktualisasi diri menjadi lebih utama.Di sisi lain, tidak sedikit wanita yang tetap "teguh" dan bangga dengan kesibukan seputar urusan dapur. Mereka cukup puas dengan imbalan surga untuk jerih payahnya membenamkan muka di asap "sauna" Mazola (minyakgoreng) dan berparfumkan aroma popok bayi.Saya tidak hendak membahas kekurangan dan kelebihan kedua sisi ini.Seperti saya tulis dimuka, sudah banyak para pemuka agama yang memberikan arahan.

Saya hanya ingin bertutur tentang seorang sahabat saya . Sebut saja Rani namanya.Semasa kuliah ia tergolong berotak cemerlang dan memiki idealisme yang tinggi. Sejak awal, sikap dan konsep dirinya sudah jelas : meraih yang terbaik, baik itu dalam bidang akademis maupun bidang profesi yang akan digelutinya sampai universitas kami mengirim dia untuk mempelajari hukum Internasional di Universitas Ultrecht, negrinya bunga tulip, beruntung rani terus melangkah. Sementara saya, lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran dan berpisah dengan seluk beluk hukum dan perundangan.

Beruntung pula, rani mendapat pendampin yang "setara" dengan dirinya, sama-sama berprestasi , meski berbeda profesi.Alifya, buah cinta mereka lahir ketika Rani baru saja diangkat sebagai staf Diplomat bertepatan dengan tuntasnya suami Rani meraih PhD.b Konon nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah "alif" dan huruf terakhir "ya", jadilah nama yang enak didengar : Alifya. Tentunya filosofi yang mendasari nama ini seindah namanya pula.Ketika Alif, panggilan untuk putranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila saja. Frekuensi terbang dari satu kota ke kota yang lain makin meninggi. Saya pernah bertanya, "Tidaklah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal?". Dengan sigap Rani menjawab: "Saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya . Everythink is ok."Dan itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya walaupun lebih banyak dilimpahkan ke baby sitter betul-betul mengagumkan.

Alif tumbuh menjadi anak yang lincah, cerdas dan pengertian. Kakek neneknya selalu memompakan kebanggan kepada cucu semata wayang itu tentang ibu-bapaknya. "Contohlah ayah bunda Alif kalau besar nanti". Begitu selalu nenek Alif , bertutur disela2 dongeng menjelang tidurnya. Tidak salah memang. Siapa yang tidak ingin memiliki anak atau cucu yang berhasil dalam bidang akademis dan pekerjaannya.Ketika alif berumur 3 tahun, Rani bercerita kalau Alif minta adik. Waktu itu Ia dan suaminya menjelaskan dengan penuh kasih-sayang bahwa kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif.Lagi-lagi bocah kecil ini, "dapat memahami" orang tuanya.

Mengagumkan memang. Alif bukan tipe anak yang suka merengek. Kalau kedua orang tuanya pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Kisah Rani, Alif selalu menyambutnya dengan penuh kebahagiaan. Rani bahkan menyebutnya malaikat kecil. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtua sibuk , alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam hati kecil saya menginginkan anak seperti alif.

Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa alif menolak dimandikan baby-sitternya. "Alif ingin bunda mandikan". Ujarnya. Karuan saja Rani yang dari detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, menjadi gusar. Tak urung suaminya turut membujuk agar alif mau mandi dengan tante Mien, baby sitternya. Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan, "Bunda, mandikan Alif" begitu setiap pagi. Rani dan suaminya berpikir, mungkin karena alif sedang dalam masa peralihan ke masa sekolah jadinya agak minta perhatian.

Suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter," Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency." Setengah terbang, saya pun ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif , si malaikat kecil keburu dipanggil pemiliknya.Rani, bundanya tercinta, yang ketika diberi tahu sedang meresmikan kantor barunya, shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan anaknya. Dan itu memang ia lakukan, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. "Ini bunda, Lif. Bunda mandikan Alif. Ucapnya lirih, namun teramat pedih.Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu berkata, "ini sudah takdir, iya kan? Aku di sebelahnya ataupun diseberang lautan, kalau sudah saatnya, dia pergi juga kan??". Saya diam saja mendengarkan. "Ini konsekuensi dari sebuah pilihan." Lanjutnya lagi.

