Wednesday, December 24, 2008

New Year Eve

Akhir tahun ini liburan mama cukup panjang, dr 25 Deseber sampai 5 Januari next year. Wow senang banget, sayang Papa natal tetep masuk, dan seharusnya 30-31 masuk (tapi maksa cuti).

Dzaki mau "mudik" ke Yogya, naik mobil, sama papa, mama dan suster.
Mau ke rumah tante Yeni, ke rumah nenek dan eyang buyut. Rencana hiking dan berenang sepuasnya.Nginep di rumah tante Yeni, biar bisa main sepuasnya dengan sepupu2 .Dzaki paling suka main dengan anak kakak saya, yg berusia 4 tahun. Namanya Haznan, dia pandai sekali menghibur Dzaki.

Rekan rekan yang merayakan Natal, Selamat Hari Natal. Dan Selamat Tahun Baru buat semua.
Saya berdoa, agar Tuhan memberikan jalan lebih mudah bagi kami , kesehatan dan perkembangan yang baik untuk Dzaki, untuk Daffa, dan juga anak anak lain.

Thursday, December 18, 2008

The Hardest Part

The hardest part (from my side) of having children with special need is not the child condition itself. It's how to open our spouse or our family minds about the child condition and to tell them what to do for helping the children.

Dan ini sering saya alami. Ketika mulai mengkhawatirkan perkembangan Dzaki di usianya yg ke 15 bulan, suami saya selalu berkata "kamu terlalu kawatir, dia baik baik saja kok". Dan akhirnya saya urung menanyakan ke ahli syaraf anak.

Di usia ke 18 bulan, saya tidak dapat menahan diri lama, dengan ngotot saya membawa Dzaki ke ahli syaraf anak, yang saat itu mulai berputar2, menjedot2kan kepala ke tembok, dan kata2nya hilang. Itupun di jalan kami perlu berdebat lama. Menurut suami saya saya terlalu curigaan, banyak anak2 kecil yang begitu ga papa. Saya sangat bersyukur bahwa saat itu saya adalah orang yang sangat ngotot.

Kami ke dua ahli syaraf anak, dan mendapatkan diagnosa yang sama PDD NOS (dan semacamnya), dan anak kami harus terapi. Itupun masih diwarnai ketidakpercayaan suami saya
saat mengantar ke tempat terapi dgn mengomel saat menyetir "Ngapain sih harus kesini".
Yang saya lakukan hanya menutup kuping rapat rapat .

Susah memang, bahkan 1 tahun menjalani terapi inipun, dan walau suami sdh mendengar penjelasan dokter maupun terapis, tetap kadang2 dalam situasi tertentu, dia berpikir lain. Misalnya belum lama ini saat Dzaki sakit tenggorokan dan menangis sepanjang hari, menurut suami saya "Dzaki kesambet penunggu pohon yg sdng dipotong di lapangan samping rumah".

Pun saat ini, saya sedang memikirkan pasti ada yg masih missing, krn 2 tahun pertumbuhan fisik Dzaki kurang, makan susah, dan saya yakin ada di dalam tubuhnya mungkin hrs ada yg diperiksa, entah pencernaannya atau apa, kalau diskusi dgn teman dan baca di internet anak2 autis banyak yg mengalami bocor usus atau alergi logam.Terapi saya yakin hanya salah satu dr upaya saja, dan harus didukung dgn yg lain.

Saat saya sampaikan ini, tanggapan suami saya adalah " kamu terlalu banyak baca internet. Kamu terlalu paranoid ga percaya dokter, kan dokter ga bilang apa2 ttg alergi atau usus bocor" atau "kan Dzaki sudah terapi"

Bisa jadi, saya salah, bisa jadi kasus alergi itu jg tdk terjadi pada anak saya. Tapi rasanya tdk ada salahnya dicoba, lebih baik drpd tidak. Krn dua tahun ini kemajuan Dzaki jg belum bisa dikatakan menggembirakan, saya tetap akan ngotot untuk mencoba konsultasi ke ahli gastro dan alergi.

"Maaf ya nak, terpaksa kali ini mamamu harus ngeyel, demi kebaikan kamu"

Indomie tahu panggang

Masih menu berbahan dasar indomie, berhubung akhir2 ini sibuk, malam begadang, pagi buru buru ga sempat sarapan. Rebus2 , aduk aduk dan panggang sambil ditinggal mandi pagi. Dimakan di jalan atau di kantor. Selain itu dgn resep ini suamiku jadi mau makan tahu. Sblumnya dia ga mau makan tahu katanya rasanya hambar hu hu.

Bahan:
1. 3 bungkus indomie rebus tanpa bumbu, tiriskan
2. 5 buah tahu putih kecil, haluskan pakai garpu
3. 1 butir bawang bombay potong kotak2 kecil
4. Mentega untuk menumis
5. Merica bubuk 1 sdt
6. Garam 1 sdt
7. Penyedap 1 sdt (optional)
8. Keju 50 gram, parut
9. 300 ml air
10. telor 2 butir kocok lepas
11. Tepung terigu sdm

Cara :
1. Di pinggan anti panas, campur indomie dan tahu
2. Tumis bawang bombay sampai harum dgn mentega, tuang ke pinggan, campur rata
3. Tambahkan keju parut, aduk rata
4. Campur air, tepung terigu, telor, garam, merica, penyedap (optional), aduk rata. Tuang ke pinggan
5. Bakar di api sedang sampai matang (kuning kecoklatan)
6. Sajikan hangat dgn saus sambal botolan.

