Thursday, November 27, 2008

Tidak masuk akal

Sambil menulis ini aku sambil tertawa sendiri.

Alkisah, entah dapat ide dari siapa, kerabat melakukan prosesi yang sungguh menggelikan.
Sehubungan yang bersangkutan (mungkin) merasa dirinya belum beruntung, belum dapat jodoh, belum dapat rejeki, maka dengan masukan dari orang yang dianggap lebih ahli dia melakukan hal ini : membuang beras, sejumlah uang, sejumlah emas, ke sungai, serta sesaji ayam jago.

Rasanya sulit menahan tertawa. Di Indonesia memang syariat agama bercampur dengan adat setempat. Maka lahirlah kenduri (doa dengan tumpeng), ruwatan (doa plus wayangan) dll.

Lucunya, kadang logika sebab-akibat sering terabaikan. Untuk kasus si kerabat ini, beliau lulusan sarjana, usia diatas kepala 3, namun tidak (mau) bekerja dan tidak (mau) berusaha. Beberapa kali saya dan suami mendorongnya agar mau menggunakan ketrampilannya untuk usaha atau bisnis , tapi sang kerabat memilih ikut orangtua saja, dirumah dengan kegiatan sehari-hari menonton TV, jarang terlihat membantu pekerjaan rumah. Sulitnya ortunya pun sangat memanjakannya.

Nah logikanya menurut saya bagaimana jika tanpa usaha mengharapkan rejeki? (warisan kali yee), atau bertemu dengan jodoh sedangkan teman atau kenalan tidak banyak, tidak pernah keluar rumah, lebih banyak bersantai-santai di kamar?. Barangkali bisa juga lawan jenis juga ga tertarik dengan type2 yang malas dan tidak mandiri, hari giniiiiiiiiii.

Kocaknya, berhubung merasa "seret" jodoh dan rejeki, lebih percaya dengan jalan pintas tadi prosesi membuang uang, beras dsb atas anjuran "orang pintar". Bukannya usaha cari rejeki.

Berdoa siy WAJIB yah, tapi rasanya kok di Al Qur'an ga ditulis tambahan syarat : ayam jago, beras, uang dan emas sekian gram dibuang ke kali. Hihihihihih.

Daripada membuang buang benda bernilai ke sungai sebagai "syarat", rasanya lebih baik jika disumbangkan ke panti. Siapa tahu dapat pahala, dan balesan lebih baik (entah itu kemudahan rejeki, jalan untuk bisnis atau jodoh).Ya nggak ,ya nggak???

Friday, November 21, 2008

Doa saya hari ini

Tuhan, kenapa Kau berikan cobaan yang berat, bagi hambaMu yang masih mungil ini.
Semoga selalu Kaulindungi, Kauberikan rahmat yang besar untuknya. Semoga Tuhan punya rencana yang lebih indah untuknya.......

Berita dari detik dot com

Indramayu - Sesesok bayi mungil yang baru lahir ditemukan warga Desa Segeran Kecamatan Juntinyuat Indramayu di tengah sawah. Bayi malang itu ditemukan oleh seorang warga yang mendengar jerit tangisnya.Saat ditemukan, kondisi bayi perempuan tersebut sangat mengenaskan. Tubuhnya terbungkus karung dengan sejumlah luka gores dan lebam. Tali pusarnya juga masih menempel pada bayi tersebut."Banyak luka cakaran di punggung dan di tangannya ada luka memar. Dia ditemukan lagi nangis di sawah dan terus dibawa ke ibu bidan," ujar Sarkim, penemu bayi, Jumat (21/11/2008).Bayi malang tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu untuk dilakukan pemeriksaan. Ajaibnya, bayi dengan berat badan 3,1 Kg dan panjang 42 Cm ini, dalam kondisi sehat dan tidak mengalami gejala sakit apapun."Kondisi bayinya sangat bagus, tidak ditemukan adanya penyakit hanya beberapa luka saja di tubuhnya. Padahal bayi tersebut sudah sekitar 3 jam berada di luar," papar dr Nurhayati di RSUD Indramayu.Polsek Juntinyuat Indramayu hingga kini masih memeriksa sejumlah saksi. Diduga, bayi ini sengaja dibuang oleh orang tuanya karena hasil hubungan gelap atau masalah ekonomi."Penyebab dibuangnya bayi ini masih diselidiki. Kita akan telusuri termasuk memeriksa warga setempat yang sebelumnya sedang mengandung," ujar Bripa Nurosid, Kanit reskrim Polsek Juntinyuat.Polisi juga mengamankan barang bukti sebuah karung berlumuran darah yang digunakan untuk membungkus bayi tersebut. Hingga kini, Bayi malang tersebut masih dalam perawatan di ruangan kebidanan perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu.(djo/djo) -->