Hening sejenak..............Angin senja berbaur aroma kamboja. Tiba-tiba Rani tertunduk. Serunya kemudian, " Bangunlah lif, bunda mau mandikan alif, beri kesempatan bunda sekali lagi saja, lif". Rintihan itu begitu menyayat. Detik berikutnya ...ia bersimpuh sambil mengais-ngais tanah.

Source : http://salsabila17.multiply.com/journal

Makan apa donk (Organic,Transgenik)

Alkisah, seorang rekan memberikan tempe hasil buatan di laboratoriumnya di Chiba Uni. Entah apakah dia ini memang desperade kangen tempe, atau memang bagian dari penelitian untuk disertasinya, atau mau membuka bisnis tempe di Jepang. Rasa tempenya………………jauuuh dari tempe di pasar Indo (hehe). Tapi demi menyenangkan hati rekan, aku dan teman teman dengan senang hati mencicip tempe buatnya.

Tempe siapa sih orang Indo yg ga kenal. Kenapa tempe, krn sumber protein nabati yang sangat terjangkau. Tapi sekarang sangat tidak mudah terjangkau karena harga kedelai naik drastic.

Aku ga membahas harga naiknya tempe, cuman ingin cerita hasil ngobrol dengan temanku yang pengusaha pertanian. Dia menjelaskan bahwa kebanyakan kedelai konsumsi kita adalah import. Dan kebanyakan kedelai import adalah hasil Transgenik. Duuh opo itu transgenic. Bahasa jawane kata rekanku, adalah metode silangan benih sehingga menghasilkan hasil unggul. Kayak di filem2 science itu lho. Mutan.

Panjang lebar dia menjelentrehkan misalnya padi yg tahan hama dicampur padi yang wangi, hasile padi yg wangi dan ga disukai hama. Memang produksi meningkat, tanaman tahan serangan cuaca, hama. Namun transgenic menyisakan masalah. Ya itu Mutan itu tadi, misale gen yg racun (anti hama, anti penyakit) jika dikonsumsi oleh manusia. Amankah? Menurut dia ga aman dlm jangka panjang. Lha wong tikus aja ga doyan kok mau dikasih manusia, gitu bahasane. Juga menurut beberapa artikel yg kubaca sekilas.Duuuh gimana tahunya transgenic dan enggak. Sebagian produk memang dikasih label trasgenik, sebagian besar di pasaran Indo enggak.Jadi kecap, saus tomat, susu bayi pun ga tentu bebas dr transgenic. Byuuuh.

Trus makan apa donk. Sayur segar?
Ini juga belum tentu bebas dari pestisida. Belum beras yg disemprot pengawet, pemutih.

Kalau gitu aku tanam dewe bibit sayurku, ga pake pestisida.
Temanku masih tanya, bibite transgenic bukan?, dia bilang organic belum tentu bebas dari transgenik. GUBRAK. Gimana tahunya dunk, ini juga bibit dr pasar belanjaan sayur. Terus AKU MAKAN OPO DONK.

Aku ingat beberapa tahun yang lampau, aku sekeluarga mengunjungi wismanya ibu Gedong (almarhum) di Candi Dasa. Waktu itu dia mengajak kami berkeliling, dan menunjukkan sawahnya, kebun sayurnya, dan system pengairan di perkebunannya. Beliau menjelaskan bahwa bersama para “santrinya” mengusahakan secara mandiri makanan yang dikonsumsi sehari2 dari hasil sawah dan kebun, yang bebas polusi, pestisida dan segala yg ga alami.
Woow, kalau aku hidup di desa bisa juga tuh ditiru. Di kota besar kayak Jakarta ini paling yg bisa diusahakan adalah memilih bahan yg organic (dan bukan transgenik kalau masih bisa…..).Kalau suamiku orangnya ga mau repot. Asal sehat, ga pengawet, ga zat pewarna buat dia its OK. Katanya transgenic adalah solusi untuk mengatasi kurang pangan dunia.

Sedangkan kata sebuah artikel, transgenic akan menyebabkan bencana kelaparan di masa depan.Embuh yang benar yang mana.
Tadinya aku sendiri cuek (dan tidak tahu). Maklum, “penganut suku perut gendut makan apa saja pokoke enak”. Tapi karena punya anak dgn mslh perkembangan , jadi lebih memperhatikan masalah beginian.