Wednesday, December 17, 2008

Maafkan Mama ya Nak

Nak, maafin Mama ya,
Jika Mama belum dapat menjadi
orangtua yang sempurna bagimu

Mama masih harus banyak belajar
Memahamimu
Mengerti kebutuhanmu
Dan merespon sesuai harapanmu

Kamu adalah pemberian Tuhan yang sempurna
Tidak ada yang salah pada dirimu
Dan yang terjadi juga bukan salahmu

Mamalah yang harus banyak belajar
Untuk menempatkan diri
Agar bisa membimbingmu dengan lebih baik

Tulisan dr blog lain, sebagai pengingat

Sabda Rosulullah :“Barang siapa yang tidak mengasihani, dia tidak akan dikasihani”
Sebagai orang tua, khususnya Ibu, memberikan perhatian penuh dan ikhlas kepada anak, InsyaAllah dikemudian hari kelak dia akan diperlakukan penuh kasih sayang oleh anak-anak mereka.
Fenomena yang ada saat ini adalah kebanyakan Ibu-ibu yang supersibuk rela menitipkan anak-anak mereka pada tempat penitipan anak, sementara dia mengejar duniawi bersaing dengan sang suami. Maka tak heran jika semakin banyak pula kaum tua renta yang dititipkan di panti jompo oleh anak-anak mereka.
Islam mengajarkan kasih sayang tiada batas pada hubungan kekeluargaan antara Bapak, Ibu dan anak. Saat anak masih bayi Islam menekankan agar disusuinya bayi dengan kasih saya selama 2 tahun, kemudian membimbngnya dan mengajarinya dengan kasih saya sampai dia mengawinkannya. Dan anak-anak wajib memperhatikan dan menyayangi para orang tua mereka yang sudah mulai tua renta. Anak-anak mereka saling berebut bergilir mengajak orang tua untuk menginap..sambil ditemani cucu-cucunya.
Oh…betapa indah dan mulianya kekeluargaan seperti itu.
Bukan menakut-nakuti para Ibu-ibu yang berkarir. Hanya saja kenyataan di depan mata sudah jelas. Apa yang kita lihat dalam dunia nyata adalah ayat-ayat Allah.
Silahkan berkarir, tapi janganlah engkau kurangi sentuhan-sentuhan lembut jari-jemarimu saat menghantarkan dia bubuk, saat dipinta-nya engkau bercerita sebelum tidur, saat bangunnya dia dari tidur, saat dia bercerita dengan suka-cita sepulang dari sekolah. Jangan engkau biarkan dia dari sepi-nya sentuhanmu…
Maka, janganlah engkau menangis dan bersedih manakala anak-anakmu menangis tersedu-sedu saat ditinggalkan mbak asuhnya.

Tuesday, December 16, 2008

Foto Foto Dzaki Baby





























Nama nama Panggilan Dzaki

Sering orang tua memanggil anak dengan panggilan panggilan yang cute untuk kesayangan.
Panggilan favorit mama untuk Dzaki :
1. Jaki
2. Adek Jaki
3.Bayi Manis
4. Bayi Beruang (krn dia sooo Cuddly)
5. Koala
6.Wortel Manis (krn suka wortel)

Hohoho rasanya puas2kan memanggil panggilan2 ini selama batita, untuk terapi dan keseharian, harus dibiasakan memanggil dgn namanya : Dzaki

