Monday, November 03, 2008

Tidaklah kamu kaya jika ada saudaramu yang masih kelaparan

Tulisan ini adalah pemikiran, perasaan, dan nilai yang saya pegang.Tujuannya adalah menjadi bahan renungan dan himbauan bagi anak cucu saya nanti.

Aku sendiri bukan malaikat bersayap yg serba suci, atau sok baik, namun saya meyakini bahwa apalah arti kekayaan jika hanya bermanfaat bagi diri sendiri, dan tidak memberikan manfaat bagi keluarga, sodara atau orang disekitar yang benar-benar membutuhkan.

Alkisah disebuah forum dimana saya adalah pendengar "curi dengar", diceritakanlah kondisi seorang saudara mereka (bukan dr saya) di luar kota, yg sangat memprihatinkan. Dengan sangat fasih diulas oleh seorang anggota forum tersebut , mengenai kondisi sang saudara mereka ini yang penghasilannya minim jauh dibawah UMP, anak balitanya 2, dan si istri yg saat ini sedang sakit. Krn tiada uang, minuman "Energen" pun dibagi 2 menjadi pengganti susu bagi kedua balitanya.

Dari yang aku ikuti tidak tahan berlama lama mendengarnya, dan mengingatkan "Tugas keluarga yg lebih mampu untuk membantunya".....( mengingat di forum tersebut terdiri dari bbrp keluarga yg mapan)................... forum menjadi agak sunyi setelah itu.

Tanggapan dari satu anggota adalah "oh si A (yg superkaya) sudah kirim uang sekian juta" Hmmm haruskah kita menunggu orang paling kaya dikeluarga untuk menolong sodara yg kesusahan? Apakah yang notabene sebenarnya juga mampu hanya menonton saja dan berharap si A yg superduper kaya yg akan turun tangan?

Kemanakah cerita tentang betapa kayanya Si B, betapa tinggi pangkatnya si R atau si Y yg suaminya bergaji kurs Dollar yang juga berada dalam forum tersebut, atau di D yg selalu liburan luar negeri?Selama ini cerita2 tersebut selalu diceritakan (dan direwind berulang2 seperti kaset rusak).

Kembali aku berkata, "tugas keluarga yg mampu untuk membantunya. Berilah dia shelter disala satu rumah gedong keluarga 11 kamar yg saat ini kosong melompong ga dihuni, dia bisa tinggal ditempat layak, dan bantu bersih2"

Dan forum yg notabene terdiri dr para keluarga mampu dan (katanya) kaya tersebut kembali sunyi....................Dan satu orang tersenyum kecut.

Kembali seorang mencoba berkata "ya dia anak perceraian, ga terurus". Bukankah dia anak korban perceraian, salah siapa? salah si anak?Jika dia anak korban perceraian apakah dia tidak layak mendapatkan pertolongan?

Seorang lagi berkata "selama ini dia tertutup, mana tahu klo kesusahan". Mana donk silaturrahminya, pernahkan berkunjung melihat kondisinya? Tentu saja dia tertutup krn MALU, MINDER dgn keluarga lainnya yg (sangat) mampu. Mungkin mau minta tolong juga sangat malu.

.................................

Dan kemanakah cerita tentang betapa kayanya anggota forum tersebut , betapa besar gaji suaminya, betapa tinggi pangkatnya, betapa terhormatnya mereka?

Sungguh tiada arti kekayaan dan kehormatan setinggi apapun, jika saudara sendiri saja masih kelaparan.Menurutku berarti dalam arti sesungguhnya, Sekaya apapun, jika keluarga sendiri masih ada yg kelaparan, maka seseorang itu tidaklah kaya, dan tidaklah terhormat.

No comments: