Tuesday, February 12, 2008

KUNTUM NURSERY TAJUR BOGOR

Siang tadi aku ke “Kuntum Nursery” yang beralamat di jalan raya Tajur no 291 Bogor, kira-kira satu jam dari Jakarta. Tempat ini merupakan tempat penjualan bibit tanaman hias, juga buah dan sayuran, juga benih beberapa jenis ikan. Tempatnya ga jauh dari sentra tas TAJUR, bogor.

Tempatnya asik banget. Taman dengan berbagai macam bibit tanaman, kolam ikan , serta restaurant yang mengelilingi kolam pemancingan.
Dzaki asik berlarian di sekitar kolam dan kebun, sementara kami bergantian menjaga dan makan. Pilihan menunya cukup beragam. Ada ibu ibu yang menyediakan prasmanan masakan Sunda . Tinggal duduk, dan bebas ngambil sendiri. Pepes pedanya sungguh sedap, juga pepes jamurnya. Taklupa ada semur jengkol (cihui hehe). Harga di prasmanan ini cukup terjangkau. Aku juga mencoba menu di cafenya , yaitu ayam kalasan. Lumayan enak. Namun menu di café lebih mahal daripada makanan Sunda yang prasmanan. Selain itu ada pilihan di kedai lain yaitu bakwan malang, asinan dan lain lain.

Siang itu tampak rombongan bapak bapak petani yang studi banding ke perkebunan itu. Jadi suasana di resto cukup ramai.
Setelah itu aku belanja keperluan kebun, pot disini lumayan murah, dari harga 500 an sampai sekitar 30 ribuan. Media tanam juga lebih murah daripada di Jakarta (at least di Kelapa Gading). Media sekarung cuma Rp. 9000,- (di Kelapa Gading Rp. 12.000,-) . Aku juga beli benih beberapa jenis sayuran untuk kucoba tanam di rumah.

Tidak lupa belanja sayur hasil perkebunan tersebut, organic pastinya. Cukup murah. wortel organic satu pak ukuran 250 gr Rp. 4000,- (hamper sama dgn harga wortel di pasar), Sawi Rp. 5000,-, labu parang seperempat biji Rp. 3000,- (MURAH BANGEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEET), Hihi bangetnya panjang soalnya labu parang kesukaan Dzaki di hypermall seperempat paling nggak Rp. 6000,-. Wortel yang kubeli benar benar segar warnanya, dan crispy.

Aku juga beli bunga. Disini harga tanaman bunga bervariasi mulai dari yang Rp. 3000,- an sampai ratusan ribu. Aku beli dua macam bunga (aku ga tahu namanya hihi), yang murah aja buat ditanam di depan rumah. Puas banget dech berkunjung kesini. Next time aku pasti kesini lagi.


Dzaki di Kuntum Nursery

Kolam ikan

Sudut di kolam


Bangunan Resto


Kolam pancing

Dzaki di resto

Ayam Kalasan

Peda dan pepes jamur

Semur Jengkol







KISAH BUNDA

Cerita ini aku dapat dari sebuah blog ibu2. Untuk mengingatkan aku....

MANDIKAN AKU, BUNDA

Sebagian wanita menganggap tugasnya lebih sebagai manajer di rumahnya tanpa perlu dipusingkan urusan dapur dan merawat anak yang lebih pantas dilakukan oleh para bawahan, alias pembantu atau baby-sitter. Peran sosial dan aktualisasi diri menjadi lebih utama.Di sisi lain, tidak sedikit wanita yang tetap "teguh" dan bangga dengan kesibukan seputar urusan dapur. Mereka cukup puas dengan imbalan surga untuk jerih payahnya membenamkan muka di asap "sauna" Mazola (minyakgoreng) dan berparfumkan aroma popok bayi.Saya tidak hendak membahas kekurangan dan kelebihan kedua sisi ini.Seperti saya tulis dimuka, sudah banyak para pemuka agama yang memberikan arahan.

Saya hanya ingin bertutur tentang seorang sahabat saya . Sebut saja Rani namanya.Semasa kuliah ia tergolong berotak cemerlang dan memiki idealisme yang tinggi. Sejak awal, sikap dan konsep dirinya sudah jelas : meraih yang terbaik, baik itu dalam bidang akademis maupun bidang profesi yang akan digelutinya sampai universitas kami mengirim dia untuk mempelajari hukum Internasional di Universitas Ultrecht, negrinya bunga tulip, beruntung rani terus melangkah. Sementara saya, lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran dan berpisah dengan seluk beluk hukum dan perundangan.

Beruntung pula, rani mendapat pendampin yang "setara" dengan dirinya, sama-sama berprestasi , meski berbeda profesi.Alifya, buah cinta mereka lahir ketika Rani baru saja diangkat sebagai staf Diplomat bertepatan dengan tuntasnya suami Rani meraih PhD.b Konon nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah "alif" dan huruf terakhir "ya", jadilah nama yang enak didengar : Alifya. Tentunya filosofi yang mendasari nama ini seindah namanya pula.Ketika Alif, panggilan untuk putranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila saja. Frekuensi terbang dari satu kota ke kota yang lain makin meninggi. Saya pernah bertanya, "Tidaklah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal?". Dengan sigap Rani menjawab: "Saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya . Everythink is ok."Dan itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya walaupun lebih banyak dilimpahkan ke baby sitter betul-betul mengagumkan.

Alif tumbuh menjadi anak yang lincah, cerdas dan pengertian. Kakek neneknya selalu memompakan kebanggan kepada cucu semata wayang itu tentang ibu-bapaknya. "Contohlah ayah bunda Alif kalau besar nanti". Begitu selalu nenek Alif , bertutur disela2 dongeng menjelang tidurnya. Tidak salah memang. Siapa yang tidak ingin memiliki anak atau cucu yang berhasil dalam bidang akademis dan pekerjaannya.Ketika alif berumur 3 tahun, Rani bercerita kalau Alif minta adik. Waktu itu Ia dan suaminya menjelaskan dengan penuh kasih-sayang bahwa kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif.Lagi-lagi bocah kecil ini, "dapat memahami" orang tuanya.

Mengagumkan memang. Alif bukan tipe anak yang suka merengek. Kalau kedua orang tuanya pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Kisah Rani, Alif selalu menyambutnya dengan penuh kebahagiaan. Rani bahkan menyebutnya malaikat kecil. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtua sibuk , alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam hati kecil saya menginginkan anak seperti alif.

Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa alif menolak dimandikan baby-sitternya. "Alif ingin bunda mandikan". Ujarnya. Karuan saja Rani yang dari detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, menjadi gusar. Tak urung suaminya turut membujuk agar alif mau mandi dengan tante Mien, baby sitternya. Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan, "Bunda, mandikan Alif" begitu setiap pagi. Rani dan suaminya berpikir, mungkin karena alif sedang dalam masa peralihan ke masa sekolah jadinya agak minta perhatian.

Suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter," Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency." Setengah terbang, saya pun ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif , si malaikat kecil keburu dipanggil pemiliknya.Rani, bundanya tercinta, yang ketika diberi tahu sedang meresmikan kantor barunya, shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan anaknya. Dan itu memang ia lakukan, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. "Ini bunda, Lif. Bunda mandikan Alif. Ucapnya lirih, namun teramat pedih.Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu berkata, "ini sudah takdir, iya kan? Aku di sebelahnya ataupun diseberang lautan, kalau sudah saatnya, dia pergi juga kan??". Saya diam saja mendengarkan. "Ini konsekuensi dari sebuah pilihan." Lanjutnya lagi.

Hening sejenak..............Angin senja berbaur aroma kamboja. Tiba-tiba Rani tertunduk. Serunya kemudian, " Bangunlah lif, bunda mau mandikan alif, beri kesempatan bunda sekali lagi saja, lif". Rintihan itu begitu menyayat. Detik berikutnya ...ia bersimpuh sambil mengais-ngais tanah.

Source : http://salsabila17.multiply.com/journal

Makan apa donk (Organic,Transgenik)

Alkisah, seorang rekan memberikan tempe hasil buatan di laboratoriumnya di Chiba Uni. Entah apakah dia ini memang desperade kangen tempe, atau memang bagian dari penelitian untuk disertasinya, atau mau membuka bisnis tempe di Jepang. Rasa tempenya………………jauuuh dari tempe di pasar Indo (hehe). Tapi demi menyenangkan hati rekan, aku dan teman teman dengan senang hati mencicip tempe buatnya.

Tempe siapa sih orang Indo yg ga kenal. Kenapa tempe, krn sumber protein nabati yang sangat terjangkau. Tapi sekarang sangat tidak mudah terjangkau karena harga kedelai naik drastic.

Aku ga membahas harga naiknya tempe, cuman ingin cerita hasil ngobrol dengan temanku yang pengusaha pertanian. Dia menjelaskan bahwa kebanyakan kedelai konsumsi kita adalah import. Dan kebanyakan kedelai import adalah hasil Transgenik. Duuh opo itu transgenic. Bahasa jawane kata rekanku, adalah metode silangan benih sehingga menghasilkan hasil unggul. Kayak di filem2 science itu lho. Mutan.

Panjang lebar dia menjelentrehkan misalnya padi yg tahan hama dicampur padi yang wangi, hasile padi yg wangi dan ga disukai hama. Memang produksi meningkat, tanaman tahan serangan cuaca, hama. Namun transgenic menyisakan masalah. Ya itu Mutan itu tadi, misale gen yg racun (anti hama, anti penyakit) jika dikonsumsi oleh manusia. Amankah? Menurut dia ga aman dlm jangka panjang. Lha wong tikus aja ga doyan kok mau dikasih manusia, gitu bahasane. Juga menurut beberapa artikel yg kubaca sekilas.Duuuh gimana tahunya transgenic dan enggak. Sebagian produk memang dikasih label trasgenik, sebagian besar di pasaran Indo enggak.Jadi kecap, saus tomat, susu bayi pun ga tentu bebas dr transgenic. Byuuuh.

Trus makan apa donk. Sayur segar?
Ini juga belum tentu bebas dari pestisida. Belum beras yg disemprot pengawet, pemutih.

Kalau gitu aku tanam dewe bibit sayurku, ga pake pestisida.
Temanku masih tanya, bibite transgenic bukan?, dia bilang organic belum tentu bebas dari transgenik. GUBRAK. Gimana tahunya dunk, ini juga bibit dr pasar belanjaan sayur. Terus AKU MAKAN OPO DONK.

Aku ingat beberapa tahun yang lampau, aku sekeluarga mengunjungi wismanya ibu Gedong (almarhum) di Candi Dasa. Waktu itu dia mengajak kami berkeliling, dan menunjukkan sawahnya, kebun sayurnya, dan system pengairan di perkebunannya. Beliau menjelaskan bahwa bersama para “santrinya” mengusahakan secara mandiri makanan yang dikonsumsi sehari2 dari hasil sawah dan kebun, yang bebas polusi, pestisida dan segala yg ga alami.
Woow, kalau aku hidup di desa bisa juga tuh ditiru. Di kota besar kayak Jakarta ini paling yg bisa diusahakan adalah memilih bahan yg organic (dan bukan transgenik kalau masih bisa…..).Kalau suamiku orangnya ga mau repot. Asal sehat, ga pengawet, ga zat pewarna buat dia its OK. Katanya transgenic adalah solusi untuk mengatasi kurang pangan dunia.

Sedangkan kata sebuah artikel, transgenic akan menyebabkan bencana kelaparan di masa depan.Embuh yang benar yang mana.
Tadinya aku sendiri cuek (dan tidak tahu). Maklum, “penganut suku perut gendut makan apa saja pokoke enak”. Tapi karena punya anak dgn mslh perkembangan , jadi lebih memperhatikan masalah beginian.

(ibu yang mumet)

Dzaki in action

Here are some pictures of Dzaki. Enjoy !!
Pria sejati

Terjun bebas

Main gerimis


Siap terbang
















GO GREEN

Cangkul cangkul cangkul yang dalam…..

Hihihi inilah kegiatan “iseng” mama jika Dzaki bobok atau sambil main di teras. Beberapa alasan aku mulai “mencangkul” adalah, ingin mengurangi sampah di rumah dengan memanfaatkannya, ingin sayur yang “organic” bebas pestisida terutama buat si Dzaki, serta ya itu tadi “iseng” ngilangin jenuh.

Sampah dapur berupa dedaunan, potongan sayur dipotong-potong kecil dan kumasukin ke kaleng kompos.

Setiap minggu minimal Dzaki menghabiskan 1 kaleng ukuran besar Pediasure. Kalau dikalikan jadi setahun kira kira ada 42-50 kaleng ukuran besar Pediasure. Biasanya kubuang, sekarang mulai kukumpulkan, bersihkan, lubangi dasarnya dan kujadikan pot untuk menanam sayur.

Setiap hari Dzaki menghabiskan berbelas lembar kertas ukuran A3 untuk menggambar. Tadinya hasil yang bagus aku simpen, sisanya kubuang. Bingung saking banyaknya. Sekarang aku kumpulin, aku satukan jadi lembaran besar. Kalau ada ulangtahun teman Dzaki atau anak saudara aku jadikan kertas pembungkus kado. “ini kertas kadonya hasil karya Dzaki lhoooo”. (Itung itung memamerkan hasil karya Dzaki).

Mengumpulkan benih, akar, umbi dari belanjaan sayur, maupun minta dari petani di dekat rumah, untuk ditanam di pot. Hehe semangkanya sudah mulai berbuah.

Air cucian beras dan daging, biasanya kubuang. Sekarang aku siramkan ke tanaman.

Daun the sisa yang biasa kubuang, aku sebarkan ke pot tanaman, tambahan pupuk gratis.

Tuesday, February 05, 2008

INI OBROLAN IBU- IBU

Hmmmffff makin hari harga harga makin naik ga ketulungan.
Ngga cuma bahan pokok dan bahan makanan mentah saja yang naik. Yang lainpun ikut naik. Misalnya detergen, pewangi, juga kosmetik bayi. Kenapa ya ya non makanan ikutan naik?

Yang lebih aneh, kenapa harga di pasar tradisional malah lebih tinggi daripada di hypermart? Sebagai contoh, Molto Pewangi di pasar dekat rumah harganya Rp. 8.500,- untuk kemasan refill 900 ml. Sedangkan di Carrefor kemarin Rp. 7.500,- untuk kemasan yang sama. Ayam boiler utuh Rp. 16.500,- sedangkan dipasar sekitar Rp. 18.000,-. Padahal pasar tradisional kan notabene lebih becek, template lebih jelek, ga ber AC pula. Pantas di koran rebut rebut tentang matinya pasar tradisional.

Jadi ibu-ibu yang tiap harinya kepasar sebenarnya keluar uang lebih banyak donk drpd yang biasa belanja di Hypermarket. Oklah tentu saja ada ongkos bensin, parkir dan mungkin juga jajan setelah capet belanja di hypermart yang luas. Tapi mungkin sepadan dengan selisih 1000-2500 per item yang dikeluarkan jika belanja di pasar tradisional. Mungkin ada kelebihannya kalau belanja di pasar tradisional, misalnya boleh beli dalam amount yang sedikit (Rp. 500,- dapat cabai rawit dua genggam), tinggal jalan kaki kalau dekat rumah, boleh nawar (tp ga selalu)Anyway, it just my thought, yang kmrn habis belanja ke Carrefor kmdian hari ini belanja ke pasar. Hargane lumayan “NJOMPLANG".

Mengurangi Merkuri

Dari berbagai sumber yang kubaca, disinyalir salah satu penyebab autism adalah kadar merkuri yang berlebihan di dalam tubuh (baca : http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=291&Itemid=3) . Logam ini bisa berasal dari polusi, penggunaan merkuri dalam kehidupan misalnya menambal gigi dengan timah atau vaksin yang menggunakan pengawet yang mengandung merkuri. (see: http://puterakembara.org/rm/Alergi5.shtml). Namun demikian masalah merkuri sebagai penyebab ini masih kontroversi, penelitian terbaru dari Canada menemukan bahwa kadar merkuri dalam tubuh anak autis tidak berbeda dengan yang tidak autis (http://www.antara.co.id/arc/2007/5/4/autisme-tidak-disebabkan-oleh-merkuri/)

Untuk mengetahui kadar merkuri dalam tubuh diperlukan test dengan pengambilan sampel darah dan rambut, setelah itu diberikan treatment untuk mengurangi kadar Merkuri dalam tubuh.Ada yang dengan suplemen, ada yang dengan Metode Balur, dan entah metode apa lagi aku belum begitu tahu.

Aku sendiri belum melakukannya. Selain pendapat ini masih kontroversi, sambil menunggu pemeriksaan lanjutan, aku coba untuk mencari cara alternative untuk mengurangi kadar merkuri dari tubuh, toh yang namanya logam apapun jika kadarnya berlebihan tidak akan baik bagi kesehatan (seperti tragedy Minamata). Tembaga, arsenic,aluminium dan lain2 juga disinyalir bisa menyebabkan keracunan dan gangguan saraf. Timbal biasa ada di bensin,cat tembok, baterai,aki. Merkuri juga terkandung di obat tetes mata, thermometer,kosmetik,pengawet gandum. Aluminium banyak pada alat memasak di dapur.

Untuk yang di vaksin dan obat2an, aku skrng lebih hati hati dan menanyakan dulu ke dokter. Untuk yang dalam kehidupan sehari2, alat masak aku hanya pakai stainless steel.