Arti nama Dzaki adalah : kuat, cerdas

Wednesday, December 10, 2008

Artikel-menarik untuk bacaan

AKu dapat dari milis Putera Kembara

ANAK-ANAK KARBITAN

Oleh: Dewi Utama Faizah*Anak-anak yang digegasMenjadi cepat mekar

Cepat matang Cepat layu...Pendidikan bagi anak usia dini sekarang tengah marak-maraknya. Dimana manaorang tua merasakan pentingnya mendidik anak melalui lembaga persekolahan yang ada. Mereka pun berlomba untuk memberikan anak-anak mereka pelayananpendidikan yang baik. Taman kanak-kanak pun berdiri dengan berbagai rupa,di kota hingga ke desa. Kursus-kursus kilat untuk anak-anak pun jugabertaburan di berbagai tempat.Tawaran berbagai macam bentuk pendidikan ini amat beragam. Mulai dari yangpuluhan ribu hingga jutaan rupiah per bulannya. Dari kursus yang dapatmembuat otak anak cerdas dan pintar berhitung, cakap berbagai bahasa,hingga fisik kuat dan sehat melalui kegiatan menari, main musik danberenang. Dunia pendidikan saat ini betul-betul penuh dengan denyutkegairahan. Penuh tawaran yang menggiurkan yang terkadang menguras isikantung orangtua ...Captive market .Kondisi diatas terlihat biasa saja bagi orang awam. Namun apabila kitaamati lebih cermat, dan kita baca berbagai informasi di intenet danlileratur yang ada tentang bagaimana pendidikan yang patut bagi anak usiadini, maka kita akan terkejut! Saat ini hampir sebagian besarpenyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak usia dini melakukan kesalahan.Di samping ketidak patutan yang dilakukan oleh orang tua akibatketidaktahuannya!Anak-Anak Yang Digegas...Ada beberapa indikator untuk melihat berbagai ketidakpatutan terhadapanak. Di antaranya yang paling menonjol adalah orientasi pada kemampuanintelektual secara dini. Akibatnya bermunculanlah anak-anak ajaib dengankepintaran intelektual luar biasa. Mereka dicoba untuk menjalaniakselerasi dalam pendidikannya dengan memperoleh pengayaankecakapan-kecakapan akademik dl dalam dan di luar sekolah.Kasus yang pernah dimuat tentang kisah seorang anak pintar karbitan initerjadi pada tahun 1930, seperti yang dimuat majalah New Yorker. Terjadipada seorang anak yang bernama William James Sidis, putra seorangpsikiater. Kecerdasan otaknya membuat anak itu segera masuk HarvardCollege walaupun usianya masih 11 tahun. Kecerdasannya di bidangmatematika begitu mengesankan banyak orang.Prestasinya sebagai anak jenius menghiasi berbagai media masa. Namun apayang terjadi kemudian ? James Thurber seorang wartawan terkemuka. padasuatu hari menemukan seorang pemulung mobil tua, yang tak lain adalah William James Sidis. Si anak ajaib yang begitu dibanggakan dan membuatorang banyak berdecak kagum pada beberapa waktu silam.Kisah lain tentang kehebatan kognitif yang diberdayakan juga terjadi padaseorang anak perempuan bernama Edith. Terjadi pada tahun 1952, dimanaseorang Ibu yang bemama Aaron Stern telah berhasil melakukan eksperimenmenyiapkan lingkungan yang sangat menstimulasi perkembangan kognitifanaknya sejak si anak masih benapa janin.Baru saja bayi itu lahir ibunya telah memperdengarkan suara musik klasikdi telinga sang bayi. Kemudian diajak berbicara dengan menggunakan bahasaorang dewasa. Setiap saat sang bayi dikenalkan kartu-kartu bergambar dankosa kata baru. Hasilnya sungguh mencengangkan! Di usia 1 tahun Edithtelah dapat berbicara dengan kalimat sempurna. Di usia 5 tahun Edith telah menyelesaikan membaca ensiklopedi Britannica. Usia 6 tahun ia membaca enambuah buku dan Koran New York Times setiap harinya. Usia 12 tahun dia masuk universitas. Ketika usianya menginjak 15 lahun la menjadi guru matematikadi Michigan State University .Aaron Stem berhasil menjadikan Edith anak jenius karena terkait dengankapasitas otak yang sangat tak berhingga. Namun khabar Edith selanjutnyajuga tidak terdengar lagi ketika ia dewasa. Banyak kesuksesan yang diraih saat ia menjadi anak, tidak menjadi sesuatu yang bemakna dalamkehidupan anak ketika ia menjadi manusia dewasa. Berbeda dengan banyak kasus legendaris orang-orang terkenal yang berhasilmengguncang dunia dengan penemuannya. Di saat mereka kecil mereka hanyalah anak-anak biasa yang terkadang juga dilabel sebagai murid yang dungu.Seperti halnya Einsten yang mengalami kesulitan belajar hingga kelas 3 SD.Dia dicap sebagai anak bebal yang suka melamun.Selama berpuluh-puluh tahun orang begitu yakin bahwa keberhasilan anak dimasa depan sangat ditentukan oleh faktor kogtutif. Otak memang memilikikemampuan luar biasa yang tiada berhingga. Oleh karena itu banyak orangtuadan para pendidik tergoda untuk melakukan "Early Childhood Training". Erapemberdayaan otak mencapai masa keemasannya. Setiap orangtua dan pendidikberlomba-lomba menjadikan anak-anak mereka menjadi anak-anak yang super(Superkids).Kurikulum pun dikemas dengan muatan 90 % bermuatan kognitif yangmengfungsikan belahan otak kiri. Sementara fungsi belahan otak kanan hanyamendapat porsi 10% saja. Ketidakseimbangan dalam memfungsikan ke duabelahan otak dalam proses pendidikan di sekolah sangat mencolok. Hal initerjadi sekarang dimana-mana, di Indonesia... ."Early Ripe, early Rot...!"Gejala ketidakpatutan dalam mendidik ini mulai terlihat pada tahun 1960 diAmerika. Saat orangtua dan para professional merasakan pentingnyapendidikan bagi anak-anak semenjak usia dini. Orangtua merasa apabilamereka tidak segera mengajarkan anak-anak mereka berhitung, membaca danmenulis sejak dini maka mereka akan kehilangan "peluang emas" bagianak-anak mereka selanjutnya. Mereka memasukkan anak-anak mereka sesegeramungkin ke Taman Kanak?Kanak (Pra Sekolah). Taman Kanak-kanak pun dengansenang hati menerima anak-anak yang masih berusia di bawah usia 4 tahun.Kepada anak-anak ini gurunya membelajarkan membaca dan berhitung secaraformal sebagai pemula.Terjadinya kemajuan radikal dalam pendidikan usia dini di Amerika sudahdirasakan saat Rusia meluncurkan Sputnik pada tahun 1957. Mulailah "EraHeadstart" merancah dunia pendidikan. Para akademisi begitu optimis untukmembelajarkan wins dan matematika kepada anak sebanyak dan sebisa mereka(tiada berhingga). Sementara mereka tidak tahu banyak tentang anak, apayang mereka butuhkan dan inginkan sebagai anak.Puncak keoptimisan era Headstart diakhiri dengan pernyataan Jerome Bruner,seorang psikolog dari Harvard University yang menulis sebuah buku terkenal" The Process of Education" pada lahun 1960, la menyatakan