Pengingat

Brother and Sis,

Disaat kita sedih, atau dirundung malang,
Marilah kita lihat sekeliling kita.
Sering, kepedihan hati kita, belum sebanding dengan apa yang dialami sekeliling kita

Pernahkah kamu menengok ketika mobilmu berhenti di perempatan,
Bayi-bayi, anak anak terlantar?
Pernahkah kamu berkunjung ke Panti2 asuhan, atau Yayasan Sayap Ibu?
Bersyukurlah kita punya orangtua, merasa pernah diasuh wlo mrk mungkin sdh tiada
Bayi2 di panti, sejak lahir, mngkin sudah tidak diinginkan orangtua mereka.
Tiap hati, pulang kantor, rasanya menangis kalau lewat perempatan ITC Cempaka Mas melihat mereka ini....

Jika kamu sakit, atau keluarga sakit,
Ingatlah banyak orang sakit
Tapi ga punya uang untuk berobat
Maka bersyukurlah akan segala hal yang telah kita miliki

Masih ada rumah untuk pulang, anak anak yang sehat,
Masih ada nasi untuk dimakan hari ini dan besok
Small things that we never realised in our daily life.

Jika sudah berkecukupan,
janganlah lupa berbagi pada orang sekeliling
Berbagi tidak akan menjadikan kamu miskin
Justru kamu akan membahagiakan orang lain dengan berbagi

Kata teman,
Apa yang akan kita bawa nanti (di akhirat)
bukanlah apa yang sudah kita KUMPULKAN
tapi apa yang kita BAGIKAN

Wednesday, November 19, 2008

Parents jangan minder

Saat kumpul keluarga, cousinnya suami yang datang dari luar Jawa mengatakan, minder dengan anak - anak sepupunya, karena merasa anaknya hitam (kulitnya) dan tidak cakep. Dalam hati saya, mendengar pernyataannya adalah = "SUNGGUH BODOH". Maafkan kata kata saya (hehe) tapi saya tidak berhasil menemukan istilah yang lebih pas di glossary untuk parent yang berpikir atau merasa minder akan kondisi anak.

Tidak jarang saya juga mengalami situasi yang sama, misalnya pandangan mata, atau omongan yg mengecilkan hati tentang kondisi anak. Namun saya bersyukur kata teman saya Fanny, saya adalah orang yang paling cuek dan tidak peduli omongan orang.

Sebenarnya bukan karena over pede (ada yg bilang saya demikian), namun saya lebih percaya hal hal dibawah ini :

1. Kondisi fisik, atau apapun anak, mau hitam, keriting, atau apa kek, itu sudah kondisi yang dianugerahi Tuhan. Maka bukan alasan untuk menjadikan minder atau malu. Justru yang berkomentar negatif yang harusnya malu, karena dia mencemooh hasil karya Sang Pencipta.

2. Jika orangtua menjadi malu/minder karena anaknya ga secakep yg lain, item, kurang pandai (dibanding yang lain), bagaimana oragngtua akan membantu si anak menjadi percaya diri?Belum belum malah orangtuanya sudah minder duluan , dan akan berpengaruh ke psikologis si anak.Saya sarankan baca Seven Habits nya Stephen Covey. Sebelum merubah lingkungan (membantu anak), kita (parents) yang harus mengubah mindset terlebih dahulu.

3. Kepercayaan diri adalah modal dasar manusia untuk mengembangkan diri dan bersosialisasi. Kalau parentnya minder, anaknya jadi lebih minder, bisa jadi malah tumbuh jadi orang yang tidak percaya diri.

Pada kesempatan2 yang mengecilkan hati, saya kadang memberi jawaban-jawaban yang mungkin kurang berkenan di forum kumpul keluarga (karena saya juga jengkel).
Contoh : "Kok anakmu belum bisa apa2 siy?", atau "kok anak si A seumuran bisa gini Dzaki ga bisa?", atau ada juga yg bilang "Bisu ya?"