(ibu yang mumet)

Dzaki in action

Here are some pictures of Dzaki. Enjoy !!
Pria sejati

Terjun bebas

Main gerimis


Siap terbang
















GO GREEN

Cangkul cangkul cangkul yang dalam…..

Hihihi inilah kegiatan “iseng” mama jika Dzaki bobok atau sambil main di teras. Beberapa alasan aku mulai “mencangkul” adalah, ingin mengurangi sampah di rumah dengan memanfaatkannya, ingin sayur yang “organic” bebas pestisida terutama buat si Dzaki, serta ya itu tadi “iseng” ngilangin jenuh.

Sampah dapur berupa dedaunan, potongan sayur dipotong-potong kecil dan kumasukin ke kaleng kompos.

Setiap minggu minimal Dzaki menghabiskan 1 kaleng ukuran besar Pediasure. Kalau dikalikan jadi setahun kira kira ada 42-50 kaleng ukuran besar Pediasure. Biasanya kubuang, sekarang mulai kukumpulkan, bersihkan, lubangi dasarnya dan kujadikan pot untuk menanam sayur.

Setiap hari Dzaki menghabiskan berbelas lembar kertas ukuran A3 untuk menggambar. Tadinya hasil yang bagus aku simpen, sisanya kubuang. Bingung saking banyaknya. Sekarang aku kumpulin, aku satukan jadi lembaran besar. Kalau ada ulangtahun teman Dzaki atau anak saudara aku jadikan kertas pembungkus kado. “ini kertas kadonya hasil karya Dzaki lhoooo”. (Itung itung memamerkan hasil karya Dzaki).

Mengumpulkan benih, akar, umbi dari belanjaan sayur, maupun minta dari petani di dekat rumah, untuk ditanam di pot. Hehe semangkanya sudah mulai berbuah.

Air cucian beras dan daging, biasanya kubuang. Sekarang aku siramkan ke tanaman.

Daun the sisa yang biasa kubuang, aku sebarkan ke pot tanaman, tambahan pupuk gratis.

Tuesday, February 05, 2008

INI OBROLAN IBU- IBU

Hmmmffff makin hari harga harga makin naik ga ketulungan.
Ngga cuma bahan pokok dan bahan makanan mentah saja yang naik. Yang lainpun ikut naik. Misalnya detergen, pewangi, juga kosmetik bayi. Kenapa ya ya non makanan ikutan naik?

Yang lebih aneh, kenapa harga di pasar tradisional malah lebih tinggi daripada di hypermart? Sebagai contoh, Molto Pewangi di pasar dekat rumah harganya Rp. 8.500,- untuk kemasan refill 900 ml. Sedangkan di Carrefor kemarin Rp. 7.500,- untuk kemasan yang sama. Ayam boiler utuh Rp. 16.500,- sedangkan dipasar sekitar Rp. 18.000,-. Padahal pasar tradisional kan notabene lebih becek, template lebih jelek, ga ber AC pula. Pantas di koran rebut rebut tentang matinya pasar tradisional.

Jadi ibu-ibu yang tiap harinya kepasar sebenarnya keluar uang lebih banyak donk drpd yang biasa belanja di Hypermarket. Oklah tentu saja ada ongkos bensin, parkir dan mungkin juga jajan setelah capet belanja di hypermart yang luas. Tapi mungkin sepadan dengan selisih 1000-2500 per item yang dikeluarkan jika belanja di pasar tradisional. Mungkin ada kelebihannya kalau belanja di pasar tradisional, misalnya boleh beli dalam amount yang sedikit (Rp. 500,- dapat cabai rawit dua genggam), tinggal jalan kaki kalau dekat rumah, boleh nawar (tp ga selalu)Anyway, it just my thought, yang kmrn habis belanja ke Carrefor kmdian hari ini belanja ke pasar. Hargane lumayan “NJOMPLANG".