bahwakompetensi anak untuk belajar sangat tidak berhingga. Inilah buku sucipendidikan yang mereformasi kurikulum pendidikan di Amerika. "We beginwith the hypothesis that any subject can be taught effectively in someintellectually honest way to any child at any stage of development" .Inilah kalimat yang merupakan hipotesis Bruner yang di salahartikan olehbanyak pendidik, yang akhirnya menjadi bencana! Pendidikan dilaksanakandengan cara memaksa otak kiri anak sehingga membuat mereka cepat matangdan cepat busuk... early ripe, early rot!Anak-anak menjadi tertekan. Mulai dari tingkat pra sekolah hingga usia SD.Di rumah para orangtua kemudian juga melakukan hal yang sama, yaitumengajarkan sedini mungkin anak-anak mereka membaca ketika Glenn Doman menuliskan kiat-kiat praktis membelajarkan bayi membaca. Bencana berikutnya datang saat Arnold Gesell memaparkan konsep"kesiapan-readiness " dalam ilmu psikologi perkembangan temuannya yangmendapat banyak decakan kagum. Ia berpendapat tentang "biologicallimitations on learning'. Untuk itu ia menekankan perlunya dilakukanintervensi dini dan rangsangan inlelektual dini kepada anak agar merekasegera siap belajar apapun.Tekanan yang bertubi-tubi dalam memperoleh kecakapan akademik di sekolahmembuat anak-?anak menjadi cepat mekar. Anak-anak menjadi "miniature orangdewasa ". Lihatlah sekarang, anak-anak itu juga bertingkah polahsebagaimana layaknya orang dewasa. Mereka berpakaian seperti orang dewasa,berlaku pun juga seperti orang dewasa.Di sisi lain media pun merangsang anak untuk cepat mekar terkait denganmusik, buku, film, televisi, dan internet. Lihatlah maraknya program teveyang belum pantas ditonton anak-anak yang ditayangkan di pagi atau punsore hari. Media begitu merangsang keingintahuan anak tentang duniaseputar orang dewasa sebagai promosi seksual yang menyesatkan. Pendek katamedia telah memekarkan bahasa, berpikir dan perilaku anak tumbuh kembangsecara cepat.Tapi apakah kita tahu bagaimana tentang emosi dan perasaan anak? Apakahfaktor emosi dan perasaan juga dapat digegas untuk dimekarkan sepertihalnya kecerdasan? Perasaan dan emosi ternyata memiliki waktu dan ritmenyasendiri yang tidak dapat digegas atau dikarbit. Bisa saja anak terlihatberpenampilan sebagai layaknya orang dewasa, tetapi perasaan mereka tidakseperti orang dewasa.Anak-anak memang terlihat tumbuh cepat di berbagai hal tetapi tidak disemua hal. Tumbuh mekarnya emosi sangat berbeda dengan tumbuh mekarnyakecerdasan (intelektual) anak. Oleh karena perkembangan emosi lebih rumitdan sukar, terkait dengan berbagai keadaan, Cobalah perhatikan, khususnvasaat perilaku anak menampilkan gaya "kedewasaan ", sementara perasaannyamenangis berteriak sebagai "anak".Seperti sebuah lagu popular yang pernah dinyanyikan penyanyi bersuaraemas, seorang anak laki-laki, "Heintje" di era tahun 70-an... I'm Nobody'SChild, I'M NOBODY'S CHILD, I'M nobody's child, I'm nobodys child, Justlike a flower I'm growing wild, No mommies kisses and no daddy's smile,Nobody's touch me, I'm nobody's child.Dampak Berikutnya Terjadi... ketika anak memasuki usia remaja. Merekatidak segan-segan mempertontonkan berbagai macam perilaku yang tidakpatut. Patricia 0' Brien menamakannya sebagai "The Shrinking ofChildhood'. "Lu belum tahu ya... bahwa gue telah melakukan segalanya",begitu pengakuan seorang pria remaja berusia 12 tahun kepadateman-temannya. "Gue tahu apa itu minuman keras, drug, dan seks." serunyabangga. Berbagai kasus yang terjadi pada anak-anak karbitan memperlihatkanbagaimana pengaruh tekanan dini pada anak akan menyebabkan berbagaigangguan kepribadian dan emosi pada anak. Oleh karena ketika semua menjadicepat mekar.... kebutuhan emosi dan sosial anak jadi tak dipedulikan!Sementara anak sendiri membutuhkan waktu untuk tumbuh, untuk belajar danuntuk berkembang, .... sebuah proses dalam kehidupannya !Saat ini terlihat kecenderungan keluarga muda lapisan menengah ke atasyang berkarier di luar rumah tidak menuliki waktu banyak dengan anak-anakmereka. Atau pun jika si ibu berkarier di dalam rumah, ia lebihmengandalkan tenaga "baby sitter" sebagai pengasuh anak-anaknya. ColetteDowling menamakan ibu-ibu muda kelompok ini sebagai "Cinderella Syndrome"yang senang window shopping, ikut arisan, ke salon memanjakan diri, ataumenonton telenovela atau buku romantis. Sebagai bentuk ilusi rnenghindarikehidupan nyata yang mereka jalani.Kelompok ini akan sangat bangga jika anak-anak mereka bersekolah dilembaga pendidikan yang mahal, ikut berbagai kegiatan kurikuler, ikutberbagai les, dan mengikuti berbagai arena, seperti lomba penyanyi cilik,lomba model ini dan itu. Para orangtua ini juga sangat bangga jikaanak-anak mereka superior di segala bidang, bukan hanya di sekolah.Sementara orangtua yang sibuk juga mewakilkan diri mereka kepada babysitter terhadap pengasuhan dan pendidikan anak-anak mereka. Tidak jarangpara baby sitter ini mengikuti pendidikan parenting di lembaga pendidikaneksekutif sebagai wakil dari orang tua.ERA SUPERKIDS Kecenderungan orangtua menjadikan anaknya "be special" daripada "beaverage or normal? semakin marak terlihat. Orang tua sangat inginanak-anak mereka menjadi "to exel, to be the best". Sebetulnya tidak adayang salah. Namun ketika anak-anak mereka digegas untuk mulai mengikutiberbagai kepentingan, menyuruh anak mereka mengikuti beragam kegiatan,seperti kegiatan mental aritmatik, sempoa, renang, basket, balet, taribali, piano, biola, melukis, dan banyak lagi lainnya...maka lahirlahanak-anak super---"SUPERKIDS' ". Ongkos merawat anak superkids ini sangatmahal.Era Superkids berorientasi kepada "Competent Child". Orangtua salingberkompetisi dalam mendidik anak karena mereka percaya "earlier isbetter". Semakin dini dan cepat dalam menginvestasikan beragam pengetahuanke dalam diri anak mereka, akan semakin baik. Neil Posmant seorangsosiolog Amerika pada tahun 80-an meramalkan bahwa jika anak-anak tercabutdari masa kanak-kanaknya, maka lihatlah...ketika anak-anak itu menjadidewasa: ia akan menjadi orang dewasa yang kekanak-kanakan! BERBAGAI GAYA ORANGTUA Kondisi ketidakpatutan dalam mempelakukan anak ini telah melahirkanberbagai gaya orangtua (Parenting Style) yang melakukan kesalahan-"miseducation" terhadap pengasuhan pendidikan anak-anaknya. Elkind (1989)mengelompokkan berbagai gaya orangtua dalam pengasuhan, antara lain:Gourmet Parents--

