Hueeeeeeeeee akhirnya kebanjiran juga. Setelah minggu kemarin sport jantung atas karena hujan lebat berhari hari dan sungai di klapa gading meluap, lega banjir ga masuk rumah. Kemudian beberapa hari panas, tiada hujan, dan selokan selokan pun telah kering.
Weekend kemarin pun adem ayem. Minggu tgl 18 Januari kemarinpun dilewati dengan tenang, dan tengah malam kami masih sempat mengikuti perkembangan kebakaran di Pertamina Plumpang di TV, dan asapnya pun dapat kami lihat dari tempat jemuran di atas. beberapa wargapun sempat keluar rumah.Lpkasi plumpang sekitar 5-7 kilo dr kompleks kami.
Hujan pun turun mulai jam 2:00 pagi, semua terlelap. Mama terbangun jam 4 pagi, dan mengangkat Dzaki yg suka menggelinding di lantai saat tidur. Mama ke kamar mandi, ternyata di tempat wudhu dan cuci depan kamar mansi sudah tergenang air hitam. Mama langsung melihat keluar jendela, Ya Tuhan, jalanan depan rumah banjir, dan hujan deras sekali. Khawatir karena ketinggian air sudah mencapai tepian teras, mama langsung membangunkan papa dan suster. Kami segera mengangkat barang2 yg masih ada di permukaan lantai, sepatu2, kasur kecil Dzaki di lantai, kulkas dll.
Ternyata benar, tidak sampai 10 menit kemudian air hitam mulai menerobos celah pintu ruang tamu. Hujan deras, dan warga masih lelap. Ada satpam lewat dan berusaha membangunkan warga sekitar. Mama dan Papa juga berusaha membantu menngedor pintu rumah pak RT disebelah. Papa segera menyelamatkan mobil ke tempat lebih tinggi. Warga yg mulai bangunpun segera memindahkan kendaraan mereka.
Saat Adzan subuh, air setinggi mata kaki sudah merata di seluruh rumah. Hanya dapur yg letak ubinnya lebih tinggi yang masih kering. Untung Dzaki masih lelap setelah begadang sampai jam 1 malam. Hujan sudah berhenti. Kami langsung menyeroki air keluar.
Jam 6:30 air sudah terserok keluar. Mama mulai memasak, dan yg lain bersih2 rumah.Dzaki masih lelap boboknya. Untung lah, karena dengan demikian kami bisa bersih bersih dengan tenang.
Air di jalanan masih tinggi, bahkan di rumah tetangga yg terletak di lokasi yg lebih rendah, masih tergenang air.
Dzaki bangun jam 11 siang, saat itu rumah sudah bersih, walau jalanan depan masih tergenang. Mama kena encok pegel linu (sudah lama ga kerja fisik nih).Maka kami bergantian tidur dan menjaga Dzaki.
Sore itu beberapa anak warga yg rumahnya masih belum beres main kerumah, saat orangtua mereka beres beres rumah dan istirahat. Dzaki senang dan senyum senyum melihat mereka datang dan bermain. Jalanan masih tergenang jadi Dzaki tidak bisa jalan jalan sore (uggh Dzaki suka banget main becek becek)
Kami bersyukur banjir tidak terlalu lama dirumah, namun rumah nenek kota 10 menit dari tempat kami masih banjir selutut dan baru surut menjelang sore. Untuk kesana tidak memungkinkan krn jalurnya ditutup krn air setinggi paha.
Untung sebelumnya mama bikin donat dan klepon yang banyak, hehe lumayan menghibur diri saat kerja keras menguras air di rumah.
Wednesday, January 21, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Kebayang deh repotnyaaa....Mudah2an ini yang terkhir ya mba'...
Btw, kepon ma donat masih ada?hehehe...
ayok ayok kopdar, ntar kucoba bikinkan yg gluten free. Klepon jg gluten free kan?
Post a Comment