Berikut ini daftar terkumpul dari berbagai sumber mengenai zat dan vitamin yang dapat membantu mengurangi kadar merkuri dalam tubuh.
1. Glutathione
2. N-acetyl-L-cysteine (NAC)
3. L-Methionine
4. MSM (Methylsulfonylmethane)
5. B6 (Pyridoxine)
6. Zinc
7. Vit C
8. B1 (Thiamine)
9. Selenium
10. B5
11. Bawang putih
12. Ginko Biloba
13. B12
14. Omega 3
15. Calcium
16. Aloe Vera
17. Vit E
18. Magnesium
19. Cod Liver Oil
20. Prebiotic
21. Colustrum

Selain itu ada beberapa data lain yang aku dapat dari literature (Terapi makanan anak dengan gangguan autism, Toeti Soenardi, Susirah Soetardjo, PM Pustaka) :
· Hampir 90% anak Autis kekurangan Zinc
· Kekurangan magnesium dan kalsium
· Kekurangan asam lemak Omega 3
· Hampir 90% kelebihan Tembaga

Selanjutnya aku mencoba data bahan makanan sumber dari zat/vitamin diatas. Aku coba untuk kumasukkan ke menu anakku sehari2 , asal halal, yang natural (bukan awetan) dan yang kira2 tidak alergi. Memang datanya belum terlalu lengkap, juga ukuran2nya. Tapi aku usahakan dalam menu sehari2 dan cara memasaknya tepat sehingga zat/vitamin tersebut tidak rusak.

Berikut ini hasil sementara pencarianku :
1. Glutathione.Makanan yang kaya glutahione adalah kubis, brokoli, asparagus, alpukat dan kenari
2. N-acetyl-L-cysteine (NAC) (Belum ketemu)
3. L-Methionine (sda)
4. MSM (Methylsulfonylmethane) (sda)
5. B6 (Pyridoxine) Daging, ikan dan unggas (itik, ayam dll) merupakan sumber utama vitamin B6. Sumber yang lain adalah kentang, beberapa sayuran hijau dan buah berwarna ungu.
6. Zinc. Sumber seng biasanya terdapat dari hewan, seperti daging, ikan, kerang, ayam, dan telur.
7. Vit C Jeruk merupakan sumber utama vitamin C. Brokoli, sayuran berwarna hijau, kol kobis), melon dan strawberi mengandung vitamin C bermutu tinggi.
8. B1 (Thiamine). Daging babi merupakan sumber yang sangat baik untuk thiamin (tapi ga halal), sama seperti ragi, hati, biji bunga matahari, sejumlah padi, biji-bijian, kacang polong, semangka, tiram, oatmeal dan tepung terigu.
9. Selenium . Makanan sumber selenium umumnya adalah yang tinggi kadar proteinnya. Oleh karena itu pangan hewani seperti ikan (tawar, laut), kerang-kerangan, daging ternak, telur, dan ayam merupakan makanan yang kaya kandungan mineral seleniumnya. Sementara pangan nabati kadar seleniumnya rendah kecuali bawang putih, tomat, dan makanan fermentasi seperti tempe, tahu, yoghurt, ragi.
10. B5. banyak terdapat pada ikan, unggas, susu, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran. Hati ampela, telur, brokoli, ikan, ayam, yogurt, jamur, alpukat, kentang manis.
11. Bawang putih
12. Ginko Biloba (aku tanya apoteker di Century Health, katanya untuk balita belum dapat diberikan)
13. B12 . Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan produk-produk hewani. Orang yang hanya makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju dan telur.
14. Omega 3 .Sumber utama omega-3 adalah seafood dan tanaman seperti kacang kedelai, kanola, biji rami.
15. Calcium.Bahan makanan sumber kalsium adalah susu, keju, teri kering, udang kering, ikan sarden, dan kacang kedelai. Sumber kalsium terdapat pada susu, keju, ikan laut, hati, dan kuning telur.
16. Aloe Vera. Ini Lidah buaya.Di supermarket banyak makanan kemasan dari lidah buaya. Ada berupa minuman atau agar agar.
17. Vit E .Vitamin E banyak tersedia dalam sayuran dan minyak biji-bijian, yang dapat ditemukan dalam bentuk margarine, salad dressing, dan shortening. Minyak kacang dan minyak kulit gandum mempunyai konsentrasi vitamin E yang tertinggi. Tingkat selanjutnya adalah minyak jagung dan minyak biji bunga matahari.
18. Magnesium . Bahan makanan sumber magnesium adalah sayuran hijau, serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, dan susu. Sumber magnesium terdapat pada kacang-kacangan dan biji-bijian (seperti kenari, almond, kacang mete, kacang tanah), selain itu terdapat juga dalam buah-buahan dan sayuran, seperti bayam, tomat, jeruk, dan kangkung.
19. Cod Liver Oil
20. Prebiotic : Yang tergolong prebiotic adalah oligosakarida dalam ASI, soy bean, oat, beberapa wheat dan barley, serta inulin yang banyak terkandung dalam Articoke
21. Colustrum. Rasanya kok ini ada di ASI ya. Ada akhir akhir ini penawaran susu berkolustrum, tapi aku belum mencari info lebih jauh.