(ORTU B0RJU)Mereka adalah kelompok pasangan muda yang sukses. Memiliki rumah bagus,mobil mewah, liburan ke tempat-tempat yang eksotis di dunia, dengan gayahidup kebarat-baratan. Mereka akan cenderung merawat anak-anaknya sepertihalnya merawat karier dan harta mereka. Penuh dengan ambisi! Berbagaimacam buku akan dibaca karena ingin tahu isu-isu mutakhir tentang caramengasuh anak. Mereka sangat percaya bahwa tugas pengasuhan yang baikseperti halnya membangun karier, maka "superkids" merupakan bukti darikehebatan mereka sebagai orangtua.Orangtua kelompok ini memakaikan baju-baju mahal bermerek terkenal,memasukkan anak-anaknya ke dalam program-program eksklusif yangprestisius. Keluar masuk restoran mahal. Usia 3 tahun anak-anak merekasudah diajak tamasya keliling dunia mendampingi orangtuanya. Jika suatus aat kita melihat sebuah sekolah yang halaman parkirnya dipenuhi olehberbagai merek mobil terkenal, maka itulah sekolah dimana banyak kelompokorangtua "gourmet " atau kelompok borju menyekolahkan anak-anaknya.

College Degree Parents --- (ORTU INTELEK)Kelompok ini merupakan bentuk lain dari keluarga intelek yang menengah keatas. Mereka sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya. Seringmelibatkan diri dalam berbagai kegiatan di sekolah anaknya. Misalnyamembantu membuat majalah dinding, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.Mereka percaya pendidikan yang baik merupakan pondasi dari kesuksesanhidup. Terkadang mereka juga tergiur menjadikan anak-anak mereka"Superkids ", Apabila si anak memperlihatkan kemampuan akademik yangtinggi. Terkadang mereka juga memasukkan anak-anaknya ke sekolah mahalyang prestisius sebagai bukti bahwa mereka mampu dan percaya bahwapendidikan yang baik tentu juga harus dibayar dengan pantas.Kelebihan kelompok ini adalah sangat peduli dan kritis terhadap kurikulumyang dilaksanakan di sekolah anak anaknya. Dan dalam banyak hal, merekabanyak membantu dan peduli dengan kondisi sekolah,

Gold Medal Parents --(ORTU SELEBRITIS)Kelompok ini adalah kelompok orangtua yang menginginkan anak-anaknyamenjadi kompetitor dalam berbagai gelanggang. Mereka sering mengikutkananaknya ke berbagai kompetisi dan gelanggang. Ada gelanggang ilmupengetahuan seperti Olimpiade matematika dan sains yang akhir-akhir inilagi marak di Indonesia . Ada juga gelanggang seni seperti ikut menyanyi,kontes menari, terkadang kontes kecantikan. Berbagai cara akan merekatempuh agar anak-anaknya dapat meraih kemenangan dan menjadi "seorangBintang Sejati ". Sejak dini mereka persiapkan anak-anak mereka menjadi"Sang Juara", mulai dari juara renang, menyanyi dan melukis hingga noneabang cilik kelika anak-anak mereka masih TK.Sebagai ilustrasi, dalam sebuah arena lomba ratu cilik di Padang, puluhananak-anak TK baik laki-laki maupun perempuan tengah menunggu di mulainyalomba pakaian adat. Ruangan yang sesak, penuh asap rokok, dan acara molorkarena menunggu datangnya tokoh anak dari Jakarta . Anak-anak mulai resah,berkeringat, mata memerah karena keringat melelehi mascara mata kecilmereka. Para orangtua masih bersemangat, membujuk anak-anaknya bersabar.Mengharapkan acara segera di mulai dan anaknya akan keluar sebagaipemenang. Sementara pihak penyelenggara mengusir panas dengan berkipaskertas.Banyak kasus yang mengenaskan menimpa diri anak akibat perilaku ambisikelompok gold medal parents ini. Sebagai contoh pada tahun 70-an seoranggadis kecil pesenam usia TK rnengalami kelainan tulang akibat ambisiayahnya yang guru olahraga. Atau kasus "bintang cilik" Yoan Tanamal yangmengalami tekanan hidup dari dunia glamour masa kanak-kanaknya. Kemudianmenjadikannya pengguna dan pengedar narkoba hingga menjadi penghunipenjara. Atau bintang cilik dunia Heintje, yang setelah dewasa hanya menjadi pasien dokter jiwa. Gold medal parent menimbulkan banyak bencanapada anak-anak mereka!Pada tanggal 26 Mei lalu kita sasikan di TV bagaimana bintang cilik"Joshua" yang bintangnya mulai meredup dan mengkhawatirkan orangtuanya.Orangtua Joshua berambisi untuk kembali menjadikan anaknya seorang bintangdengan kembali menggelar konser tunggal. Sebagian dari kita tentu masihingat bagaimana lucu dan pintarnya. Joshua ketika berumur kurang 3 tahun.Dia muncul di TV sebagai anak ajaib karena dapat menghapal puluhannama-nama kepala negara. Kemudian di usia balitanya dia menjadi penyanyicilik terkenal. Kita kagum bagaimana seorang bapak yang tamatan SMU danbekerja di salon dapat membentuk dan menjadikan anaknya seorang "superkid"--seorang penyanyi sekaligus seorang bintang film....

Do-it Yourself ParentsMerupakan kelompok orangtua yang mengasuh anak-anaknya secara alami danmenyatu dengan semesta. Mereka sering menjadi pelayanan professional dibidang sosial dan kesehatan, sebagai pekerja sosial di sekolah, di tempatibadah, di Posyandu dan di perpustakaan. Kelompok ini menyekolahkananak-anaknya di sekolah negeri yang tidak begitu mahal dan sesuai dengankeuangan mereka. Walaupun begitu kelompok ini juga bemimpi untukmenjadikan anak-anaknya "Superkids"- -earlier is better". Dalam kehidupansehari-hari anak-anak mereka diajak mencintai lingkungannya. Mereka jugamengajarkan merawat dan memelihara hewan atau tumbuhan yang mereka sukai.Kelompok ini merupakan kelompok penyayang binatang, dan mencintailingkungan hidup yang bersih.