Mengurangi Merkuri

Dari berbagai sumber yang kubaca, disinyalir salah satu penyebab autism adalah kadar merkuri yang berlebihan di dalam tubuh (baca : http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=291&Itemid=3) . Logam ini bisa berasal dari polusi, penggunaan merkuri dalam kehidupan misalnya menambal gigi dengan timah atau vaksin yang menggunakan pengawet yang mengandung merkuri. (see: http://puterakembara.org/rm/Alergi5.shtml). Namun demikian masalah merkuri sebagai penyebab ini masih kontroversi, penelitian terbaru dari Canada menemukan bahwa kadar merkuri dalam tubuh anak autis tidak berbeda dengan yang tidak autis (http://www.antara.co.id/arc/2007/5/4/autisme-tidak-disebabkan-oleh-merkuri/)

Untuk mengetahui kadar merkuri dalam tubuh diperlukan test dengan pengambilan sampel darah dan rambut, setelah itu diberikan treatment untuk mengurangi kadar Merkuri dalam tubuh.Ada yang dengan suplemen, ada yang dengan Metode Balur, dan entah metode apa lagi aku belum begitu tahu.

Aku sendiri belum melakukannya. Selain pendapat ini masih kontroversi, sambil menunggu pemeriksaan lanjutan, aku coba untuk mencari cara alternative untuk mengurangi kadar merkuri dari tubuh, toh yang namanya logam apapun jika kadarnya berlebihan tidak akan baik bagi kesehatan (seperti tragedy Minamata). Tembaga, arsenic,aluminium dan lain2 juga disinyalir bisa menyebabkan keracunan dan gangguan saraf. Timbal biasa ada di bensin,cat tembok, baterai,aki. Merkuri juga terkandung di obat tetes mata, thermometer,kosmetik,pengawet gandum. Aluminium banyak pada alat memasak di dapur.

Untuk yang di vaksin dan obat2an, aku skrng lebih hati hati dan menanyakan dulu ke dokter. Untuk yang dalam kehidupan sehari2, alat masak aku hanya pakai stainless steel.

Berikut ini daftar terkumpul dari berbagai sumber mengenai zat dan vitamin yang dapat membantu mengurangi kadar merkuri dalam tubuh.
1. Glutathione
2. N-acetyl-L-cysteine (NAC)
3. L-Methionine
4. MSM (Methylsulfonylmethane)
5. B6 (Pyridoxine)
6. Zinc
7. Vit C
8. B1 (Thiamine)
9. Selenium
10. B5
11. Bawang putih
12. Ginko Biloba
13. B12
14. Omega 3
15. Calcium
16. Aloe Vera
17. Vit E
18. Magnesium
19. Cod Liver Oil
20. Prebiotic
21. Colustrum

Selain itu ada beberapa data lain yang aku dapat dari literature (Terapi makanan anak dengan gangguan autism, Toeti Soenardi, Susirah Soetardjo, PM Pustaka) :
· Hampir 90% anak Autis kekurangan Zinc
· Kekurangan magnesium dan kalsium
· Kekurangan asam lemak Omega 3
· Hampir 90% kelebihan Tembaga

Selanjutnya aku mencoba data bahan makanan sumber dari zat/vitamin diatas. Aku coba untuk kumasukkan ke menu anakku sehari2 , asal halal, yang natural (bukan awetan) dan yang kira2 tidak alergi. Memang datanya belum terlalu lengkap, juga ukuran2nya. Tapi aku usahakan dalam menu sehari2 dan cara memasaknya tepat sehingga zat/vitamin tersebut tidak rusak.