Maka jawaban saya antara lain (dgn melihat siapa yg memberi komentar yang negatif ) :

"Iyah daripada normal tapi nanti dewasanya narkoba kayak sodaramu?"
"Iyah daripada normal sekolah tinggi tapi nganggur, males malesan dirumah kayak si A sodaramu?"
"Iyah tapi Dzaki ga suka mukul teman kayak anakmu" (Kebetulan anaknya suka mukul teman)
"Tuh lihat anakmu lagi ngapain" (pas anaknya lagi mukul adiknya di seberang ruangan)

Hehehehe menyebalkan bukan?Biasanya suami akan melotot dari sudut ruangan atau mencubit dari bawah . Jawaban saya yg paling bagus saat jengkel adalah "Melek internet ga? Googling, ketik sensory integration disorder, atau autism. Cari sendiri jawabannya"

Lama lama barangkali mereka capek, atau jengkel (karena jawaban saya adalah hal nyata bagi mereka), sehingga sekarang pertanyaan jumlah dan kualitasnya yg negatif berkurang. Atau malah jadi takut ngomong sama saya kali yak (huahaha narcis kumat).

Sebenarnya bukan sekali dua saya menjelaskan kondisi Dzaki. Jika ketemu dengan saudara saudara yang berwawasan luas, peduli, maka kami bisa berdiskusi. Namun jika bertemu dengan yang males mikir, ga pernah buka koran atau internet, kurang peduli, atau pahamnya tradisional banget, maka itu menjadi hal yang melelahkan dan berulang2.
Maka jawaban canggihnya adalah "Baca donk koran, buka internet, hari giniiiiiii". Maka si penanya biasanya akan malu sendiri (karena keliatan dia ga melek informasi dan atau gaptek).

Kebayang kan, kepusingan parents yang sehari hari sudah puyeng dan lelah fisik berusaha untuk kebaikan anak (dengan kebutuhan special) , jika masih dihujani pernyataan dan pertanyaan negatif dari lingkungan. Jika diantara keluargamu ada yang mengalami demikian, supportlah secara mental, hiburlah, bantulah cari informasi, dan jangan dihujani pertanyaan atau pernyataan yang mengecilkan hati.

Parents, be confident untuk membantu anak kita, over pede juga ga dosa kok.

Friday, November 14, 2008

Murid Manis (2)

Masih cerita tentang si murid manis ini, teringat awal-awal untuk mengajaknya masuk ke tempat terapi ataupun kelas bermain membutuhkan perjuangan yang unik.Selama 3 bulan pertama, Dzaki tidak mau masuk ke ruang terapi SI. Bahkan menangis keras di depan gerbang masuknya.

So, slm 2 bulan mama dan suster menemani Dzaki duduk di anak tangga yang menuju pintu masuk tempat terapi. Prinsipnya, kami tetap datang ke tempat terapi, namun tidak memaksakan masuk dahulu, membiasakan Dzaki pada tempat terapinya yg baru.Jadi kami datang sekali seminggu sesuai jadwal terapi, namun hanya duduk2 ditangga di luar, sambil memangku Dzaki selama 1 jam (sesuai jam terapi) trus pulang (kebayang kan hehehehe).

Awalnya walau hanya diajak duduk duduk ditangga Dzaki masih tetap menangis. Namun di kedatangan berikut, mulai mengerti bahwa dia tidak dipaksa masuk, dan mulai tenang. Hari2 berikutnya, mama tambahin dgn mencoba duduk di trampolin besar yg terletak di samping tangga, masih menangis juga, akhirnya cuman duduk di trampolin sepersekian detik.Minggu berikutnya, cari akal membawa guling kumel kesayangan Dzaki dan meletakkannya di trampolin. Benar akhirnya Dzaki mau ke trampolin dan mengambil. Perlahan2 sambil main lempar guling, Dzaki mau meloncat2 di trampolin.Sejak itu dzaki mulai menyukai mainan trampolin (dan mengulangnya dgn semangat di kasur besar dirumah).

Di bulan kedua, setelah sll diluar main trampolin, saya coba masuk ke ruang terapi dahulu, dan menunggu Dzaki masuk. Awalnya Dzaki menangis melihat saya masuk ke ruangan tersebut, dan melihat saja dr jauh, akhirnya saya memilih keluar dan duduk duduk menunggu Dzaki.