Outward Bound Parents--- (ORTU PARANOID)Untuk orangtua kelompok ini mereka memprioritaskan pendidikan yang dapatmemberi kenyamanan dan keselamatan kepada anak-anaknya. Tujuan merekasederhana, agar anak-anak dapat bertahan di dunia yang penuh denganpermusuhan. Dunia di luar keluarga mereka dianggap penuh denganmarabahaya. Jika mereka menyekolahkan anak-anaknya maka mereka Iebihmemilih sekolah yang nyaman dan tidak melewati tempat-tempat tawuran yangberbahaya.Seperti halnya Do It Yourself Parents, kelompok ini secara tak sengajaterkadang terpengaruh dan menerima konsep "Superkids " Mereka mengharapkananak-anaknya menjadi anak-anak yang hebat agar dapat melindungi dirimereka dari berbagai macam marabahaya. Terkadang mereka melatih kecakapanmelindungi diri dari bahaya, seperti memasukkan anak-anaknya "Karate,Yudo, pencak Silat" sejak dini.Ketidakpatutan pemikiran kelompok ini dalam mendidik anak-anaknya adalahbahwa mereka terlalu berlebihan melihat marabahaya di luar rumah tanggamereka, mudah panik dan ketakutan melihat situasi yang selalu mereka pikirakan membawa dampak buruk kepada anak. Akibatnya anak-anak mereka menjadi"steril" dengan lingkungannya.

Prodigy Parents --(ORTU INSTANT)

Merupakan kelompok orangtua yang sukses dalam karier namun tidak memilikipendidikan yang cukup. Merceka cukup berada, namun tidak berpendidikanyang baik. Mereka memandang kesuksesan mereka di dunia bisnis merupakanbakat semata. Oleh karena itu mereka juga memandang sekolah dengan sebelahmata, hanya sebagai kekuatan yang akan menumpulkan kemampuan anak-anaknya.'Tidak kalah mengejutkannya, mereka juga memandang anak-anaknya akan hebatdan sukses seperti mereka tanpa memikirkan pendidikan seperti apa yangcocok diberikan kepada anak-anaknya. Oleh karena itu mereka sangat mudahterpengaruh kiat-kiat atau cara unik dalam mendidik anak tanpa bersekolah.Buku-buku instant dalam mendidik anak sangat mereka sukai. Misalnya bukutentang "Kiat-Kiat Mengajarkan bayi Membaca" karangan Glenn Doman, atau"Kiat-Kiat Mengajarkan Bayi Matematika " karangan Siegfried, "BerikanAnakmu pemikiran Cemerlang " karangan Therese Engelmann, dan "Kiat-KiatMengajarkan Anak Dapat Membaca Dalam Waktu 6 Hari " karangan Sidney Ledson

Encounter Group Parents--(ORTU NGERUMPI)

Merupakan kelompok orangtua yang memiliki dan menyenangi pergaulan. Merekaterkadang cukup berpendidikan, namun tidak cukup berada atau terkadangtidak memiliki pekerjaan tetap (luntang lantung). Terkadang mereka jugamerupakan kelompok orangtua yang kurang bahagia dalam perkawinannya.Mereka menyukai dan sangat mementingkan nilai-nilai relationship dalammembina hubungan dengan orang lain. Sebagai akibatnya kelompok ini seringmelakukan ketidakpatutan dalam mendidik anak-anak dengan berbagai perilaku"gang ngrumpi" yang terkadang mengabaikan anak.Kelompok ini banyak membuang-buang waktu dalam kelompoknya sehinggamengabaikan fungsi mereka sebagai orangtua. Atau pun jika mereka memilikiaktivitas di kelompokya, mereka lebih berorientasi kepada kepentingankelompok mereka. Kelompok ini sangat mudah terpengaruh dan latah untukmemilihkan pendidikan bagi anak-anaknya. Menjadikan anak-anak merekasebagai "Superkids" juga sangat diharapkan. Namun banyak dari anak-anakmereka biasanya kurang menampilkan minat dan prestasi yang diharapkan.

Milk and Cookies Parents-(ORTU IDEAL)

Kelompok ini merupakan kelompok orangtua yang memiliki masa kanak-kanakyang bahagia, yang memiliki kehidupan masa kecil yang sehat dan manis.Mereka cenderung menjadi orangtua yang hangat dan menyayangi anak-anaknyadengan tulus. Mereka juga sangat peduli dan mengiringi tumbuh kembanganak-anak mereka dengan penuh dukungan. Kelompok ini tidak berpeluangmenjadi orangtua yang melakukan "miseducation " dalam merawat dan mengasuhanak-anaknva. Mereka memberikan lingkungan yang nyaman kepada anak-anaknyadengan penuh perhatian, dan tumpahan cinta kasih yang tulus sebagai orangtua.Mereka memenuhi rumah tangga mereka dengan buku-buku, lukisan dan musikyang disukai oleh anak-anaknya. Mereka berdiskusi di ruang makan,bersahabat dan menciptakan lingkungan yang menstimulasi anak-anak merekauntuk tumbuh mekar segala potensi dirinya. Anak-anak mereka punmeninggalkan masa kanak-kanak dengan penuh kenangan indah. Kehangatanhidup berkeluarga menumbuhkan kekuatan rasa yang sehat pada anak untukpercaya diri dan antusias dalam kehidupan belajar. Kelompok ini merupakankelompok orangtua yang menjalankan tugasnya dengan patut kepada anak-anakmereka. Mereka begitu yakin bahwa anak membutuhkan suatu proses dan waktuuntuk dapat menemukan sendiri keistimewaan yang dimilikinya.Dengan kata lain mereka percaya bahwa anak sendirilah yang akan menemukansendiri kekuatan dalam dirinya. Bagi mereka setiap anak adalah benar-benarseorang anak yang hebat dengan kekuatan potensi yang juga berbeda dan unik!