Berikut ini hasil sementara pencarianku :
1. Glutathione.Makanan yang kaya glutahione adalah kubis, brokoli, asparagus, alpukat dan kenari
2. N-acetyl-L-cysteine (NAC) (Belum ketemu)
3. L-Methionine (sda)
4. MSM (Methylsulfonylmethane) (sda)
5. B6 (Pyridoxine) Daging, ikan dan unggas (itik, ayam dll) merupakan sumber utama vitamin B6. Sumber yang lain adalah kentang, beberapa sayuran hijau dan buah berwarna ungu.
6. Zinc. Sumber seng biasanya terdapat dari hewan, seperti daging, ikan, kerang, ayam, dan telur.
7. Vit C Jeruk merupakan sumber utama vitamin C. Brokoli, sayuran berwarna hijau, kol kobis), melon dan strawberi mengandung vitamin C bermutu tinggi.
8. B1 (Thiamine). Daging babi merupakan sumber yang sangat baik untuk thiamin (tapi ga halal), sama seperti ragi, hati, biji bunga matahari, sejumlah padi, biji-bijian, kacang polong, semangka, tiram, oatmeal dan tepung terigu.
9. Selenium . Makanan sumber selenium umumnya adalah yang tinggi kadar proteinnya. Oleh karena itu pangan hewani seperti ikan (tawar, laut), kerang-kerangan, daging ternak, telur, dan ayam merupakan makanan yang kaya kandungan mineral seleniumnya. Sementara pangan nabati kadar seleniumnya rendah kecuali bawang putih, tomat, dan makanan fermentasi seperti tempe, tahu, yoghurt, ragi.
10. B5. banyak terdapat pada ikan, unggas, susu, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran. Hati ampela, telur, brokoli, ikan, ayam, yogurt, jamur, alpukat, kentang manis.
11. Bawang putih
12. Ginko Biloba (aku tanya apoteker di Century Health, katanya untuk balita belum dapat diberikan)
13. B12 . Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan produk-produk hewani. Orang yang hanya makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju dan telur.
14. Omega 3 .Sumber utama omega-3 adalah seafood dan tanaman seperti kacang kedelai, kanola, biji rami.
15. Calcium.Bahan makanan sumber kalsium adalah susu, keju, teri kering, udang kering, ikan sarden, dan kacang kedelai. Sumber kalsium terdapat pada susu, keju, ikan laut, hati, dan kuning telur.
16. Aloe Vera. Ini Lidah buaya.Di supermarket banyak makanan kemasan dari lidah buaya. Ada berupa minuman atau agar agar.
17. Vit E .Vitamin E banyak tersedia dalam sayuran dan minyak biji-bijian, yang dapat ditemukan dalam bentuk margarine, salad dressing, dan shortening. Minyak kacang dan minyak kulit gandum mempunyai konsentrasi vitamin E yang tertinggi. Tingkat selanjutnya adalah minyak jagung dan minyak biji bunga matahari.
18. Magnesium . Bahan makanan sumber magnesium adalah sayuran hijau, serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, dan susu. Sumber magnesium terdapat pada kacang-kacangan dan biji-bijian (seperti kenari, almond, kacang mete, kacang tanah), selain itu terdapat juga dalam buah-buahan dan sayuran, seperti bayam, tomat, jeruk, dan kangkung.
19. Cod Liver Oil
20. Prebiotic : Yang tergolong prebiotic adalah oligosakarida dalam ASI, soy bean, oat, beberapa wheat dan barley, serta inulin yang banyak terkandung dalam Articoke
21. Colustrum. Rasanya kok ini ada di ASI ya. Ada akhir akhir ini penawaran susu berkolustrum, tapi aku belum mencari info lebih jauh.

Untuk saat ini susu Dzaki, sesuai anjuran dokter aku kasih Pediasure, kebetulan kandungan didalamnya cukup komplit, termasuk ada prebiotiknya. Dan yang penting, Dzaki tidak alergi dengan Pediasure. Sesekali aku selingi dengan susu kedelai ISOMIL Advance. Untuk Liver Cod Oil aku pakai merek Champs, rasa jeruk, 15 ml/hari sekali.

Ikan laut, kacang kacangan, abon, biscuit bayi, susu sapi Dzaki alergi (yang sudah aku ketahui). Keju untuk merek Craft dan QEJU dia ga gatal (pernah aku coba merek selain ini gatal) dan mentega tawar merek Elle & Wire serta Orchid, jadi sesekali kukasih. Untuk penyedap rasa semacam kaldu blok dan MSG sama sekali tidak kuberikan. Cukup garam dan sesekali sedikit gula fraktosa cair merek Rose Brand (di supermarket besar ada, harga sekitar Rp. 5.600,- untuk 500 ml).Untuk telor aku pilih yang telor ayam kampung, atau telor organic.

Menurut beberapa rekan ada anak2 yang jika makan makanan tertentu terus alergi atau perilaku berubah, susah tidur . Jadi sejauh ini jika Dzaki ga gatal2, mencret, rewel atau jadi hyper aku tetap berikan. Masalah diet ini memang barangkali akan menjadi specific bagi tiap individu.