Untuk saat ini susu Dzaki, sesuai anjuran dokter aku kasih Pediasure, kebetulan kandungan didalamnya cukup komplit, termasuk ada prebiotiknya. Dan yang penting, Dzaki tidak alergi dengan Pediasure. Sesekali aku selingi dengan susu kedelai ISOMIL Advance. Untuk Liver Cod Oil aku pakai merek Champs, rasa jeruk, 15 ml/hari sekali.

Ikan laut, kacang kacangan, abon, biscuit bayi, susu sapi Dzaki alergi (yang sudah aku ketahui). Keju untuk merek Craft dan QEJU dia ga gatal (pernah aku coba merek selain ini gatal) dan mentega tawar merek Elle & Wire serta Orchid, jadi sesekali kukasih. Untuk penyedap rasa semacam kaldu blok dan MSG sama sekali tidak kuberikan. Cukup garam dan sesekali sedikit gula fraktosa cair merek Rose Brand (di supermarket besar ada, harga sekitar Rp. 5.600,- untuk 500 ml).Untuk telor aku pilih yang telor ayam kampung, atau telor organic.

Menurut beberapa rekan ada anak2 yang jika makan makanan tertentu terus alergi atau perilaku berubah, susah tidur . Jadi sejauh ini jika Dzaki ga gatal2, mencret, rewel atau jadi hyper aku tetap berikan. Masalah diet ini memang barangkali akan menjadi specific bagi tiap individu.

I am not an Angel

I am not an angel, you see. It is not easy for me to forgive someone who hurt my feeling in the past. We had living next door with her in 2 years. My relationship with her is not always in good term. Even we can be said as family.

After the big flood last year, my washing machine had electricity circuit problem and I had not chance to call the service agency. I went next door to ask if I can use hers, just to dry my baby clothes. She replied “I just paid to repair my washing machine after the flood , and it cost Rp. 250.000,-. You will broke my washing machine”. When I asked if we could put meat and food on her fridge while mine was being repaired after the flood, her daughter said to my maid that we could not put much because of the electricity burden.

Oh God, I never forget her saying. Especially because during the big flood I had been helping her family by sending food, and baby food for her grand children. It was a big cost because every time to send food, I hadto spend Rp, 200.000,- just to cross over the flood. And it was going for 4 days. No thank you reply from her.

6 moths ago I had a chance to move to other house. Still in the area nearby. She, and her family never visited us, though its only 10 minutes drive. I dont mind about it.

Last week, exactly 1 year after the big flood, suddenly the flood coming over again to our area. I was so grateful the flood did not reach my house area. I called to her house in the afternoon, and talked to her oldest son, if they want to be evacuated to my house, because the water had come to their house. He replied that they had move to small cabin upstairs, and they planed to go to other relatives house in the same area. I said “OK”.

But at 21.00 pm, my husband finally pick them up, because they could not go anywhere, and the small grandchildren have been crying feeling uncomfortable living in the small, dusty cabin upstairs.
She came to my house with mixed expression, rather uncomfortable, embarrassed, and relieve. Maybe because she never visited me while living next door or in my new house. I thought they were also waiting to be picked up because feeling very uncomfortable to come here by they own. I felt rather sorry for her, seeing her with her family had misfortune of flood, moving to my house and bringing her own food in plastic bag (indomie,crackers), thought she knew that off course I have food to offer. She said that she could not go to other people house because she was worry of misbehavior of her 2 grandchildren. She said she could not bother others with her grandchildren (well, her grand children were really disaster in my house that night!!).

The next morning, after breakfast they were being escorted to their house, after we heard the flood had gone. She said thank you. After they left, I felt relieve, remembering how she treated me before. But the God always have the answer. Maybe God heard my pray. An “evil” part of my heart said “Thanks God, the misfortune did not come over me, but to someone who had hurt us” (heh heh).