KAMU HARUS TAHU BAHWA TIADA SATU PUN YANG LEBIH TINGGI, ATAU LEBIH KUAT,ATAU LEBIH BAIK, ATAU PUN LEBIH BERHARGA DALAM KEHIDUPAN NANTI DARIPADAKENANGAN INDAH, TERUTAMA KENANGAN MANIS DI MASA KANAK-KANAK. KAMUMENDENGAR BANYAK HAL TENTANG PENDIDIKAN, NAMUN BEBERAPA HAL YANG INDAH,KENANGAN BERHARGA YANG TERSIMPAN SEJAK KECIL ADALAH SEBUAH PENDIDIKAN YANGTERBAIK. APABILA SESEORANG MENYIMPAN BANYAK KENANGAN INDAH DI MASAKECILNYA, MAKA KELAK SELURUH KEHIDUPANNYA AKAN TERSELAMATKAN. BAHKANAPABILA HANYA ADA SATU SAJA KENANGAN INDAH YANG TERSIMPAN DALAM HATI KITA,MAKA ITULAH KENANGAN YANG AKAN MEMBERIKAN SATU HARI UNTUK KESELAMATANKITA" (DESTOYEVSKY' S BROTHERS KARAM0Z0V).PERSPEKTIF SEKOLAH YANG MENGKARBIT ANAK