Minggu berikutnya , setelah main trampolin 1/2 jam, saya ajak masuk langsung, dan langsung saya berikan bola yg sangat besar, dan Dzakipun tertawa. Itulah awal akhirnya Dzaki mau masuk ke ruang terapi SI.Sekarang???Alhamdulillah.Dzaki sll tdk sabar masuk ruangan. Jika datang lbh awal, dia malah menarik2 tangan saya atau suster untuk masuk ruangan. Jika terapisnya msh bersama anak lain, tangannya ditarik2 minta perhatian.Memang kadang dia masih nangis di terapi, terutama jika ada anak lain menangis.

Proses pengenalan sekolah bermain juga 2 bulan. Hampir sama, Dzaki hanya saya ajak datang diluar jam sekolah, duduk2 di hall bermain, lihat2 sampai akhirnya skrng sblum jam masuk sekolah Dzaki sdh tidak sabar untuk memasuki hall bermain (hehehe)

Monday, November 10, 2008

Murid Manis

Hari ini kata susternya, Dzaki mau duduk manis di kelas, dan tidak rewel.
Horeeeeeeee.
Soalnya biasanyaDzaki ga mau masuk kelas, dan sibuk berlarian sendiri di hall. Tadi pagi Dzaki mau masuk kelas, duduk manis dan ikut aktifitas corat coret.
Semoga besok lagi begitu ya Nak.

Tempat Hiking




Tidak bisa dibilang mudah mencari tempat hiking seputar JABO (Jakarta-Bogor) yang sesuai untuk anak batita. Selain jarak, biaya, kondisi lokasi dan kenyamanan menjadi bahan pertimbangan.

Ada 2 tempat yg menurut kami cukup Ok untuk hiking :

1. Taman Mini, dibagian Taman Iptek, lokasinya diseberang Istana Main Anak dan dipinggir danau. Disana ada taman dengan pepohonan rindang, plus bukit2 kecil dengan anak tangga untuk naik turun.
Biaya masuk Tamini : 9.000/orang, masuk ke taman Ipteknya gratis



2.Taman Air Mancur di Bogor Nirwana Residence, Bogor . Merupakan bagian dr Landscape BNR .Ada airmancur besar, dan sekelilingnya adalah bukit2 kecil dgn anak tangga, dan tanah lapang yg cukup untuklari2 batita. Ada banyak penjual jajanan dgn harga reasonable di pintu masuk taman.Baksonya enak (hehe malah ngebakso)
Biaya masuk : Gratis


3. Perkebunan Teh Gunung Mas
Agak jauh siy, arah puncak. Bukit kebun teh, kadang perlu hiking agak menanjak, kali ini cocok untuk anak lebih besar. Ada fasilitas naik kuda juga untuk latihan.
Biaya masuk : 3000-4000/orang

Menara Balok

Dzaki mulai menunjukkan kemampuannya untuk bermain dengan mainan . Sebelum2nya mainan selalu dibanting, dilempar. Semalam iseng kuberi balok2 mainan, oleh Dzaki disusun menjadi menara 7 balok, kemudian diatasnya dikasih mobil2an kecilnya. Beberapa kali rubuh, namun Dzaki mulai menyusunnya lagi. Sebelumnya, biasanya marah dan semua di lempar.

Sebuah perkembangan yang menggembirakan, bahwa Dzaki mulai belajar menggunakan mainan, dan tidak putus asa walaupun menara baloknya rubuh beberapa kali.

Friday, November 07, 2008

This 11 months

We have gone through SI therapy for nearly 11 months by this month. But seems there are only few development that Dzaki had achieved :
One is stop spinning
Two is stop running across the room
Three is no more banging head to the wall

We notice several months ago he called "mama" and "papa" but dissapeared this 6 months (Mama started work).

We won't say that we are unhappy with this development, but still, we are worry and wondering when and how Dzaki would achieve the next steps.
He still does not want to follow instruction or reply us, limit of eye contact, and ignorance.

Last week we tried to meet other SI therapist, by our good friend recomendation. He showed us how to do floor time at home, and we started to do this exercise at home, while waiting for his schedule for Dzaki (feuuuuuuuuuuuh it is another looooooooooooooooooooooooong waiting list, I nearly cry).