Kecenderungan sekolah untuk melakukan pengkarbitan kepada anak didiknyajuga terlihat jelas. Hal ini terjadi ketika sekolah berorientasi kepadaproduk daripada proses pembelajaran. Sekolah terlihat sebagai sebuah"Industri" dengan tawaran-tawaran menarik yang mengabaikan kebutuhan anak.Ada program akselerasi, ada program kelas unggulan. Juga pekerjaan rumahyang menumpuk.Tugas-tugas hanya dalam bentuk lembaran kerja. Kemudian guru-guru sibuksebagai "Operator kurikulum" dan tidak punya waktu mempersiapkan materiajar karena merangkap tugas sebagai administrator sekolah. Sebagai walikelas, yang mengawasi dan mengajar terkadang lebih dari 40 anak, guruhanya dapat menjadi "pengabar isi buku pelajaran " ketimbang menjalankanfungsi edukatif dalam menfasilitasi pembelajaran.Di saat-saat tertentu sekolah akan menggunakan "mesin-mesin dalam menskor"capaian prestasi yang diperoleh anak setelah diberikan ujian berupapotongan-potongan mata pelajaran. Anak didik menjadi dimiskinkan dalammenjalani pendidikan di sekolah. Pikiran mereka diforsir untukmenghapalkan atau melakukan tugas-tugas yang tidak mereka butuhkan sebagaianak.Manfaat apa yang mereka peroleh jika guru menyita waktu anak untuk membuatbagan organisasi sebuah birokrasi? Manfaat apa yang dirasakan anak jikamereka diminta membuat PR tentang susunan kabinet? Manfaat apa yangdimiliki anak jika ia disuruh menghapal kalimat-kalimat yang ada di dalambuku pelajaran? Tumpulnya rasa dalam mencerna apa yang dipikirkan olehotak dengan apa yang direfleksikan dalam sanubari dan perilaku-perilakukeseharian mereka sebagai anak menjadi semakin senjang.Anak-anak tahu banyak tentang pengetahuan yang dilatihkan melalui berbagaimata pelajaran yang ada dalam kurikulum persekolahan, namun mereka bingungmengimplementasikan dalam kehidupan nyata. Sepanjang hari merekabersekolah di sekolah untuk sekolah--- dengan tugas-tugas dan PR yangmenumpuk.... Namun sekolah tidak mengerti bahwa anak sebenarnya butuhbersekolah untuk menyongsong kehidupannya !Lihatlah, mereka semua belajar dengan cara yang sama. Membangun 90 %kognitif dengan 10 % afektif. Paulo Freire mengatakan bahwa sekolah telahmelakukan "pedagogy of the oppressed" terhadap anak-anak didiknya. Dimanaguru mengajar anak diajar, guru mengerti semuanya dan anak tidak tahuapa-apa, guru berpikir dan anak dipikirkan, guru berbicara dan anakmendengarkan, guru mendisiplin dan anak didisiplin, guru memilih danmendesakkan pilihannya dan anak hanya mengikuti, guru bertindak dan anakhanya membayangkan bertindak lewat cerita guru, guru memilih isi programdan anak menjalaninya begitu saja, guru adalah subjek dan anak adalahobjek dari proses pembelajaran (Freire, 1993). Model pembelajaran bankingsystem ini dikritik habis-habisan sebagai masalah kemanusiaan terbesar.Belum lagi persaingan antar sekolah dan persaingan ranking wilayah....Mengkompetensi Anak--- merupakan `KETIDAKPATUTAN PENDIDIKAN ?""Anak adalah anugrah Tuhan... sebagai hadiah kepada semesta alam, tetapicitra anak dibentuk oleh sentuhan tangan-tangan manusia dewasa Yangbertanggungjawab. .. "(Nature versus Nurture). Bagaimana? Karena ada duapengertian kompetensi: kompetensi yang datang dari kebutuhan di luar dirianak (direkayasa oleh orang dewasa) atau kompetensi yang sesuai dengankebutuhan dari dalam diri anak itu sendiri.Sebagai contoh adalah konsep kompetensi yang dikemukakan oleh John Watson(psikolog) pada tahun 1920 yang mengatakan bahwa bayi dapat ditempamenjadi apapun sesuai kehendak kita - sebagai komponen sentral dari konsepkompetensi. Jika bayi-bayi mampu jadi pembelajar, maka mereka juga dapatdibentuk melalui pembelajaran dini.Kata-kata Watson yang sangat terkenal adalah sebagai berikut :" Give me a dozen healthy infants, well formed and my own special world tobring them up in, and I'll guarantee you to take any one at random andtrain him to become any type of specialist I might select--doctor, lawyer,artist, merchant chief and yes, even beggar and thief regardless of thistalents, penchants?.tendencies, vocations, and race of his ancestors ".Pemikiran Watson membuat banyak orang tua melahirkan "intervensi dini "setelah mereka melakukan serangkaian tes Inteligensi kepada anak-anaknya.Ada sebuah kasus kontroversi yang terjadi di Institut New Jersey padatahun 1976. Dimana guru-guru melakukan serangkaian program tes untukmengukur "Kecakapan Dasar Minimum (Minimum Basic Skill)" dalam matapelajaran membaca dan matematika. Hasil dari pelaksanaan program inidilaporkan kolomnis pendidikan Fred Hechinger kepada New York Timessebagai berikut :`The improvement in those areas were not the result of any magic programor any singular teaching strategy, they were... simply proof thataccountability is crucial and that, in the past five years, it has paidoff in New Yersey'.Juga belajar dari biografi tiga orang tokoh legendaris dunia sepertiEleanor Roosevelt, Albert Einstein dan Thomas Edison, yang diilustrasikansebagai anak-anak yang bodoh dan mengalami keterlambatan dalam akademikketika mereka bersekolah di SD kelas rendah. Semestinya kita dapatmenyimpulkan bahwa pendidikan dini sangat berbahaya jika dibuatkankompetensi-kompetensi perolehan pengetahuan hanya secara kognitif. Sebabhingga hari ini sekolah belum mampu menjawab dan dapat menampilkankompetensi emosi sosial anak dalam proses pembelajaran.Pendidikan anak seutuhnya yang terkait dengan berbagai aspek sepertiemosi, sosial, kognitif pisik, dan moral belum dapat dikemas dalampembelajaran di sekolah secara terintegrasi. Sementara pendidikan sejatiadalah pendidikan yang mampu melibatkan berbagai aspek yang dimiliki anaksebagai kompetensi yang beragam dan unik untuk dibelajarkan. Bukan anakdibelajarkan untuk di tes dan di skor saja !.Pendidikan sejati bukanlah paket-paket atau kemasan pembelajaran yangberkeping-keping, tetapi bagaimana secara spontan anak dapat terus menerusmerawat minat dan keingintahuan untuk belajar. Anak mengenali tumbuhkembang yang terjadi secara berkelangsungan dalam kehidupannya. Perilakukeingintahuan -"curiosity" inilah yang banyak tercabut dalam sistempersekolahan kita.Akademik Bukanlah Keutuhan Dari Sebuah Pendidikan ! "Empty Sacks willnever stand upright"---George EliotPendidikan anak seutuhnya tentu saja bukan hanya mengasah kognitif melaluikecakapan akademik semata! Sebuah pendidikan yang utuh akan membangunsecara bersamaan, pikiran, hati, pisik, dan jiwa yang dimiliki anakdidiknya. Membelajarkan secara serempak pikiran, hati. dan pisik anak akanmenumbuhkan semangat belajar sepanjang hidup mereka. Di sinilahdibutuhkannya peranan guru scbagai pendidik akademik dan pendidik sanubari"karakter". Dimana mereka mendidik anak menjadi "good and smart "-teranghati dan pikiran.Sebuah pendidikan yang baik akan melahirkan "how learn to learn" pada anakdidik mereka. Guru-guru yang bersemangat memberi keyakinan kepada anakdidiknya bahwa mereka akan memperoleh kecakapan berpikir tinggi, denganberpikir kritis, dan cakap memecahkan masalah hidup yang mereka hadapisebagai bagian dari proses mental. Pengetahuan yang terbina dengan baikyang melibatkan aspek kognitif dan emosi, akan melahirkan berbagaikreativitas.Leonardo da Vinci seorang pelukis besar telah menghabiskan waktunya berjam jam untuk belajar anatomi tubuh manusia.Thomas Edison mengatakan bahwa "genius is 1 percent inspiration and 99percent perspiration ". Semangat belajar ---"encourage' - Tidak dapatmuncul tiba-tiba di diri anak. Perlu proses yang melibatkanhati---kesukaan dan kecintaan--- belajar. Sementara di sekolah banyak anakpatah hati karena gurunya yang tidak mencintai mereka sebagai anak.Selanjutnya misi sekolah lainnya yang paling fundamental adalahmengalirkan "moral litermy" melalui pendidikan karakter. Kita harus ingatbahwa kecerdasan saja tidak cukup. Kecerdasan plus karaktcr inilah tujuansejati sebuah pendidikan (Martin Luther King, Jr). lnilah keharmonisandari pendidikan, bagaimana menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan,antara kecerdasan hati dan pikiran, antara pengetahuan yang berguna denganperbuatan yang baik ....PENUTUPMengembalikan pendidikan pada hakikatnya untuk menjadikan manusia yangterang hati dan terang pikiran--- "good and smart "--- merupakan tugaskita bersama. Melakukan reformasi dalam pendidikan merupakan kerja kerasyang mesti dilakukan secara serempak, antara sekolah dan masyarakat,khususnya antara guru dan orangtua.Pendidikan yang ada sekarang ini banyak yang tidak berorientasi kepadakebutuhan anak sehingga tidak dapat memekarkan segala potensi yangdimiliki anak. Atau pun jika ada yang terjadi adalah ketidakseimbanganyang cenderung memekarkan aspek kognitif dan mengabaikan faktor emosi.Begitu juga orangtua. Mereka berkecenderungan melakukan training dinikepada anak. Mereka ingin anak-anak mereka menjadi "SUPERKIDS". Inilahfenomena yang sedang trend akhir-akhir ini. Inilah juga awal dari lahirnyaera anak-anak karbitan ! Lihatlah nanti...ketika anak-anak karbitan itumenjadi dewasa, mereka akan menjadi orang dewasa yang ke kanak-kanakan.Hidup itu menciutDan mengerdilBagaikan selokan kecilBila dilepas bebas.Ia merah menggejolakBagaikan dahsyatnva samudera luas

Dewi Utama Faizah.*Dewi Utama Faizah, bekerja di Direktorat pendidikan TK dan SD DitjenDikdasmen, Depdiknas, Program Director untuk Institut PengembanganPendidikan Karakter divisi dari Indonesia Heritage Foundation.

Thursday, December 04, 2008

Dzaki, call me "Mama"

Today, at lunch time I called Dzaky to his caretaker's mobile. He said "mammaaa, mamma".
Wow surprise!

Usually he does not want to talk on the phone, nor call me "mama" (rarely he called mama or papa, if we are lucky he will call us once or twice in a month)

I am so happy and proud today. Hopefully Dzaki will call "mama" again tonight, and tommorrow, and the day after tommorrow, and always.