Mama and Papa, commit to do hiking/swimming and horse riding more intensively, starting this weekend.

Oh God, is that because Mama started to work again and Dzaki does not want to call "Mama" again?

Thursday, November 06, 2008

Old Pictures

Seeing last year photo album, I can not help to hold my tears.
Starring at my boy's smile in those last year pictures, just couple months before we
received diagnostic that our little angle have symptom of autism.

But life must go on,
and we have to go through day by day,
as my friend quote in her diary with her son who also live with autism, "Hari-hari yang terlewati adalah hari-hari yang tak kembali. Jadikan dia bermakna!" (yesterday won't return, make the day become meaningfull")

Monday, November 03, 2008

Tidaklah kamu kaya jika ada saudaramu yang masih kelaparan

Tulisan ini adalah pemikiran, perasaan, dan nilai yang saya pegang.Tujuannya adalah menjadi bahan renungan dan himbauan bagi anak cucu saya nanti.

Aku sendiri bukan malaikat bersayap yg serba suci, atau sok baik, namun saya meyakini bahwa apalah arti kekayaan jika hanya bermanfaat bagi diri sendiri, dan tidak memberikan manfaat bagi keluarga, sodara atau orang disekitar yang benar-benar membutuhkan.

Alkisah disebuah forum dimana saya adalah pendengar "curi dengar", diceritakanlah kondisi seorang saudara mereka (bukan dr saya) di luar kota, yg sangat memprihatinkan. Dengan sangat fasih diulas oleh seorang anggota forum tersebut , mengenai kondisi sang saudara mereka ini yang penghasilannya minim jauh dibawah UMP, anak balitanya 2, dan si istri yg saat ini sedang sakit. Krn tiada uang, minuman "Energen" pun dibagi 2 menjadi pengganti susu bagi kedua balitanya.

Dari yang aku ikuti tidak tahan berlama lama mendengarnya, dan mengingatkan "Tugas keluarga yg lebih mampu untuk membantunya".....( mengingat di forum tersebut terdiri dari bbrp keluarga yg mapan)................... forum menjadi agak sunyi setelah itu.

Tanggapan dari satu anggota adalah "oh si A (yg superkaya) sudah kirim uang sekian juta" Hmmm haruskah kita menunggu orang paling kaya dikeluarga untuk menolong sodara yg kesusahan? Apakah yang notabene sebenarnya juga mampu hanya menonton saja dan berharap si A yg superduper kaya yg akan turun tangan?

Kemanakah cerita tentang betapa kayanya Si B, betapa tinggi pangkatnya si R atau si Y yg suaminya bergaji kurs Dollar yang juga berada dalam forum tersebut, atau di D yg selalu liburan luar negeri?Selama ini cerita2 tersebut selalu diceritakan (dan direwind berulang2 seperti kaset rusak).

Kembali aku berkata, "tugas keluarga yg mampu untuk membantunya. Berilah dia shelter disala satu rumah gedong keluarga 11 kamar yg saat ini kosong melompong ga dihuni, dia bisa tinggal ditempat layak, dan bantu bersih2"

Dan forum yg notabene terdiri dr para keluarga mampu dan (katanya) kaya tersebut kembali sunyi....................Dan satu orang tersenyum kecut.

Kembali seorang mencoba berkata "ya dia anak perceraian, ga terurus". Bukankah dia anak korban perceraian, salah siapa? salah si anak?Jika dia anak korban perceraian apakah dia tidak layak mendapatkan pertolongan?

Seorang lagi berkata "selama ini dia tertutup, mana tahu klo kesusahan". Mana donk silaturrahminya, pernahkan berkunjung melihat kondisinya? Tentu saja dia tertutup krn MALU, MINDER dgn keluarga lainnya yg (sangat) mampu. Mungkin mau minta tolong juga sangat malu.

.................................

Dan kemanakah cerita tentang betapa kayanya anggota forum tersebut , betapa besar gaji suaminya, betapa tinggi pangkatnya, betapa terhormatnya mereka?

Sungguh tiada arti kekayaan dan kehormatan setinggi apapun, jika saudara sendiri saja masih kelaparan.Menurutku berarti dalam arti sesungguhnya, Sekaya apapun, jika keluarga sendiri masih ada yg kelaparan, maka seseorang itu tidaklah kaya, dan tidaklah terhormat.